"Assalamualaikum, Yurika cantik sudah pulang!" teriak Yurika sore itu kala langkah kecilnya memasuki rumah besar nan mewah milik orang tuanya itu.
Kok sepi? Pada kemana sih?
Yurika lantas berjalan memasuki dapur dan menemui asisten rumah tangganya tengah mencuci piring.
"Orang-orang pada kemana mbak Ning? Kok sepi?"
"ASTAGHFIRULLAH! Ya Allah neng, ngagetin mbak aja." Yurika tertawa kecil melihat kepanikan di wajah mbak Ning.
"Memangnya tadi nggak denger suara Yuri ya mbak? Padahal Yuri udah salam loh." ucap Yurika sambil memanyunkan bibirnya.
"Mbak mana denger neng, lagi fokus cuci piring ini." Yuri hanya tertawa mendengarnya sebelum kembali bertanya, "Orang rumah pada keluar? Kak Rina nggak di rumah?"
"Ibu sama bapak pergi jenguk nenek, kalo neng Rina tadi kayaknya ada di kamar deh. Coba dicek aja."
"Oh, oke deh mbak, aku naik ke atas dulu ya nemuin kak Rina."
"Eh neng Yuri udah makan belum? Kalo belum, makan dulu hayuk, mbak siapin makan."
"Nanti aja mbak, sekalian makan malam sama Kak Rina hehee." jawab Yurika dan langsung berbalik pergi menuju kamar kakaknya.
Sesampainya di depan kamar kakaknya, Yurika lantas mengetuk pelan dan membuka pintu kamar begitu mendapat sahutan dari sang empunya kamar.
"Eh Yuri! Kok nggak kabarin kakak kalo pulang? Kan bisa kakak jemput ih." Yuri lantas tersenyum dan menghampiri kakaknya sehingga dapat memeluk erat kakak cantiknya.
"Kost Yuri kan nggak berada di luar pulau Jawa kak, nggak usah lebay deh."
"Iya deh iya. Tau deh yang udah gede." ucap Irina sembari mengelus lembut kepala Yuri.
***
"Kak Rina. Yuri tidur di kamar kakak ya malam ini. Pengen cerita banyak deh. Udah lama kita nggak girls talk." ucap Yuri di sela waktu makan malam berdua Irina.
"Hayuuukk laahh, mau tidur sama kakak selamanya juga boleh kali." jawab Irina sambil tertawa.
"Ya nggak buat selamanya juga sih kak. Ya kali kalo kakak nikah sama bang Abel aku tetep tidur sekamar sama kakak, yang ada rusak kepolosan aku."
"Hahahaha... Ya nggak gitu juga sih konsepnya Ri. Memangnya kamu mau liat kakak lagi proses reproduksi sama Abel?"
"Astaghfirullah kakak! Ih jorok banget pikirannya!" tawa Irina pun pecah mendengar protes dari sang adik.
Selepas makan malam Yurika dan Irina kembali ke kamar dengan membawa berbagai macam snack serta satu botol besar minuman bersoda.
"Jadi, mau cerita apa kamu? UAS lancar aja kan?" tanya Irina memulai percakapan terlebih dahulu.
"UAS lancar kak, nggak ada masalah. Kan aku pintar." jawab Yurika sembari menaik turunkan kedua alisnya.
"Tapi kak, aku kemarin sempet sedih deh." sambung Yurika.
"Sedih kenapa? Masalah cowok yang lagi deketin kamu itu? Siapa itu namanya? Azka ya?"
"Aksa kak, kok Azka sih." koreksi Yurika. "Padahal dia temennya bang Abel, bisa-bisanya kakak nggak tau namanya." sungut Yurika."Hehehe, iya iya. Jadi, kamu sedih kenapa?" tanya Irina kembali.
"Iya, jadi hari itu ada temen sekelas aku liat foto kita berdua kak. Itu loh foto kita yang pelukan di puncak, kan itu selalu ada di dompet aku kan ya, terus gak sengaja dompet aku tuh jatoh gitu dan kebuka. Temen aku itu liat foto kita, tau nggak dia bilang apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Barudak Tampan Squad ✅
FanfictionKehidupan; Persahabatan; dan Asmara. 🚫🚫🚫 - bangtanvelvet lokal - tidak baku - banyak umpatan kasar