chapter 17

118 34 1
                                    

"KYAAA....kise apa itu benar, apa kau punya bukti, kyaaa aku ingin melihat dai-chan merawat kagamin yang sakit, kyaaa bagaimana bisa aku melewatkan hal ini"teriak momoi menjerit jerit ria dengan hidung berdarah membayangkan aomin yang menyuapi dan memberikan obat demam dari mulut ke mulut pada kagami yang sakit dan tak berdaya
"bukan hanya kau satsuki-chan, aku juga tidak tau tentang hal ini, sepertinya aku harus merekrut informan baru"ujar riko dengan mimic wajah serius

"sudah cukup kalian semua, mau sampai kapan kalian mengoceh sendiri, kalau mau bergosip lakukan di luar kelas, kise lanjutkan ceritamu"ucap kagetora sambil memasukan popcorn yang di genggamannya kedalam mulutnya, siswa siswi yang sendari tadi heboh sendiri pada akhirnya diam secara serempak dan mulai bertanya Tanya darimana sensei mereka mendapatkan popcorn dan cola yang dimakannya
===≠==============================
back to story

"DAI-CHAN TUNANGANMU YANG CANTIK ADA DI SINI"teriak seorang wanita cantik berambut pink bernama momoi satsuki yang dengan seenak jidat mulai menendang pintu kamar sang pangeran galau dengan kekuatan berlebih sehingga membuat sang pintu menabrak dinding dengan tabrakan yang cukup hebat, akibatnya dinding yang tadinya kokoh karena memakai semen tiga roba mulai menunjukan tanda tanda kerapuhan seperti hati sang pangeran, dan nona muda yang mengaku sebagai tunangan sang pangeran langsung mendobrak pintu malang itu tanpa bertanya atau permisi dulu pada sang pintu sungguh sopan sekali gadis ini

"Berisik satsuki, apa kau tidak tau sekarang aku sedang berfikir"bentak aomin pada gadis yang masih berdiri di ambang pintu kamarnya

"memangnya dai-chan sedang memikirkan apa"Tanya momoi penasaran berjalan mendekati pria yang sendari tadi sibuk mondar mandir seperti setrika rusak

"aku sedang memikirkan teman yang aku temui beberapa minggu yang lalu, aku mengundangnya kepestaku, tapi aku tidak tau apakah dia akan datang atau tidak, meskipun aku akan mengerti kalau dia sibuk atau orang tua tirinya melarangnya datang, tapi tetap saja aku ingin dia datang"jawab aomin jujur sejujur jujurnya

"oh, maksudmu dai-chan khawatir tidak bisa berdansa dengan naksir barumu nanti di pesta "Tanya momoi dengan ekspresi polos plus nada menggoda, aomin yang ditanyai seperti itu oleh tunangannya plus teman masa kecilnya hanya bisa memerah dan menundukan kepalanya karena malu

"dia bukan naksirku satsuki, dia teman baruku"jawab aomin memalingkan pandangannya kemanapun selain wajah teman pinknya

"kau tau dai-chan,kau tidak perlu menyembunyikan naksirmu dariku, lagipula ayah dan ibumu sudah bilang semuanya padaku dan orang tuaku, jadi kau tidak perlu sekawatir itu padaku, lagi pula aku juga tidak pernah menganggap serius pertunangan kita, karena dari dulu aku selalu menganggapmu seperti seorang adik kecil"ucap momoi enteng, seperti seorang wanita paruh baya yang sedang membicarakan perkiraan cuaca pada tetangganya

"tunggu, apa yang dilakukan orangtuaku?apa yang sebenarnya kau bicarakan"Tanya aomin panic kalau – kalau dia ketauan naksir orang lain ketika dia jelas jelas sudah memiliki tunangan

"ayahmu beberapa hari yang lalu datang kerumahku, dan meminta pertemuan pribadi denganku dan ayahku. ketika ayahku bertanya apa kira kira yang ingin dibicarakan oleh ayahmu, ayahmu dengan wajah datar mengatakan'anaku sedang jatuh cinta pada orang lain, perjodohan diantara anakku dan anakmu tidak akan berhasil' singkatnya seperti itu"jawab momoi, aomin yang tidak menyangka bahwa ayahnya berhasil menebak perasaannya sekaligus bergerak cepat untuk memudahkan aomin untuk mengejar orang yang disukainya, merasa sangat kagum sekaligus heran, karena menurutnya ayahnya tidak bertingkah seperti biasanya, karena setaunya ayahnya tidak pernah terlalu ikut campur dalam kehidupan sehari hari ataupun kehidupan asmara aomin, biasanya hanya ibunya lah yang biasa membantu aomin, kalau aomin merasa sedih, gundah gulana ataupun kesulitan. sepertinya aomin perlu merevisi tingkat kasih sayang ayahnya pada dirinya, hanya ada satu yang aomin sesalkan tentang ayahnya, kenapa dia memutuskan pertunangan aomin dengan wajah datar plus to the poin seperti dia sudah tau kalau pertunangan aomin dan momoi tidak akan bertahan lama, 'apa dia sudah meramalkannya'pikir aomin dalam hati

tsunderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang