#13. Fakta Baru.

20 1 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan mengambil keputusan disaat marah dan jangan berjanji disaat senang.

Ali bin Abi Thalib

•••

Aku sering kali keliru, bahwa takdir Allah terkadang membawaku pada masalah dengan jalan buntu. Padahal sejatinya Allah memberi masalah karena Dia sedang merinduiku.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21.17 KST
Seoul, Korea Selatan.

Daniel berjalan menuju Dormitory-nya. Senyuman tak sedikit pun luntur dari wajahnya. Senyuman yang jarang sekali dia tampilkan.

"Dari mana aja, lo, Niel?" tanya Fadil saat Daniel baru masuk ke Dorm.

Daniel melirik sekilas. "Jalan."

"Kau habis bertemu wanita muslim itu, kan?" sindir Andara yang hendak menggelarkan sajadahnya.

Daniel mengangkat sebelah alisnya. "Bagaimana kau tau?" Dia menatap tajam Andara, "Apa kau mengikutiku?"

Andara tidak menjawab. Dia segera menunaikan ibadah.

Daniel beranjak menuju kamar mandi untuk mengguyur badannya yang sudah kotor seharian.

Daniel berjalan menuju pinggir jendela. Dia membiarkan rambutnya yang basah tertiup angin. Matanya beralih memandang ke sebelah kanan. Matanya memicing saat melihat ke arah jendela yang berjarak 5 dorm di sampingnya. Di sana, ada Keinara yang juga sedang menatap langit.

Hati Daniel berdesir. Dia memilih menutup jendela dan beranjak merebahkan dirinya karena tidak baik bagi hatinya jika terlalu lama memandang Keinara.

"Niel?" panggil Fadil. Daniel hanya berdehem.

"Lo yakin sama hubungan lo dan Keinara?" tanyanya.

Daniel melirik sekilas. "Aku yakin."

"Tapi, gue lebih yakin kalau dia bakal milih nolak lo," balas Fadil sambil duduk di meja belajar.

Daniel menatap Fadil jengah. Kenapa dia mempunyai teman yang sangat menyebalkan. "Tidak mungkin, dia tidak mungkin menolak perasaanku nanti."

"Ada yang lebih tidak mungkin... yaitu kau dan dia berpacaran," celetuk Andara tiba-tiba membuat Fadil dan Daniel langsung menatapnya.

"Kau harus secepatnya sadar, Niel, sebelum rasamu semakin dalam padanya," lanjut Andara.

Daniel terkekeh. "Haha, itu tidak mungkin. Aku tidak mungkin melupakannya. Cepat atau lambat, aku akan membuat dia mencintaiku. Sudahlah, aku ingin tidur sekarang."

Wa'alaikum, Sunbaenim!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang