Vincentia || 14

70 9 0
                                    

Saat keluar rumah, Tia melihat mobil hitam yang tak jauh dari jangkauannya. Kemudian, ia langsung berjalan menghampiri mobil tersebut.

"Dah, lo, siapin semuanya? " Tanya Tia, kepada seorang laki laki yang ada didalam mobil tersebut, dan duduk dibelakang, dan melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Udah." Jawab si laki laki.

"Aman lo, keluar? " Tanya seorang perempuan, yang duduk disamping kemudi mobil.

"Aman."

Dalam setengah jam saja mereka, sudah sampai ditempat tujuan, dan sekarang mereka sudah berada didepan sebuah bangunan yang sudah usang dan tidak berpenghuni.

Dan didepan bangunan itu, ada seorang cewek, yang sepertinya sudah menunggu dari tadi. "Akhirnya dateng, ngapain lo nyuruh gue kesini?"

"Vana, nama yang bagus tapi kelakuannya kayak jalang. " Ucap Tia.

"Tentunya, buat bikin lo sadar. " Ucap Seorang perempuan yang tadi bersama Tia saat dimobil.

"Nadine, Kenzo, kenapa ada disini, bukannya Kenzo itu temennya Revan?"

"Lo, gak perlu tahu tentang itu. " Jawab laki-laki tersebut, yang ternyata adalah Kenzo.

"Kenapa lo ngebully terus, gak kesel emangnya. " Sekarang Tia sudah berada didepan Vana, dan sengaja menyayat lengannya dengan pisau lipat yang selalu ia bawa kemana mana.

"Berani ya lo, ngelukain gue! " Vana tidak terima, ia mengeluarkan pisau kecil dari saku jaketnya, hendak menikam Tia, tapi meleset.

"Ups! Gak kena. "

"Dan gue juga tahu lo seorang jalang ditempat haram itu, kenapa lo lakuin hal gak berguna itu? "

"Suka suka gue lah, apa urusannya sama lo! "

Slepp!

"Sial."

Darah mengalir dari perut Tia, Nadine dan Kenzo menghampiri Tia dalam keadaan khawatir.

"Lo udah dibaikin malah ngelunjak!" Marah Nadine, dan langsung menikam Vana didaerah jantung menggunakan pisau yang ia rakit sendiri.

Dalam sekejap Vana sudah meninggal ditempat, Nadine menelepon seseorang untuk mengurus mayatnya. "Lo gak papa kan, Ti, Kenzo, kenapa lo gak bawa dia ke RS, sih. " Nadine marah kepada Kenzo, tak kunjung membawa Tia kerumah sakit.

"Tenang, Din, gue gak papa, palingan diperban, luka nya juga gak dalem,nanti juga udah baik lagi, gue kan strong. " Ucap Tia santai dan juga menampilkan senyumannya.

"Tapi gue yang obatin, pokoknya. "

"Iya.Ayo, kerumah gue, udah hampir jam 3 pagi. "

"Ayok dah, tapi entar kalo Revan tau gimana? , lo mau jawab apa? " Tanya Kenzo.

"Ya gue abis masak, terus ada pisau dimeja arahnya ke gue, terus gue luka deh. "

"Pinternya, anak bapak ini, bangga bapak sama kamu. "

"Dih."

-------

Setelah itu mereka menuju rumah Tia dan Revan tempati. Setelah keluar dari bangunan itu, tak sadar ada
Seseorang yang mengawasi mereka bertiga sejak mereka berangkat dari rumah Tia.

Dalam waktu setengah jam, mereka sudah sampai dirumah Tia. Mereka langsung masuk dan menuju ruang tamu. "Dimana lo taruh P3k nya? " Tanya Nadine.

"Diatas kulkas. "

Nadine menuju dapur untuk mengambil kotak P3K, setelah mengambilnya ia lansung berlari menuju ruang tamu.

Kenzo sudah pulang, setelah mengantar Tia dan Nadine.
Nadine melingkap baju Tia sampai perut saja, dan mengoleskan obat ke luka Tia, setelah itu ia memperban daerah luka yang ada diperut Tia.

"Loh, kok Nadine ada disini? " Tanya Revan sambil menuruni tangga.

Dengan cepat, Tia menutupi perutnya dan Nadine menyembunyikan kotak p3k. "Ketemu disupermarket, terus sekalian mampir. " Jawab Nadine, dan Revan hanya ber oh saja.

"Tumben bangun pagi. "Tia.

"Kan nanti ada perkemahan. "

"Oh ya, Astaghfirullah! Gue lupa. "

Tia berlari menaiki tangga, dengan buru buru, seolah lupa dengan luka yang ada di perutnya.

"Yaudah gue pulang dulu. " Nadine pamit kepada Revan.

"Eh, kok ada p3k? "

"Tadi gue ambil minyak kayu putih. "

Usai mengantar Nadine kedepan rumah, ia berjalan menaiki tangga,ikut beberes juga, untuk perkemahan nanti.

"Semuanya udah gue siapin, cek aja punya lo, kalau masih ada yang kurang. "

"Oke, makasih. "

"Ga perlu makasih, ini udah kewajiban gue sebagai istri. "

"Enak ya ternyata punya istri. " Ia menuju lemar, mengambil pakaiannya untuk mandi.

"Enak nya sih lo, gue gak. " Ucap Tia sebelum Revan masuk ke kamar mandi.

"Yang penting gue enak." Ia tertawa menggelegar didalam kamar mandi.

Tua sudah selesai membereskan keperluan untuk perkemahan, ia lebih memilih bermain HP dulu sembari menunggu Revan selesai mandi.

Sepuluh menit berlalu, Revan sudah keluar dari kamar mandi dengan kaos hitam dan kemeja biru sebagai rompi dan juga celana jeans hitam.

Setelah itu Tia masuk ke kamar mandi dan membawa beberapa pakaian.

Dapur. Mereka berdua sedang berada didapur,Revan duduk dimeja makan dan Tia yang sedang memasak. "Lo masak apa? "

"Masak yang simple aja, gue masak sup ayam sama udang goreng tepung."

Dengan lihai Tia sudah memasak dan menyiapkan makanan nya diatas meja makan, dan disusul membawa sebakul nasi.

"Selamat makan. " Ucap Tia seusai menyajikan makanan diatas piring Revan dan juga ia sendiri.

Mereka makan dengan hening, karena jika ada yang bicara, maka dianggap tidak sopan. 10 menit berlalu mereka sudah selesai makan, Tia membereskan semua piring yang kotor dan makanan yang masih tersisa dimasukan kedalam kulkas.

"Biar bi Ina yang beresin nanti. " Ucap Revan. Mereka berdua mempunyai asisten rumah tangga yang hanya membereskan rumah saja, dan datang pada siang hari.

Setelah itu mereka segera berangkat menuju sekolah, untuk persiapan menuju kota Bandung, tempat perkemahan itu dilaksanakan.

ㅁㅁㅁㅁ

Jangan lupa vote and coment guys, jangan jadi silent readers ya..
Spam komen, dan vote terus ya, biar author semangat nulisnya 😊

#Seeyounextpart



Vincentia (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang