Vincentia||20

57 10 1
                                    

"Van, cepetan woy! Make up gue keburu luntur nih!"teriak Tia dari bawah tangga.

"Bentar anjir, baru 5 menit gue udah diteriakin! " Balasnya berteriak.

"Makanya cepetan, kalau nggak gue kesana sendiri aja deh. "

"Ets.. Mau kemana? gue udah selesai. "

Usai itu mereka berjalan keluar dan menaiki mobil dan melaju dengan kecepatan rata-rata.

"Berhenti disitu, gue mau beli roti isi." Revan mengangguk dan meminggirkan mobilnya dipinggir jalan.

"Pak beli roti isinya 10 ya. "

"Iya mbk, ditunggu sebentar ya. "

Tak lama kemudian roti isi jadi, Tia menerima sekantong roti isi, dan memberikan uangnya kepada si penjual.

"Yuk, sekarang. "

"Hadeh, berasa kayak supir pribadi gue. " Revan mengelus dadanya dan segera melajukan mobilnya kerumah orang tua Tia.

Memang tidak jauh jarak rumh mereka berdua dan rumah orang Tua Tia, sehingga tidak sampai setengah jam mereka sudah sampai di rumah orang tua Tia, dan didepan banyak motor dan mobil terparkir didepan rumah.

"Assalamu'alaikum, Tia yang cantik ples imut datang, mana sambutannya." Seperti biasa,sebelum masuk rumah ia selalu begitu.

"Selamat datang dirumah Tianjing! " Seorang laki laki berlari menghampiri Tia.

"Darimana aja lo baru nongol sekarang. "

"Abis dari laut gue nyari telur ayam, tapi kok gak ketemu ya? "

"Njir, ga nyambung lo Bar. "

"Bang Gara, Bintang, Zey gue kangen sama lo semua. " Tia berlari menuju ketiga abang sepupu nya.

"Nggak, jangan cium kita. " Serempak ketiga abangnya dengan nada dingin.

"Yah, abang GR banget sih."

"Sini duduk samping gue. " Ucap Zey.

Tia menurut dan duduk disamping Zey. "Van duduk situ. "

"Bro, sini duduk sama gue. " Ucap Bara.

Revan mengikuti Bara duduk disamping nya.

"Siapa dia? " Tanya Zey.

"Lah, abang belum tahu dia kan suami aku, bang Devan belum kasih tahu? "

"Astaga! Lo udah nikah, kita aja masih jomblo. " Sahut Bintang.

"Hey salah kali lo, gue sama Bara udah punya ye. " Balas Gara.

Setelah itu Tia menyuruh Revan berkenalan terlebih dahulu kepada para sepupu nya. Usai berkenalan, mereka berbincang bincang dan mulai akrab, terlebih kepada Gara dan Bara.

Suara pintu utama terbuka, menampilkan Devan yang membawa sekantong besar makanan yang pastinya buat semua orang.

"Weh, yang kita tunggu dateng juga, kenapa lo nggak beritahu kita kalo Tia udah nikah. " Sergap Bara.

"Lah iya, gak diundang lagi kita kita, parah lo, Dev. " Sahut Bintang.

"Dadakan anjir, gue aja belom ketemu pacar, dia udah nikah aja. " Balas Devan.

"Zey bantuin gue didapur. " Ujar Devan.

Zey mengangguk tanpa berkata sepatah kata apapun. Memang Zey itu paling dingin diantara adiknya dan semua sepupunya.

"Mau gue buatin air anget biar nggak dingin amat? " Sindir Gara, yang merasa dari tadi, abangnya ini hanya diam saja.

"Ada yang merasa nggak sih ini? " Bara ikut ikutan.

"Mumpung ada lo Van,ayo ikut gue main ps."

"Yang kalah harus pake bando nya Tia. " Ucap Revan.

"Oke setuju, Gara lo harus ikut juga." Ujar Bara.

"Oke, gue harap kalian kalah. "Balas Gara.

Setelah itu mereka bertiga menaiki tangga menuju ruangan.

"Bang ayo balapan motor, gue gabut nih, semua pada ngilang."

"Kalo gue menang lo beliin gue ultramilk 3 kerdus yang Vanila sama coklat 1 kerdus. "

"Oke, kalo lo kalah turutin mau gue. " Balas Bintang.

"Okeh, siap siap aja kalah. "

****
Saatnya makan malam semua orang berada di meja makan. "Hahahahahaha, Bar itu bando gue, napa lo pake. " Tawa Tia, sampai memegangi perutnya.

"Lo sendiri yang buat taruhan, malah lo yang kalah, hahahaha. " Ucap Revan.

"Untung gue juga nggak kalah." Balas Gara.

Semua orang tertawa melihat Bara yang memakai bando kucing berwarna coklat campur ungu, tapi,Zey hanya tersenyum tipis.

"Vin, lo nggak lupa kan, kalo gue menang tadi. " Ucap Bintang disela pembicaraan.

"Emangnya habis menang apa? " Tanya Devan.

"Jadi tuh gue balapan motor sama Tia, terus gue menang. "

"Yaudah apa sih, mau lo? "

"Lo cium Bara sama Zey. " Ucap Bintang.

"Sekarang? "

"Ya sekarang lah, masa tahun depan. "

Tia menatap Revan,sedangkan yang ditatap hanya menganggukan kepala nya.

"Aneh banget sih lo, pake acara cium gue lagi. "

"Bodoamat, gue yang menang. "

Tia berdiri dari kursinya dan berjalan menuju Bara terlebih dahulu dan mencium pipi Bara.

"Gue harus cuci muka nih, minyak banget muka lo. "

"Enak aja, gue pake Skincare yah, ga bakal berminyak. "

Setelah itu Tia berganti mencium pipi Zey yang duduk disamping Bara. Zey tidak bereaksi heboh seperti Bara, tapi ia membalas mencium pipi Tia.

"Ada hati panas nggak sih disini Bar?" Tanya Gara.

"Kayaknya disamping gue deh. "

"Gue mau bicara sama lo bentar dikamar gue. " Ujar Zey.

"Van, gue ikut bang Zey dulu, lo ke kamar dulu aja ga papa. " Ucap Tia.

"Yah."

Zey berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan ke kamarnya dengan merangkul bahu Tia.

"Gue bawain lo jaket buat lo sama Nadine, tapi nggak tahu pas nggak buat lo. " Zey membongkar kpernya dan mengeluarkan sebuah 2 jaket kulit berwarna hitam dan 1 jaket panjang berwarna coklat.

"Wahhh, makasih bang Zey, emang the best deh. "

"Nah yang hitam ini bisa buat couple sama Nadine. "

"Berarti ini buat gue ya? , makasih bang Zey. "

"Iyaaa. Sana tidur, dah malem. "

"Iya Bang, Tia bakal jaga baik baik, tapi kayaknya yang coklat kebesaran deh bang, gue kasih Revan ya."

"Iya."

Setelah menutup pintu, Tia berjalan menuju kamarnya yang berada disamping kamarnya Zey.

"Udah Selesai? "

ㅁㅁㅁㅁ

Buat silent readers jangan pantengin terus, hargai authornya . Hanya dengan vote dan komen nggak akan buat kuota kalain habis kok, oke?

Kalau mau visualnya Zey, Bintang, Gara, sama Bara, harap spam komen sebanyak banyak nya!
Karena peran mereka penting nantinya, terimakasih

#Seeyounextpart🌫

Vincentia (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang