[15] Lose You

1.9K 242 6
                                    

Hari ini adalah hari ke empat belas. Tepat dua minggu mereka menjauh secara fisik. Semakin meyakinkan perasaan yang tumbuh di dalam hati pria itu.

Dengan senyuman yang mengembang dan hati membuncah bahagia. Dia bergegas memakirkan mobilnya di pekarangan rumah kekasihnya.

Membawa kotak beludru dan sebuket bunga mawar. Merapikan sedikit penampilannya. Lalu berjalan dengan langkah tegas menuju teras rumah kekasihnya. Yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Dia mengetuk pintu rumah itu berkali-kali.

"Zehra sayang... I'm coming!"

"Zehra sayang... Calon suamimu datang."

Tak ada jawaban. Zain menyercitkan dahinya.

"Zehra? Kau di dalam?"

Hanya ada suara deru mesin yang lewat terdengar hilir mudik.

"Zehra sayang!" Panggilnya sambil mengetuk pintu lagi.

Tok. Tok. Tok.

"Josh?" Serunya lagi.

Berkali-kali dia mengetuk pintu tapi tak sahutan. Lantas memutuskan untuk menghubungi nomor kekasihnya saja.

Nomornya tak aktif.

Apa yang terjadi sebenarnya?

Dia kembali mencoba menghubungi nomor kekasihnya lagi. Masih tak aktif. Dia menghembuskan nafasnya kasar. Mungkin gadisnya belum pulang kerja.

Tapi kenapa nomornya tak aktif? Ah! Mungkin memang Zehra mematikan ponselnya.

Zain bergegas memasuki mobilnya. Membanting setir menuju rumah sakit hewan tempat bekerja gadis itu.

Sesampainya di tempat itu. Zain bergegas memasuki Rumah Sakit Hewan itu. Menelusuri lorong tempat kerja kekasihnya yang kecil untuk ukuran Rumah Sakit pada umumnya.

Zain melirik sekilas orang-orang yang berlalu lalang membawa hewan peliharaannya. Kebanyakan adalah hewan anjing. Ada anjing husky, buldog dan pudel. Ada juga bermacam-macam kucing. Tapi buka itu poin utamanya. Dia sedang mencari Zehra. Bukan, hewan.

"Guk guk!"

Zain tersentak kaget melihat seekor anjing di samping kakinya. Salah satu kaki bagian kanan depan di perban dengan rapi. Pastilah salah satu pasien Rumah Sakit ini. Anjing yang malang.

"Huss.. pergilah anjing. Aku tak mencarimu. Aku mencari Zehraku." Usirnya mengangkat kaki kanannya tinggi-tinggi. Bukannya dia takut. Tapi geli. Dia benci bulu-bulu segala macam hewan.

"Pergi anjing sialan. Dimana pemilikmu?"

"Husshh.. pergi!"

Anjing itu terus menggonggong. Berlompat-lompat kecil seakan pria itu seorang yang ingin bertindak jahat.

"Harry.. Barry.." Seru seseorang memanggil-manggil anjing pudelnya.

Zain menghembuskan nafasnya lega. Melihat seorang wanita yang memeluk anjing penganggu itu.

"Maaf Tuan. Anjing ini tadi langsung berlari setelah kakinya diobati."

Zain berdecak kecil merasa kesal. Dasar tak becus! Rutuknya dalam hati. Dia melirik sekilas wanita itu. Dilihat dari pakaiannya Zain yakin jika wanita itu seorang dokter. Mungkin salah satu teman Zehranya. Tak ada salahnya untuk bertanya.

"Hei kau! Dimana Zehra?"

"Maaf?" Sahutnya ragu.

"Kau! Siapa lagi kalau bukan kau." Semenjak dia bertemu Zehra dia berubah menjadi pria yang ketus. Tak pernah lagi punya minat untuk berinteraksi dengan perempuan lain selain Zehranya.

Wanita itu menegakkan tubuhnya. Menggendong anjingnya. Zain bergedik ngeri melihat anjing itu menatapnya dengan wajah yang garang.

"Ah. Maksud Anda Zehra Hazan?"

"Ya.. itu kekasihku. Dimana dia?"

"Ah.. dia kekasih Anda?"

"Tentu saja. Dia kekasihku sekaligus calon istriku. Katakan dimana dia?"

"Dia sudah tak bekerja disini sejak dua hari yang lalu."

Zain menjatuhkan rahangnya. Nafasnya tercekat. Kekasihnya mengundurkan diri? Really?

"Apa?"

"Dia mengundurkan diri secara tiba-tiba. Saya tidak tahu alasannya. Tapi, sebelum dia pergi. Dia mengatakan jika ada seorang pria yang mencari dia. Bilang 'untuk jangan menemuinya lagi. Hubungan kita hanya sampai disini'."

"A-apa?"

***

Zain memandang kosong rumah tanpa cahaya yang dulu ditinggali kekasihnya. Berharap jika Zehra akan kembali kesini dan menjelaskan alasan gadis itu pergi tanpa pamit.

"Zehra... Kau dimana?" Rintihnya merasa badannya lemas. Jantungnya hampir copot dari tempatnya. Hatinya terasa berdenyut nyeri.

"Aku merindukanmu, sayang. Teganya kau meninggalkanku tanpa kepastian." Tuturnya terus mencoba menghubungi nomor kekasihnya. 

Dia sudah mencari gadis itu di seluruh penjuru kota. Tapi, tetap tak menemukan sedikit saja jejak gadis itu dan adiknya, Josh. Air matanya ingin sekali menetes. Tapi dia tahan sekuat tenaga mengingat gadis itu tak suka pria cengeng.

Dua minggu dia menahan rindu hingga rasanya hampir gila. Tapi apa yang dia dapat hari ini? Jangankan pelukan dan ciuman hangat. Dia malah kehilangan raga gadis itu.

Dia memukul setirnya frustasi.

"Aaargghh! Dimana kau Zehra?"

Dia kebingungan. Dia ingin menangis. Dia merindukan kekasihnya. Sangat sangat merindukannya. Kenapa Zehra mengakhiri hubungan mereka? Apa salahnya? Apa yang dia perbuat sampai gadis itu memutuskan hubungan mereka? Tidak. Tak akan pernah ada kata 'putus' diantara mereka. Never.

Dia akan terus berusaha mencari sampai ketemu. Lalu meminta penjelasan akan kepergiannya. Dia kehilangan arah pulang.

Dia hancur.

Dia tak akan pulang ke rumah sebelum Zehra ketemu.


To be continued...

________________________________________

Sedikit lagi tamat gengs

Ayo vote sebanyak-banyaknya biar author cepet update 🤗

CRAZY MAN ✓ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang