🧡Apa Yang Kurasa

57 6 0
                                    

Selamat datang di chapter 17

Soundtrack chapter ini
Yang Kurasa||Reza Darmawangsa
🔸️🔹️🔸️

Soundtrack chapter iniYang Kurasa||Reza Darmawangsa🔸️🔹️🔸️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦎🦎🦎

        PAGI cerah menyumbul di balik atap mansion. Ku hirup udara segar yang berhembus di pagi hari. Rasanya begitu segar mengisi paru-paruku. Baru aku sadari selain mansion ini besar dan mewah, ternyata di bagian dalamnya juga terasa sejuk sekali. Saking sejuknya aku sampai bersin tiga kali dan saat aku bersin yang ke empat kalinya, ternyata sudah berdiri Mas Mihun di depanku.

"Hattchihhh!!!"

Dia pun memandang ke arahku dengan mata yang membulat sempurna. Sementara aku dibuat kaget saat melihat pipi sebelah kirinya yang terkena bersinku tadi. Wah, gawat! Bisa-bisa aku diomelin oleh Mas Mihun kalau dia tau.

"M-maaf Tuan, Jamie gak sengaja." Ujarku sambil menundukkan kepala.

Mungkin kali ini aku memang harus diusir dari rumah kali ya?

Satu detik, dua detik, tiga detik. Tidak ada balasan dari Mas Mihun. Sampai akhirnya setelah menunggu cukup lama sebuah ujaran pun keluar dari mulut Mas Mihun. Katanya, "maaf ya? Saya akan memaafkan kamu kalau kamu mau traktir saya hari ini." Putusnya sambil menarik tanganku menuju gerbang depan mansion.

Aku pun hanya bisa pasrah mengiringi langkah panjang Mas Mihun. Bagaimana ini? Mana aku tidak punya uang banyak lagi. Hanya ada 10.000 rupiah di kantong celana ku, itu pun karena tidak sengaja tercuci di kantong celana. Jadi bentukannya lecek-lecek begitu deh.

Tapi kalau tidak ditarktir nanti malah repot. Tau sendiri kan sifat aneh Mas Mihun yang suka kambuh. Nanti yang ada aku disuruh ngelapin tas-tas branded-nya lagi, atau disuruh menangkap cicak di kamar mansion. Kan repot.

Akhirnya aku pun mempercepat langkahku menuju mobil Mas Mihun. Barulah sesudah aku dan dia masuk ke mobil, dia segera melajukan mobil menuju sebuh pusat perbelanjaan yang mewah. Duh, mati aku!

Padahal aku cuma punya uang 10.000 rupiah saja di kantong celana, tapi diajaknya ke pusat perbelanjaan semewah ini. Bagaimana kalau nanti Mas Mihun sengaja meminta aku belikan barang-barang mahal? Tau begini tadinya aku meminjam uang dulu sama Mas Mail atau Liha saja tadi.

"Jamie! Saya mau naik bombom car." Putus Mas Mihun saat kami baru turun dari mobil.

Aku pun mengangguk pasrah seraya berdoa dalam hati, semoga permainan yang dipilih Mas Mihun harganya tidak lebih dari uang 10.000 yang aku bawa. Aku menghentikan langkahku saat kami sudah dihadapkan sebuah pintu kaca yang mempunyai pintu di samping, depan, dan belakangnya.

Mengetahui aku tidak berada di dekatnya, Mas Mihun pun menoleh ke belakang. Dia memberi kode kepadaku supaya terus berjalan mengikutinya. Dengan ragu aku pun mengikuti instruksinya. Mas Mihun memasuki salah satu sudut pada pintu itu. Lalu mendorongnya hingga daun pintu tergeser dan pintu dapat dilewati.

ISTRI JALUR AFIRMASI [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang