Penjelasan Abel

677 89 15
                                    

"Loh? Kak Rina? Kok ada di sini? Loh kok nangis? Bang Abel mana kak?" panik Yurika ketika ia mendapati sang kakak tengah duduk berjongkok di depan pintu kost miliknya.

Yurika baru saja turun dari motor Aksa ketika ia melihat sosok perempuan tengah duduk menelungkupkan kepalanya dengan suara tangis yang tersengguk.

"Masuk yuk kak, kita ngobrol di dalem ya." ajak Yurika sembari memapah tubuh kakaknya untuk masuk ke dalam kost.

"Yuri, kakak pulang dulu kalo gitu ya, nanti telpon kakak aja kalo ada apa-apa." kata Aksa setelah memastikan kakak Yurika baik-baik saja.

"Iya kak, nanti chat aku kalo udah sampe rumah ya. Makasih ya kak." Yurika tersenyum sembari mengantar kepergian Aksa.

Yurika kembali masuk ke dalam kost setelah memastikan motor Aksa menghilang dari pandangannya. Yurika kembali menghampiri sang kakak yang sudah mulai tenang.

"Kak Rina kenapa? Bang Abel mana? Ada masalah?" Yurika membelai lembut rambut Irina, mencoba memberi ketenangan pada sang kakak.

"Aku tuh— kesel— banget sama dia dek. Hiks. Masa ya dia dempet-dempet—an sama cewek di depan mata ku— sih." ujar Irina sesenggukan.

"Kak Rina tau siapa itu cewek? Bang Abelnya gimana? Seneng di dempetin nggak?"

"Ih! Kamu kok nanya nya gitu sih dek!" Yurika tersenyum geli melihat wajah kakaknya yang penuh air mata dan cairan bening di ujung lubang hidung mancung miliknya.

"Kok kamu malah ketawa siiihh?? Seneng kamu liat kakak sedih gini?!!"

"Nggak gitu kak..." bantah Yurika masih sambil tertawa kecil.

"Itu loohh... Coba dibersihin dulu ingusnya baru cerita. Hahahaa..."

Astagaaa...

Wajah Irina semakin memerah. Malu banget.

***

"Maaf Jissa. Tolong jaga jarak. Hargai pacar saya. Saya nggak mau buat dia salah paham karena kamu." ucap Abel sopan.

Jissa nampak terkejut mendengar penuturan Abel yang sangat jauh berbeda dari sebelumnya.

"Kok 'saya' sih Bel. Tadinya juga kita aku-kamuan. Mana sih pacar kamu? Masa gini doang marah. Dulu waktu aku pacaran sama kamu, aku gak pernah tu marah-marah gitu. Lebay banget deh pacar kamu." cibir Jissa yang membuat merah telinga Abel saat mendengarnya.

Tanpa aba-aba Abel langsung berdiri dan menatap tak suka pada Jissa yang telah mengatai Irina di hadapannya.

"Tolong ya Jis, jangan pernah kamu jelek-jelekkan pacar saya. Dan jangan pernah kamu samakan dia dengan kamu. Dia jaaaaauuuuhh lebih baik dari kamu. Dia bahkan tidak pernah menduakan saya seperti kamu dulu. Jadi, jangan pernah kamu samakan diri kamu dengan dia. Karena dia jauh di atas kamu. Saya harap kita berdua tidak bertemu kembali." Abel pun langsung pergi meninggalkan Jissa.

Baru beberapa langkah, Abel kembali memutar tubuhnya ke arah Jissa yang masih menatapnya, "dan 1 hal yang perlu kamu tau. Dia bukan cuma pacar, tapi dia CALON ISTRI SAYA. Terima kasih." ucap Abel penuh penekanan.

Abel benar-benar melangkah pergi kali ini, mengabaikan panggilan mas-mas penjual jagung bakar.

Baru saja Abel hendak membuka pintu mobilnya, ia merasakan lengan kirinya ditahan oleh seseorang.

" Mau apa lagi sih Jis—" ucap Abel sebelum menoleh pada seseorang yang memegang lengannya.

"Maaf mas, ini jagung bakarnya udah siap. Tolong dibayar ya mas." ujar sang penjual jagung bakar dengan senyum lebarnya.

Barudak Tampan Squad ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang