chapter 23

112 26 0
                                    

"siapapun yang masih mau hidup lama, lebih baik diam dan tutup mulutmu"ancam kagami disertai dengan aura aura hitam plus ekspresi wajah angker, yang sukses membuat seisi kelas yang tadinya ingin menggodanya bungkam seketika kecuali kagetora

"kise kenapa kau diam, cepat lanjutkan ceritamu"ucap kagetora sambil melihat lihat keadaan semua muridnya yang diam membatu karena ancaman kagami

"i...iya p..pak"

===============================
Sementara itu di tempat lain

"Siapa pemuda berambut merah itu, sepertinya dia sangat dekat dengan keluarga kerajaan" Tanya seorang pemuda berambut hitam, bergender meragukan, tetapi dengan tingkat kealayan yang tidak perlu diragukan siapa lagi kalau bukan mibuchi reo saudara tiri paling alay milik  kagami

"Tidak tau, ibu belum pernah melihat pemuda itu sebelumnya" Jawab sang ibu miyaji sambil menatap kagami dengan intensitas yang bisa membuat bulu kuduk beridiri, sedangkan kagami yang saat ini tengah mengobrol dengan midorima sang calon ibu mertua tiba tiba bergidik dan merasa ketakutan tanpa alasan

"Bukannya itu kagachin" Ucap si titan ungu kelas dua meter bernama murasakibara, yang saat ini sibuk ngemil setiap makanan yang disediakan di meja prasmanan

"Tidak mungkin, kagami tidak mungkin bisa datang kesini, rumah kita kan jauh dari istana, ditambah kagami kan tidak punya pakaian bagus, sementara lihatlah pakaian yang dipakai pemuda itu, sangat mewah dan trendi, tidak mungkin kagami bisa membeli pakaian seperti itu"jawab mibuchi menatap tajam pada pemuda berambut merah yang kini tengah duduk di antara sang ratu dan wanita bangsawan cantik betambut pink

" Hmmm, terserah kalau tidak percaya"gumam murasakibara kembali melanjutkan acara ngemilnya yang sempat tertunda

"Tidak penting siapa pemuda itu, yang penting adalah kalian harus bisa menarik hati pangeran aomine agar dia mau mempersunting salah satu dari kalian" Ucap sang ibu menatap kedua anaknya, meskipun seharusnya miyaji tidak pernah memikirkan ini hanya saja dia teradang berpikir kalau kedua anaknya ini tipe orang yang madesu alias memiliki masa depan suram, dan miyaji sebagai ibu, tentu saja tidak ingin kedua anaknya menjadi orang madesu tidak berguna tipe tipe sampah masyarakat gitu. karena itulah dia berpikir jika kedua anaknya menikahi para bangsawan berpengaruh mungkin masa depan anaknya tidak akan sesuram apa yang terkadang dipikirkannya

"Tapi bagaimana caranya bu" Tanya si sulung reo pada sang ibu sambil memajukan bibirnya dalam pose geli geli manja. (Geli di mata orang orang yang tidak sengaja melihat, sedangkan manja di mata ibunya)

"Ajak pangeran berdansa, lalu goda dia sampai pangeran jatuh cinta pada kalian" jawab miyaji yang langsung di iyakan oleh kedua anaknya. (sebenarnya sih cuma reo saja yang langsung mengiyakan, sementara murasakibara mah engga, murasakibara mah kalo di suruh milih antara ngegoda pangeran sama di suruh ngabisin makanan di seluruh meja prasmanan, dia mah tentu saja akan langsung memilih pilihan kedua, kalo yang ke satu mah sampai kapanpun gak bakalan dia pilih, sorry lah yao, dia mah bukan tipe tipe orang ketiga alias pelakor, dia mah bersih, sebersih piring yang baru di cuci pake sun*i*e. tapi karena berhubung sang ibu terus menerus memelototinya jadi murasakibara terpaksa mengiyakan permintaan sang ibu)

Setelah pesta dimulai, aomine yang tadinya berniat untuk langsung pergi ke sisi kagami dengan niat PDKT, disertai modus tanya tanya kabar,  tiba tiba di hentikan oleh banyaknya pemuda pemudi yang mencoba untuk mengajaknya berdansa

"Maaf, bisakah kalian memberiku jalan, aku harus segera pergi" Ucap aomine mencoba menerobos kerumunan yang seakan ingin menenggelamkannya, yaiyalah orang yang ngerumuninnya aja hampir setengah aula, ditambah aomine tidak pernah belajar caranya berenang melawan arus kerumunan, kalau melawan arus air sih dia mah udah pro

tsunderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang