15 (Email Pt. V)

5 3 2
                                    

Setelah mendengar cerita Yusa, rasa kesal mereka berubah menjadi simpati. Mereka yakin pasti sangat sulit bagi Yusa mencari pembunuh Yuta seorang diri. Mereka memutuskan untuk melanjutkan pencarian mereka.

Kemudian mereka keluar dari area gedung menemui Gentar dan Dirga yang masih menunggu mereka di luar. Dalam perjalanan mereka keluar area gedung, Mala merasa ada sesuatu yang ganjal.

"Bentar, polisi aja di larang masuk. Terus orang-orang yang melakukan ritual itu gimana? Kok bisa masuk, nah ini juga kita bisa masuk."

"Gue bayar sekitar 300 ribu buat masuk kesini," kata Yusa

"300 ribu!!! Buat masuk ke gedung jelek gini?!" Rasya shock

Sampailah mereka di depan gedung dan bertemu dengan Gentar dan Dirga yang sedang tertidur.

"Lama banget ya kita di dalam?" tanya Meita

Mereka melihat jam yang sudah menunjukan pukul setengah enam sore. Kenapa begitu lama? Padahal mereka merasa hanya pergi selama kurang lebih satu atau dua jam. Mungkin karena gedung itu sering di jadikan tempat pesugihan, dimensi mereka sedikit di permainankan.

"Bang! Bangun!"

"Ayo pulang."

"Udah selesai urusannya?" tanya Dirga, Yusa mengangguk

"Terus Yuta?" tanya Gentar, tapi malah mendapat pertanyaan dari Yusa. "Abang tau siapa pemilik gedung ini?"

"Chef Yeni," jawab Gentar

Mereka memutuskan untuk bertemu dengan Yeni. Yusa sebenarnya sudah mencurigai Yeni sejak lama. Tapi saat tahu gedung itu menyimpan sejumlah narkoba, mungkin Yeni melarang polisi 5 tahun lalu karena hal itu.

Setelah mengetahuinya, Yusa sempat melaporkannya pada polisi tapi entah kenapa laporannya tidak di proses. Mungkin polisi tidak percaya dengan kata-kata bocah SD yang tahu apa soal narkoba? Yusa pun kebetulan mengetahui hal itu saat tidak sengaja mendengar percakapan Yeni dengan rekannya.

Gentar dan Dirga juga mengetahui hal itu, tapi mereka ragu kalau Yeni yang sangat mencinta Yuta itu pelakunya. Yuta juga sering bercerita pada mereka dulu kalau Yeni adalah wanita yang lemah lembut.

"Abang tau dimana chef Yeni tinggal?" tanya Yusa

"Tau, tapi jam segini dia ada di restoran. Mending kita kesana kalau mau buru-buru," saran Gentar

Mereka pun memutuskan pergi ke restoran, tapi jalan mereka pulang terhalang tanah longsor yang entah kapan mulai menutupi jalan mereka. Terpaksa mereka memilih jalan memutar yang menghabiskan waktu cukup lama, di tambah hari mulai gelap yang mengharuskan mereka jalan perlahan. Berhati-hati dengan medan yang mereka lalui.

Pukul 20.00 mereka berhasil keluar dari hutan dan menyeberangi danau Dayani, kemudian berjalan sampai di restoran selama 30 menit. Namun saat sampai, restoran itu sudah tutup. Penduduk sekitar juga sudah menutup pintu rumahnya sejak jam 20.00.

Mereka yang sudah kelelahan memutuskan untuk istirahat dan melanjutkannya besok pagi. Setelah mengantar lima sekawan itu sampai di villa, Dirga dan Gentar juga kembali ke rumah masing-masing. Arah pulang mereka berbeda, Dirga pergi ke arah barat dan Gentar ke arah Selatan.

"Kita harus siap-siap malam ini," kata Dirga pada seseorang lewat telepon.

─o─

Malam ini Yusa tidak bisa tidur. Walau nyeri dan pegal sudah menjajah tubuhnya, kepalanya mengajaknya ke kejadian tadi pagi di depan cermin. Bayangan seram yang ia lihat pasti Yuta. Yusa sangat ingin melihat Yuta lagi, tapi ia tidak punya kemampuan untuk itu.

All About ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang