[13] Two Weeks

1.8K 239 0
                                    

Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada setelah membuka pintu rumahnya. Sosok yang tak ingin dia lihat kini muncul dengan cengiran khasnya. Zain membawa sebuket bunga mawar dan kotak beludru berwarna merah. Memakai jas hitam dan dasi kupu-kupu. Pria itu juga menyisir rapi rambutnya.

Zehra menatapnya malas. Dadanya bergemuruh diliputi amarah. Dia tak bisa begitu saja memaafkan pria kurang ajar itu. Tak akan mudah.

"Selamat pagi sayang.." Ujarnya menyodorkan barang yang dia bawa. Senyumannya tak lepas dari bibirnya.

Zehra tak menjawab dan tak menerimanya. Zain melipat bibirnya. Mencoba merayu gadisnya. Karena dia tahu gadis itu marah dengannya.

"Aku minta maaf. Aku mengaku salah. Seharusnya aku tak bersikap menyebalkan seperti kemarin. Aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu seharian. Dari pagi sampai malam. Berdua bersamamu saja. Aku-"

Brak.

Pintu berdebam meninggalkan bunyi nyaring. Zehra menutup pintu rumahnya merasa ucapan pria itu tidaklah penting baginya. Dia hanya butuh ketenangan. Bukan barang mewah. Rasa-rasanya jika terus membiarkan pria itu bersikap semena-mena pria itu akan semakin ngelunjak. Sudah habis kesabarannya menghadapi pria itu.

Zain mengeluh kasar. Dia menggedor pintu itu kembali berkali-kali. Tak ada sahutan. Tak dibukakan juga.

"Sayang... tolong buka pintunya. Jangan marah! Aku kan sudah minta maaf. Tolong kembalilah ke pelukanku. Aku merindukanmu sayang."

"Sayang... Sayang..." Panggilnya berkali-kali.

Ceklek.

Zain tersenyum lega. Akhirnya pintu itu terbuka kembali.

Tapi senyumannya seketika lenyap melihat sosok di balik pintu. Josh. Anak laki-laki itu tersenyum kecil. Zain memasang raut wajah cemberut. Bukannya Zehranya malah si kadal pengganggu yang membuka pintunya.

"Selamat pagi kak Zain. Kau sangat berisik pagi-pagi."

Zain berdecih.

"Tolong bujuk kakakmu agar memaafkanku. Aku akan memberimu PS 5. Kau mau?"

Mata Josh seketika berbinar.

"Kau serius?"

Zain mengangguk cepat.

"Ya aku serius."

"Tapi.. aku saja tak bisa membujuk kakakku kalau sedang marah. Jadi, berusahalah lebih keras lagi. Selamat tinggal. Aku pergi sekolah dulu. Bye!" Tuturnya berlari kecil menuju jalan raya.

"Josh.. Josh.. hei!" Panggilnya frustasi.

"Dasar tak berguna!" Serunya kesal.

"Siapa yang tak berguna?"

Pria itu segera balik badan. Meneguk ludahnya kasar. Dia merutuki mulutnya yang tak bisa dikontrol. Tatapan tajam gadis itu seakan ada lesernya yang bisa saja menembus kepalanya.

"Tentu saja.. aku.. aku tak berguna." Celetuknya sedikit canggung.

Zehra mengangguk kecil.

"Memang."

Pria itu kini berubah cemberut.

"Sayang... aku tak serius."

"Tapi, aku serius. Kau memang tak berguna."

"Sayang.." Rengeknya tak terima.

"Simpan hadiahmu. Aku tak butuh semua." Tuturnya melirik sekilas barang ditangan pria itu.

Zain mengeluh pelan. Dia meletakan bunga mawar di meja yang ada di teras. Membuka kotak beludru lalu mengambil isinya.

"Tolong terima ini." Ujarnya dengan tatapan memohon. Memberi The Cullinan Dream. Termasuk kategori cincin termahal di dunia.

CRAZY MAN ✓ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang