Jadi dengan secepat kilat kagami memasuki kereta kudanya, dan kemudian melaju kencang menuju gerbang istana sebelum waktu yang ditentukan tiba. Sementara aomine sang pangeran patah hati kini hanya bisa termenung menatap kepergian sang pujaan hati dengan hanya seekor sepatu yang menemani.
"Aku pasti akan membawamu kembali ke istanaku lagi kagami~san. Dan ketika itu terjadi, aku tidak akan membiarkanmu keluar dari istana lagi" Gumam aomine
=============================================================================
One month later
suatu hari di tempat yang jauh di mata tapi dekat di hati atau lebih tepatnya di suatu halaman rumah yang indah dan juga luas, terlihat sesosok pemuda kutilang alias kurus tinggi dan langsing berambut merah sedang yang Menjemur pakaian yang baru saja selesai dicucinya, tak lupa pemuda itupun mendongak ke arah langit yang sungguh cerah dengan mimik wajah yang sungguh melankolis seraya berkata
"Sungguh hari yang cerah, sampai sampai membuat mataku buta karena intensitasnya" Ucap kagami entah kepada siapa sambil melihat kearah matahari yang bersinar dengan cerah ceria di atas kepalanya, sebelum kemudian kembali masuk ke dalam rumah untuk menyiapkan semua bahan makanan yang akan di buatnya, untuk ibu berserta dua saudara tirinya
"Semangat kagami, semakin cepat kau memulai semakin cepat juga kau selesai" Ucap kagami mencoba menyemangati dirinya sendiri, setelah beberapa saat kagami memulai acara masak memasaknya, sebelum tiba tiba dia mendengar sebuah ketukan keras yang sepertinya berasal dari pintu depan rumahnya. Sebelum kemudian terdengar suara gemricing kunci pintu depan terbuka entah oleh siapa yang sungguh tidak mau kagami pedulikan
"Lebih cepat aku memasak, lebih cepat pula aku bisa beristirahat" Gumam kagami, sampai tanpa sadar kagamipun kembali terhanyut oleh kegiatan masak memasaknya
Kagami yang saat itu tengah asik meniup selonsong bambu untuk menyalakan kembali hati yang sempat padam, salah deng maksudnya tungku yang sedang digunakan kagami untuk menyiapkan makanan, dikagetkan oleh teriakan salah satu saudara tirinya yang gender nya patut dipertanyakan, sebelum kemudian diam mematung bak tersambar petir di siang bolong ketika saudaranya yang bernama mibuchi reo itu meneriakkan bahwa ada utusan istana kerjaan ke tempat tinggal mereka.
Kagami yang merasa malu dengan pakaian serta wajahnya yang di tutupi oleh abu, akhirnya menyembunyikan dirinya, tapi karena kagami orangnya kepo, jadi dia sembunyi nya di belakang pintu aja, jadi masih bisa curi curi dengar tentang apa tujuan utusan istana datang ke rumah sederhana mereka.
Dan alangkah kagetnya kagami ternyata yang datang ke rumahnya bukanlah seorang utusan istana sama sekali melainkan sang raja merah itu sendiri siapa lagi kalau bukan akashi sang raja tiran tapi tampan sekali
"Yang mulia raja, suatu kehormatan seorang raja seperti anda berkenan untuk mengun_"
"Cukup,dimana taiga" Ucap akashi, to the point
Belum selesai ibu tiri kagami (baca:miyaji) berucap, akashi sang raja merah dengan entengnya memotong sanjungan yang akan dilontarkan sang ibu tiri dengan menanyakan keberadaanya yang sungguh mengejutkan jantung kagami
"Taiga? Disini tidak ada orang yang bernama taiga, memangnya kejahatan apa yang orang bernama taiga ini lakukan sehingga yang mulia_"belum selesai miyaji berbicara akashi dengan santainya kembali memotong perkataannya
"Jika kau tidak segera membawa kagami taiga kehadapan ku sekarang juga, maka jangan salahkan aku jika aku memerintahkan para pengawal ku untuk memasukan keluargamu serta kerabat kerabat mu ke penjara bawah tanah milikku, dan kau tau sendiri bagaimana reputasi penjara bawah tanah ku bukan"ancam akashi seraya menatap tajam pada miyaji serta saudara saudara tirinya yang kini tengah berdiri di samping ibu mereka

KAMU SEDANG MEMBACA
tsunderella
Humorsuatu hari kise mendapat tugas mengarang cerita, dan kise pun mengambil refrensi dari cerita cinderella yang berakhir tidak seperti kisah cinderella sama sekali, apa sebenarnya cerita yang kise buat cast: kise sang pendongeng nista kagami sang tsund...