"Kau mau kucium?"
Zain mengangguk dengan sorot mata berbinar-binar.
"Lain kali saja, aku harus segera masuk."
"Lain kali?" Tanyanya terdengar kecewa.
"Apa kau akan menjadi penasaran?"
"Tidak! Bukan penasaran, tapi aku hanya ingin kau cium dengan dengan penuh kasih sayang dan cinta," ujarnya polos seperti anak kecil.
"Maka kau harus menunggu sampai waktu yang tidak terhitung, mungkin 100 tahun lagi."
"Aku tidak perduli," tukasnya singkat.
Gadis itu memutar bola matanya malas memilih mengakhiri obrolannya. Bicara dengan pria bebal itu seperti jurang 'tak berdasar'.
"Aku harus masuk sekarang," pungkasnya sembari membuka pintu mobil.
"Kau bisa bekerja di tempatku dengan gaji yang sangat tinggi," tawarnya memegang sebelah tangan Zehra mencari kesempatan sebelum berpisah.
Gadis itu menarik sudut bibirnya tipis.
"Walaupun aku tidak melakukan apapun kau juga akan memberiku uang, jadi untuk apa aku bekerja denganmu?" Ujarnya dengan nada menyindir.
Zain tertawa renyah memegang tengkuknya salah tingkah.
"Kau benar, kau tahu kenapa? Karena aku merasa memiliki kewajiban untuk membahagiakanmu walaupun harus menghabiskan seluruh hartaku. Aku rela," ujarnya sambil menatap lurus ke arah netra yang berhasil menggetarkan jiwanya.
Gadis itu mengerjapkan matanya mendengar ucapan pria itu yang terdengar penuh arti.
"Baiklah terserahmu saja pembual ulung! Aku sudah terlambat 5 detik gara-gara kau!" Tukasnya sinis.
Zain mencebik keras lalu mengerucutkan bibirnya.
"Aku bukan pembual!"
Gadis itu melengos keluar tak menanggapi ucapan Zain.
"Bye, sayang, I love you," teriak Zain bertepatan pintu mobilnya ditutup dari luar oleh gadis itu.
Zain memangku dagu memperhatikan gadis pujaannya masuk tertelan pintu Rumah Sakit Hewan Peliharaan itu.
"Aku rela gila demi dirimu," pikirnya.
***
"Hai sayang!" Sapa Zain memasukan tangannya ke saku celananya.
Zain sudah mengganti pakaiannya, memakai kacamata hitam, pakaian baru yang jelas mahal, dan mobil mahal milik kakaknya (William), supaya gadis itu terpesona. Dia berniat ingin membuat gadis itu mencintainya supaya melupakan perjanjian konyol tempo hari.
"Kenapa menjemputku?"
"Memangnya tidak boleh? Aku mau membawamu ke suatu tempat," ucapnya bersemangat.
Zehra meneliti penampilan pria itu yang terlihat mencolok dan berlebihan.
"Kau terlihat..." Ucap gadis itu menahan tawanya.
"Apa?" Zain menyisir rambutnya ke belakang mengedipkan satu matanya ke arah Zehra.
Gadis itu memutar bolanya malas. Tangannya membekap mulutnya menahan tawa yang menggelegar.
Ia berjalan mendekati Zain. Sedikit berjinjit menyamakan tinggi mereka.
Mata Zain tertutup melihat gadis itu sudah di depan matanya. Jantungnya berdegup kencang menanti gadis itu melakukan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY MAN ✓ (COMPLETED)
Historia Corta(Sebagian part di privat follow dulu ya guys) Menceritakan tentang Zain, Si bajingan bodoh, adik dari William Harisson. Pemilik dan penerus perusahaan besar Harrison yang terjebak dalam pesona gadis keturunan Turki. Rela mengejar gadis cantik yang...