"Pelayanannya lumayan bagus. Tampangnya memang cocok menjadi pelayan," ejek Zain seakan tak bersalah.
Zehra memejamkan matanya menahan amarah atas penghinaan yang menyayat hatinya.
"Bisakah kau tidak menghinanya?"
Dia adikku berengsek! Umpatnya di dalam hati.
"Memang benar kan, dia pendek, jelek, miskin. Apa lagi?"
Zehra menatap pria tak percaya.
"Dia tak bisa mengalahkanku dalam hal apapun."
Gadis itu menggeleng kecewa. Dia tak percaya pria itu sangat keterlaluan. Penghinaan yang sungguh membuat hatinya berdenyut nyeri.
"Sudah cukup!"
"Dia tak memiliki harta dan tahta. Bagaimana bisa kau mencin-"
"Cukup! Aku muak dengan semua ini. Kau pikir karena kau kaya kau bisa merendahkan orang seperti kami huh? Pria arogan sepertimu tidak akan pernah menandinginya.
Kau pikir kau bisa meluluhkanku dengan semua hartamu seperti wanita-wanita diluaran sana? Percaya diri sekali. Kau mau tahu kebohonganku? Pria yang kau hina adalah adikku sendiri. Menghinanya berarti menghinaku!" Bentaknya marah.Mata pria itu meredup menatapnya dengan tatapan sendu.
"Pergi dari sini! Jangan kembali lagi! Semua barang dan uangmu akan kukembalikan semuanya."
Nafas Zehra tersengal-sengal menatap pria itu yang terdiam. Amarahnya tidak seberapa dengan perasaan bersalah yang menggelayutinya.
Sudah cukup dia ingin mengakhiri ini semua. Pria itu harus berlalu dari hidupnya. Biarlah pria itu marah atau melakukan sesuatu. Ya memang itu resikonya. Tapi dia tidak perduli.
"Akhirnya kau mengakuinya," ujar Zain tersenyum tipis.
"A-apa?" Ucapnya tak mengerti.
"Akhirnya kau mengakui kebohongan menggemaskan seperti itu. Aku sudah tahu semuanya. Josh adalah adikmu. Sudah kubilang kan jika aku tahu semua tentang dirimu. Walaupun awalnya aku percaya saja denganmu tapi mendengar orang kepercayanku memberiku informasi lengkap tentangmu aku jadi lega."
"Kenapa? Kenapa k-kau?" Ujarnya dengan nafas tercekat.
"Aku ingin kau mengakui sendiri tentang kebohonganmu. Satu kesalahan tidak akan pernah memudarkan seribu kebaikanmu di mataku, sayang. Kau pikir aku tidak tahu jika kemana semua uang pemberianku? Kau memberikan semuanya ke yayasan panti asuhan untuk membangun lagi panti yang sempat disita debt colector, mendonasikan semua uang milikmu untuk Palestina, dan memberi pakaian yang kubelikan kepada tunawisma disaat kau sendiri hidup dalam kesederhanaan. Kebaikan hatimu tak akan bisa memudarkan cintaku, sayang."
Zehra menggeleng tak percaya. Apa pria itu bodoh?
"Bodoh! Semua itu bukan milikku. Aku tidak akan pernah menggunakan uang milik orang lain untuk menghidupiku dan adikku."
"Kau bisa menggunakannya tapi kau lebih mementingkan orang lain dibanding dirimu sendiri. Itu membuktikanmu hatimu luar biasa. Itulah yang membuatku makin mencintaimu. Apapun kesalahanmu tak akan pernah menghilangkan perasaan ini."
Zehra tertegun. Tak menyangka pria itu berpikir sedemikan rupa.
"Tapi.. aku ingin tahu kenapa kau membohongiku?"
"Karena aku tak menyukaimu." Ucapnya merasa sedikit menyesal melihat wajah sendu pria itu.
Zain memaksakan senyumannya.
"Aku akan membuatmu mencintaiku."
Zehra termangu.
Hening.
Gadis itu memejamkan matanya yang memanas. Pria itu sungguh di luar ekspetasinya.
"Lalu apa maksudmu menungguku mengakuinya? Ingin mempermalukanku? Mempermainkanku?"
"Sungguh tidak!"
"Lalu apa?"
"Aku hanya ingin kau jujur denganku."
"Dan aku berharap kau menjadi kekasihku." Sambungnya dengan nada rendah.
Zehra memejamkan matanya inilah keputusannya.
"Baiklah!" Ujarnya ingin memulai taruhan.
Dia bertaruh dengan diri sendiri. Belum sampai seminggu Zain akan menghilang dari dunianya seperti yang dilakukannya terhadap wanita-wanita lainnya. Lalu kehidupannya akan normal kembali. Tanpa ada perusuh.
"Aku mau menjadi kekasihmu."
"Be-benarkah?"
Zehra mengangguk.
Zain memekik bahagia seakan melupakan kesedihannya. Dia mengayunkan kepalan tangannya ke atas. Berteriak kegirangan. Dia memeluk erat gadis itu. Mencium puncak kepala kekasihnya.
"Terimakasih, akhirnya.." serunya keras.
"Zain.." geram Zehra kesal mencubit pinggang pria itu karena berani memeluk dan menciumnya.
"Zehra sayang. I love you so much.. mimpi-mimpiku akhirnya menjadi kenyataan.. aku sungguh bahagia. Aku akan mempersiapkan pernikahan kita."
Tubuh Zehra menegang. Menatap lekat pria itu. Tidak ada kebohongan disana. Pria itu benar-benar serius!
Zehra menyentil dahi Zain kesal.
"Awh sakit, sayang.." rengek Zain mengusap manja keningnya.
"Aku tidak mau menikah denganmu."
"Kenapa?" Ujar Zain lirih. Hatinya berdenyut sakit. Ucapan gadisnya selalu saja membuatnya merasa sakit dan lemah.
"Aku masih muda, belum ingin menikah."
Zain menarik bibirnya ke bawah.
"Tapi aku ingin cepat mengikatmu. Aku tidak ingin kau mencintai pria lain selainku. Jika sampai itu terjadi aku tidak segan-segan membunuh pria itu!" Ancamnya serius.
"Dan hidup mendekam di penjara seumur hidup?" Imbuh Zehra kesal.
"Astaga! Benar juga, aku tidak ingin kau sedih, sayang. Mungkin aku hanya menghabisinya saja."
"Sama saja."
Zain terkekeh geli.
"Ayo berkencan!" Ajak Zain sangat bersemangat. Rasanya ingin melompat-lompat bahagia. Tapi dia harus menjaga image nya di depan gadisnya. Ya, sekarang Zehra adalah gadisnya.
"Berkencanlah dengan mobilmu saja! Aku sibuk," ucapnya cuek beranjak masuk ke dalam rumahnya.
"Sayang. Kau kekasihku sekarang!"
"Kembalilah lain kali. Aku benar-benar ingin sendiri, KEKASIH," ujar Zehra mencibir di akhir kata.
Pipi Zain seketika merona. Menutup kedua wajahnya saking senangnya mendengar panggilan 'kekasih' untuknya.
Zehra mengerutkan hidungnya seakan jijik melihat gestur malu pria itu yang sungguh menggelikan! Ewh!
"Baiklah, kekasih," ucap Zain malu-malu mencium pipi gadisnya sekilas.
Sebelum mendengar teriakan atau umpatan dari mulut pedas kekasihnya Zain berlalu sambil melayangkan ciuman perpisahan lalu masuk ke mobilnya. Sungguh dia sangat bahagia!
Zain membuka kaca mobilnya. Melambaikan tangannya gembira.
"See you tomorrow. I love you so much my girlfriend." Seru Zain seperti orang gila. Senyuman lebarnya tak bisa ditahan. Pria itu bertingkah seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan.
Mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah Zehra.
"Ternyata benar, cinta membuat seseorang buta dan bodoh." Ujar Zehra lirih menatap kepergian pria itu.
To be continued..._______________________________________
Yuhuu 🤗
Jangan lupa vote dan komennya 😉💕
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY MAN ✓ (COMPLETED)
Short Story(Sebagian part di privat follow dulu ya guys) Menceritakan tentang Zain, Si bajingan bodoh, adik dari William Harisson. Pemilik dan penerus perusahaan besar Harrison yang terjebak dalam pesona gadis keturunan Turki. Rela mengejar gadis cantik yang...