"Ma, bisa nggak, nggak usah jodoh jodohin Bian kayak gini. Bian capek tau gak?"
"Kamu mau nikah kapan lagi Bi? Temen-temen kamu udah pada nikah, sedangkan kamu pacar aja nggak punya?"
"Bian bisa cari sendiri kok. Lagian Bian cukup bahagia walaupun belum nikah. Kalo Bian udah ketemu yang cocok juga bakal Bian kenalin kok ke mama."
"Mama nggak mau tau, pokoknya sore ini kamu harus ketemu sama anak temen mama. Tempat ketemuannya nanti mama kirim di wa."
"Tapi ma—"
"Nggak ada tapi-tapi Neandro Sabian!"
Bian hanya berdiri diam sambil menatap punggung sang ibu yang kian menjauh menuju kamar milik beliau. Dengan langkah gontai Bian berjalan menuju kamar miliknya dan menutup pintu kamarnya dengan keras.
Bian lantas segera menjatuhkan dirinya ke atas kasur, "AAARRRGGGHHHH!!!!" teriak Bian tertahan oleh bantal yang ia bekap ke wajahnya.
"Gini amat hidup gua ya Tuhan..." rintihnya.
"Kenapa sih diantara yang lain cuma gua yang jomblo? Kenapa? KENAPA??!!!"
"Karena lo jelek sih!" Bian spontan mengangkat kepalanya menatap ke arah pintu yang menampilkan sesosok manusia yang menjawab pertanyaannya, sebut saja dia Eza.
"Sopan begitu?" tanya Bian sarkas.
"Lah, kan lu nanya tolol."
"Dateng tu salam, bukannya malah ngatain." sewot Bian.
"Gua kagak ngatain, gua cuma bantu jawab pertanyaan lu doang. Kan gua baek orangnya." jawabnya sambil duduk di kursi kerja milik Bian.
"Lu ngapain kesini? Tumben banget."
"Biasa, habis anterin nyonya ke lokasi di deket sini. Daripada gua bolak balik mending gua ngadem di rumah lu, ye kan?"
"Eh Za, gua mau bahas sesuatu sama lu."
"Apaan? Film baru? Nggak dulu deh, kalo ketahuan Zoya bisa abis gua kagak dikasih jatah sebulan."
"Bukan bego. Ini lebih penting ketimbang bokep."
Eza menatap antusias, "apaan?"
"Cariin gua cewek dong."
Hening.....
"HAHAHAHAHAAA" tawa Eza tak bisa lagi ditahan.
"Temen setan!" Bian melempar bantal ke arah Eza yang tengah tertawa puas.
***
Bian melangkahkan kakinya memasuki restoran bintang 5 yang sudah di reservasi oleh mamanya.
Setelah Bian menyebutkan namanya pada salah seorang pelayan, Bian pun berjalan mengikuti pelayan tersebut untuk menuju tempat duduk yang ternyata sudah di tempati oleh seorang gadis berambut panjang yang tergerai cantik di punggungnya.Gadis itu tengah duduk membelakangi Bian yang baru saja sampai. Setelah pelayan meninggalkan Bian, Bian lantas berjalan dan menuju tempat duduknya.
Bian terpaku sesaat setelah ia melihat wajah gadis yang tengah tersenyum manis menatap Bian."Hai Bian." sapanya dengan suara lembut yang membelai gendang telinga Bian.
"Jessica?" Bian masih tidak percaya bahwa gadis yang akan di jodohkan oleh mamanya adalah Jessica, teman lamanya.
Atau bisa dibilang cinta pertamanya saat ia masih duduk dibangku SMA.
"Apa kabar, Bi?"
"B-baik. Kamu baik? Kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Barudak Tampan Squad ✅
FanfictionKehidupan; Persahabatan; dan Asmara. 🚫🚫🚫 - bangtanvelvet lokal - tidak baku - banyak umpatan kasar