Perbedaan memang selalu menyakitkan. Bukan lagi menyangkut tentang kasta dan usia, tapi ini perihal agama. Landasan hidup setiap manusia.
Antara lonceng yang berdentang, dan adzan yang berkumandang harus membuat seorang gadis berusia 18 tahun itu m...
Menikah itu pilihan, sedangkan mencintai adalah takdir. Kita mungkin bisa saja menentukan ingin menikah dengan siapa dan seperti apa, tapi tidak bisa menentukan cintamu akan diberikan untuk siapa.
•••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pernah mendengar kisah cinta Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az-Zahra? Aku selalu berharap, kalau kisah cintaku sama seperti mereka.
Kisah cinta mereka begitu indah, terjaga kerahasiaannya dalam sikap, ekspresi, dan kata. Sampai akhirnya, Allah menyatukan mereka dalam suatu ikatan suci pernikahan. Saking rahasianya, bahkan setan pun tidak tahu menahu tentang cinta mereka.
Aku memang tidak semandiri dan semulia Khadijah yang mampu menemani Rasullullah dari awal ....
Tidaklah sepintar Aisyah yang mampu menemani Rasullullah hingga akhir ....
Tidak memiliki harta seperti Sheeba yang akhirnya menjadi wanita sholehah ....
Tidak sesetia Hawa yang mampu menunggu hingga dipertemukan kembali dengan Nabi Adam
Bukan pula setabah Fatimah yang mampu hidup bersama Ali dengan segala kesederhanaannya ....
Apalagi secantik Zulaikha yang lebih memilih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan kemudian mendapatkan cinta hamba-Nya ....
Aku hanyalah seorang wanita akhir zaman yang sangat merindukan surga ....
Dengan tidak tahu malunya, aku menginginkan sosok imam yang memiliki akhlak mulia seperti Nabi Muhammad, ketampanan seperti Nabi Yusuf, sabar seperti Nabi Ayyub, dan memiliki Harta seperti Nabi Sulaiman.
Namun kini aku tersadar, tidak perlu pangeran berkuda putih, ataupun prajurit berbaju besi yang siap bertempur di jalan Allah. Cukup seseorang yang bisa menuntunku agar selalu berada di jalan-Nya, Menggandeng tanganku menuju Ridho-Nya, Dia yang akan menjadi pelengkap sebelah sayapku, agar bisa terbang bersama menuju Jannah-Nya.
Tapi sepertinya takdir berkata lain, membuat harapanku hancur berkeping-keping. Hatiku ditikam oleh kenyataan yang menyakitkan. Cinta yang terlarang oleh benteng perbedaan. Haruskah aku bertahan? Atau lebih memilih kembali mencari imam pilihan dan melupakan semua kenangan?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Assalamualaikum. Selamat datang Ukhti, Akhi, syukron telah membaca cerita saya. Saya akan menyelipkan sedikit ilmu yang saya punya di cerita ini. Semoga bermanfaat. In syaa Allah saya akan sering update.