[1] First Meet

7.3K 476 14
                                    

"Aku menyukaimu, Zain. Ayo kita berpacaran," ungkap wanita-wanita itu bersahut-sahutan di depan sebuah mall tidak tahu malu.

Zain menyeringai tipis memandang sinis wanita-wanita itu.

"Aku tidak tertarik," ucapnya cuek sembari berlalu menyeberang jalan raya.

Ada hal yang lebih menarik perhatiannya. Dari kejauhan terlihat gadis berhijab hijau sedang memberikan beberapa uangnya kepada pengemis. Tidak peduli banyaknya wanita yang berteriak memanggil namanya. Gadis itu tujuannya.

Dia sangat penasaran dengan gadis diseberang jalan sana. Ada hal yang menjadi magnet untuk mendekatinya. Dengan percaya diri dia mendekati gadis itu yang sedang duduk di luar kafe.

"Hai?" Sapa Zain sembari mengeluarkan seluruh pesonanya.

"Hai!" Sahut gadis itu cuek terus menekuri ponselnya.

"Sendirian?"

"Bisa kau lihat sendiri," ucapnya tanpa memandang pria itu sedikitpun.

"Lihat aku nona, tidak sopan jika tidak menatap orang lain saat berbicara."

Gadis itu mendongakkan wajahnya tatapan mereka berbenturan.

"Ada apa?" Ujar gadis itu ketus.

Zain seketika terpaku menatap mata indah gadis itu. Mata berwarna coklat terang itu jauh lebih indah daripada para wanita yang berlensa kontak. Memancarkan sarat kecerdasan. Wajah gadis itu sangat cantik, tidak-tidak! Tetapi paling cantik yang pernah ia temui dan auranya terlihat berbeda. Sangat berbeda dari yang lain.

"Hei, paman! Ada yang bisa aku bantu?"

Zain mengulurkan tangannya.

"Jangan panggil aku paman! Namaku Zain kau pasti kenal 'kan? Siapa namamu nona cantik?"

Gadis itu melirik tangan berotot itu tak berminat. Dia menangkupkan kedua tangannya sebagai ganti bersalaman. Pria itu kecewa menarik tangannya lagi.

Gadis itu menyipitkan matanya seakan menilai.

"Siapa kau ini?"

Zain tertawa renyah.

"Ayolah! Aku idola disini, tak mungkin kau tidak kenal," ujarnya arogan.

"Aku memang tidak mengenalimu! Cepat katakan apa maumu?"

"Wow wow, santai, nona aku hanya ingin tahu siapa namamu?"

Gadis itu memandang sinis Zain.

"Apa keuntunganku memberi tahu namaku padamu?" Tanyanya menantang.

"Kau bisa mendapatkan apapun yang kau mau dan kau akan kujadikan kekasihku satu-satunya."

Gadis itu tertawa geli.

Zain sekali lagi terpesona, gadis itu tersenyum memperlihatkan dua lesung pipi itu yang membuat jantungnya berdegup kencang tak karuan.

"Oke-oke, akan ku beritahu namaku tapi kau harus memberikanku aku lima ratus dollar."

Zain tersenyum senang. Ternyata gadis itu mudah didapatkan. Dia mengeluarkan selembar cek menulis angka seratus ribu dollar menyerahkannya dengan mudah.

Gadis itu membelalakkan matanya. Uang itu sangat banyak padahal dia hanya meminta lima ratus dollar. Pria itu memang bodoh!

"Namaku Zehra, aku terima cek ini, terimakasih," ujarnya sembari memasukkan cek itu ke dalam dompetnya.

"Nama yang cantik dan hei! Kita bisa menjadi pasangan serasi karena inisial nama kita sama."

Gadis itu memutar bola matanya malas. Dia beranjak dari duduknya segera meninggalkan Zain yang masih di tempat duduknya. Pria itu bangun bergegas menyusul gadis itu

"Hei tunggu!" Seru Zain.

Zain mencekal sebelah tangan gadis itu.

"Beri aku nomor teleponmu, Zehra!"

Gadis itu berhenti menyipitkan matanya tidak suka namun tetap mengangguk. Menyerahkan kartu namanya. Dia tidak mau membuat pria itu terus penasaran dengannya karena biasanya pria akan terus mengejar gadis yang membuat mereka penasaran. Akan lebih baik membuat pria ini jauh-jauh darinya.

"Terimakasih cantik, bagaimana jika aku memanggilmu Zeze? Anggap saja panggilan kesayangan," goda Zain.

Gadis itu melangkah maju mendekati Zain dengan berani. Pria itu menahan nafasnya memandang wajah mempesona gadis itu dari dekat. Wajah mereka semakin dekat. Zain menutup matanya berharap mendapatkan ciuman dari bibir pink gadis itu.

"Kau boleh memanggilku, 'sayang' kalau kau mau," bisiknya menggoda di telinga kiri Zain.

Gadis itu tertawa kecil melihat wajah pias Zain.

"Bye, Pria aneh!" Ujar Zehra sambil berlalu.

Zain terpaku di tempat. Otaknya berhenti bekerja dalam sekejab. Apa yang baru saja dilakukan gadis itu membuatnya merasa menjadi pria yang 'bodoh' . Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya merasa malu sekaligus salah tingkah. Bibirnya tidak bisa menahan senyumannya. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Gadis itu membuatnya gila!


To be continued...

_______________________________________

Hai-hai apa kabar semuanya? Sehatlah jangan sakit-sakit.

This is my second work. Happy reading guys 

CRAZY MAN ✓ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang