Empat bulan berlalu semenjak kasus manekin manusia itu terkuak, Rasya dan kawan-kawannya dapat bernafas lega. Tak ada kasus yang membuat mereka berurusan dengan makhluk tak kasat mata lagi akhir-akhir ini. Walaupun Mala menyukai interaksi dengan makhluk astral, gadis itu sedikit takut kalau suatu saat ada makhluk yang benar-benar jahat jika mereka ikut campur terus.
Bulan Desember memang waktu yang tepat untuk berlibur. Selain libur semester, Rasya dan kawan-kawan ingin rehat sejenak dari penjajahan tugas-tugas yang diberikan guru dengan cara menikmati tahun baru di suatu desa terpencil yang damai. Villa nya tidak terlalu banyak pengunjung karena jumlah yang disewakan hanya sedikit, hal itu bertujuan untuk menciptakan suasana nyaman dan tenang disini.
Mereka menyewa sebuah villa dengan dua kamar tidur. Diluar jendela terdapat pemandangan danau dan juga hutan yang terhampar luas dengan jalan setapak sebagai akses menuju danau.
"Akhirnya bisa juga gue liburan," Ucap Yusa yang langsung melemparkan badannya keatas sofa.
"Gue mau pesen makan, ada yang mau nitip gak?" Pikiran Delan sudah diisi dengan menu-menu enak dari villa ini. Padahal dirinya baru tiba disini, ditambah lagi lelaki itu masih menggendong tas dan menenteng kantong keresek berisi banyak snack.
"Ndut, belum juga duduk, belum juga naruh tas, lo udah kepikiran makanan lagi?" Ucap Meita gemas.
"Ih jarang-jarang tau gue makan makanan di villa semahal ini. Mumpung dibayarin Yusa hehehe... Iya kan Yus?" Delan menaik turunkan alisnya menatap Yusa.
Yusa terbelalak. "Eh bagong! Lo kira gue ATM lo? Enak aja dibayarin Yusa. Gue bayarin sewa villanya aja. Gak sama makan kalian juga kali. Bisa kekuras abis duit gue, apalagi kalau yang pesen si Delan. Seabrek juga gak bakal kenyang!"
"Pelit lo ah. Yaudah iya, gue bayar sendiri. Ada yang mau nitip gak?" Delan bertanya sekali lagi. Semuanya serempak menggelengkan kepala. Delan pun turun ke restoran untuk memesan makanan.
"Mal, lo bawa laptop kan? Nonton yuk!" Ajak Meita. Mala dan Rasya pun menyetujuinya. Mereka masuk ke kamar dan akan menonton sebuah film komedi romantis asal Korea.
"Yah gue ditinggal sendiri nih?!" Yusa cemberut melihat ketiga teman perempuannya memasuki kamar. Ia pun melangkah mendekati jendela besar di lantai dua untuk melihat pemandangan sekitar. Jam sudah menunjukan pukul lima sore.
Yusa melihat sebuah gedung yang sepertinya sudah tak terawat, separuh bangunanya sudah roboh, temboknya berlumut dan jaraknya sekitar ratusan meter dari villa. Ia melihatnya dari lantai atas, jadi meski tidak begitu dekat, bangunan itu terlihat cukup jelas, bangunan tersebut juga besar. Ia mengalihkan pandangan ketika ponselnya berdering menunjukan ada seseorang yang menelpon, mama nya.
─o─
Meita dan Mala sedang asyik menonton film, sementara Rasya lebih tertarik pada ponselnya karena sedang berbalas pesan dengan teman lamanya.
Tiba-tiba muncul notifikasi email dari ponsel Rasya. Subjek email itu bertuliskan "Temukan Mereka". Lalu gadis itu membaca isi dari email tersebut.
Jasadku ditemukan mengambang di danau Dayani. Mungkin kamu tidak kenal siapa aku. Tapi aku butuh bantuanmu. Aku tak mengingat apapun sebelum kejadian itu. Waktu dan energiku untuk berinteraksi dengan kalian sangat terbatas. Jadi, tolong temukan mereka!
Rasya mengernyitkan dahinya.
"Lo baca apaan Sya?" tanya Meita. Rasya hanya menggaruk tengkuknya, ia masih bingung dengan email yang baru saja diterimanya. Rasya pun menyerahkan ponselnya pada kedua temannya itu.
Mala dan Meita tersentak. "Ihh... Kok serem sih jadi takut hweee..." rengek Meita ketakutan. Gadis itu langsung memeluk pinggang Rasya.
"Apaan sih, ini mah cuma orang iseng!" Mala meletakkan ponsel Rasya diatas kasur. Ia tak peduli dengan orang iseng yang kurang kerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Them
HorrorApa yang kalian lakukan jika kalian adalah seorang indigo dan 'mereka' meminta bantuanmu untuk menyelesaikan masalah 'mereka'? Kalian akan membantu atau mengabaikan 'mereka'? Jika kalian menanyakannya pada Rasya, maka ia dan sahabatnya memilih untuk...