Part ini panjang banget
Rindu banget nulis cerita ini
Jangan lupa vote dan komennya.
_______________________________________
Zain menyetir mobilnya dengan semangat. Hari ini adalah tanggal yang istimewa dirinya dan gadisnya. Dia menepikan mobilnya di depan gerbang rumah sakit hewan peliharaan. Tersenyum lebar melihat gadisnya membuka pintu mobil. Belum sempat dia keluar untuk membukanya.
"Ayo pulang." Ujar Zehra memakai sabuk pengaman.
"Sayang.. ayo rayakan anniversary yang ke delapan bulan."
"Rayakan saja sendiri."
"Sayang..." Rajuknya cemberut.
"Bulan-bulan kemarin sudah kita rayakan, Zain."
"Rayakan lagi sayang.. sampai kita menikah kita harus selalu merayakannya setiap tanggal 21."
"Ck! Jangan membicarakan pernikahan Zain. Aku tidak akan pernah menikah denganmu."
"Kenapa?" Rengeknya hampir menangis. Hatinya seperti tertusuk ribuan jarum mendengar penolakan gadisnya kesekian kalinya.
Zehra mendesah lirih. Selalu saja tidak tega melihat pria itu menangis.
"Emm sudah, sudah! Ayo kita rayakan saja."
Zain tetap memandang pilu gadis itu.
"Ayo.. Zain sayang... Jangan cengeng!" Bujuknya malas.
Zain menarik gadis itu kepelukannya. Zehra mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya. Ck! Pria ini benar-benar semena-mena.
"Aku senang mendengarmu memanggilku 'sayang'. Apa yang harus kulakukan agar kau bisa menerima lamaranku? I love you so much."
Zehra termangu tak menjawab. Ia kira hubungannya dengan pria ini hanya bertahan satu minggu. Tapi ternyata lama sekali. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya jika bersama Zain jika menikah nantinya.
Ingin memutuskan pria itu tetapi dia juga malas. Menolaknya pun malah terus membuat pria itu makin mendekat. Biarlah pria itu bosan dengan sendirinya. Pergi meninggalkan hidupnya setelah itu kehidupannya kembali normal.
"Kita merayakannya dimana?" Tanya Zehra mengalihkan topik pembicaraan.
"Emm bagaimana jika di luar negeri? Di Turki mungkin, aku bisa bertemu dengan calon mertua maksudku mendiang calon mertuaku." Ujar Zain mengusap lembut kepala gadisnya.
Orangtua calon istrinya sudah meninggal menurut informasi yang dia peroleh.
Zehra menggeleng menguraikan pelukan mereka.
"Aku tidak mau."
"Kenapa?"
"Tempat itu hanya negara kelahiranku bukan tempat tinggalku."
Zain termenung sejenak.
"Tapi, bukankah makam orangtuamu ada disana? Kita bisa mengunjunginya bersama."
"Mereka tidak disana."
"Jadi, dimana?"
"Apa aku harus menceritakannya padamu?"
Zain mengangguk antusias.
"Lain kali saja."
"Sayang.. sekarang!" Rengek Zain penasaran.
"Heem baiklah."
Zehra mengembuskan napas pelan. Telinga Zain bersiap mendengar gadis nya bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY MAN ✓ (COMPLETED)
Short Story(Sebagian part di privat follow dulu ya guys) Menceritakan tentang Zain, Si bajingan bodoh, adik dari William Harisson. Pemilik dan penerus perusahaan besar Harrison yang terjebak dalam pesona gadis keturunan Turki. Rela mengejar gadis cantik yang...