🧡Kunjungan Ke Rumah Sakit

53 5 0
                                    

Selamat datang di lapak Istri Jalur Afirmasi!

Ini chapter 22 ya!

Soundtrack chapter ini masih,
Breathe||Lee Hi

Pesan dari author, jangan cepat emosi, karena emosi akan membuat kalian tidak sadar telah menyakiti seseorang. Ingat, penyesalan datang di ending cerita. Jadi, resapi makna breathe, dan bacalah chapter ini.
🔸️🔹️🔸️

🔸️🔹️🔸️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦎🦎🦎

          HARI ini aku harus mengatakannya pada Mas Mihun. Ya! Tidak ada hari lain yang lebih tepat selain hari ini. Karena aku takut lupa lagi dihari lain. Selain itu aku juga tidak mengetahui kapan Mas Mihun punya waktu senggang. Mengingat statusnya yang seorang mahasiswa semester akhir, rasanya dihari-hari ini dia sedang sibuk. Apa itu namanya? Ah! Menyusun skripsi. Itu yang aku dengar dari para mahasiswa yang singgah di kantin ku.

Aku mengetahui status Mas Mihun itu dari jas yang selalu ia kenakan setiap pagi. Lambang di dadanya sama dengan lambang kampus tersohor itu. Makanya, aku sangat yakin dihari inilah kesempatan terakhir ku mengajaknya ke rumah sakit. Karena walau sesombong apapun arwah Nenek tua itu padaku, dia adalah makhluk yang ingin aku berikan kebahagiaan.

Dan di sinilah kebahagiaannya itu berada. Mas Mihun. "Mas! Eh, Tuan Muda!" Hampir saja aku lupa memanggilnya Mas saat berada di depan umum.

Ya, saking niatnya aku mengajak Mas Mihun ke rumah sakit, aku sampai membuntutinya ke kampus. Apa boleh buat? Lagi pula, inilah satu-satunya cara untuk bisa bertanya padanya.

"Kenapa? Memang ada yang ketinggalan?" Tanya Mas Mihun, sambil mengecek isi tasnya.

Aku pun menggeleng lalu berkata, "Jamie ke sini cuma mau nanya, nanti sore bisa gak kita ke rumah sakitnya Nenek Sarina?" Tanyaku, ragu. Akankah Mas Mihun mengiyakan atau malah keberatan?

"Sore ya? gak! Saya sibuk Jamie. Skripsi saya juga belum kelar, kamu malah nambahin beban." Tolak Mas Mihun, membuatku kecewa. Padahal langkahku sudah sejauh ini.

Dia pun buru-buru berlalu meninggalkan ku sendirian tanpa berpamitan. Kelihatannya memang benar saat ini dia tengah disibukkan dengan hal yang menyangkut skripsi. Baiklah, jika aku ingin dicap sebagai Istri yang baik dan pengertian, maka keputusan Mas Mihun tadi harus aku hargai. Mungkin besok-besok dan besoknya lagi dia bisa menemaniku.

Aku pun segera berbalik. Rencananya aku akan pulang saja ke mansion. Menjalani hari-hari membosankan sambil menunggu Mas Mihun pulang dari kuliahnya. Atau, bagaimana kalau aku sendiri yang pergi menemui Nenek Sarina ke rumah sakit? Ah! Kurasa itu akan mengerikan. Tau sendiri kan, Nenek Sarina itu ingin aku datang dengan Mas Mihun. Jika aku datang sendiri, dapat dipastikan aku akan kena omel.

ISTRI JALUR AFIRMASI [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang