Pagi ini seperti biasa Vita bangun dari tidurnya dan bersiap pergi ke sekolah. Vita menyantap sarapannya dengan sang ibu juga saudara tirinya, Nita. Ayah mereka sudah meninggalkan mereka sejak 2 tahun yang lalu karena sebuah penyakit.“Nanti kamu berangkatnya jangan pake kendaraan umum lagi. Mama beliin kamu mobil buat di pake bukan di pajang di pekarangan rumah.”
“Iya Ma, tapi di anter sopir aja ya aku males bawa mobil ke sekolah.”
“Vit bareng ya?” Nita berusaha menjadi akrab dengan Vita selama setahun terakhir.
“Ga tau diri banget sih jadi anak haram. Kamu itu pembawa sial, yang ada nanti anak saya kecelakaan berada satu mobil sama kamu!" Mama memang tidak pernah menyukai anak dari suami dan selingkuhannya itu, Vita pun sedikit membencinya.
Nita menunduk, telinganya itu sudah sangat sering mendengar hinaan dari mulut ibu tirinya dan sikap Vita yang tidak pernah peduli dengan apa yang terjadi di hadapannya saat ini. Vita melanjutkan sarapannya dan berpamitan pada sang Mama, di susul Nita yang tidak mendapat respon baik saat ia ingin menyalami tangan ibu tirinya itu.
Mereka bersekolah di sekolah yang sama, tapi tidak pernah sekalipun mereka berangkat bersama. Nita selalu berjalan kaki karena tidak memiliki uang untuk naik kendaraan umum. Uang jajannya terbatas. Oleh karena itu tidak jarang Nita terlambat tiba di sekolah.
Seperti biasa, Nita tengah berjalan kaki menuju sekolah dengan langkah sedikit lebih cepat. Tiba-tiba mobil yang Vita naiki berhenti tepat di sebelahnya.
“Cepet masuk sebelum gue berubah pikiran,” Kata Vita setelah membuka kaca jendela mobilnya.
Nita dengan semringah kebahagiaan masuk ke dalam mobil Vita, sedangkan sang sopir yang sudah tau keadaan keluarga ini hanya menyunggingkan senyuman manis. “Mang jangan senyum-senyum sendiri, nanti di kira orang gila. Buruan berangkat,” ucap Vita.
Nita tersenyum kecil menatap gadis yang duduk di sebelahnya itu. Vita satu-satunya harapan ia bisa di terima oleh keluarganya. Vita sebenarnya tidak memiliki sifat dingin, tapi sifatnya yang seperti itu hanya ia tujukan pada Nita. Nitapun tahu itu, dia tahu semua hal tentang Vita kecuali soal Cassie yang membully Vita, Vita pandai menyembunyikannya dari siapapun.
.
.
.Memasuki area SMA Alaskar, ada yang aneh dari tatapan para siswa pada Vita. Mereka semua bergunjing hal yang tidak Vita pahami. Nita yang berjalan jauh di belakang Vitapun tidak mengerti dengan gunjingan-gunjingan mereka semua sampai seorang temannya menyuruh dirinya memeriksa web komunitas sekolah.
"Teror Hantu Gosong Lab Kimia Ternyata Adalah Jin Peliharaan Salah Satu Siswa Baru Dari Kelas X IPA 2 Berinisial Putri Vitana Sura"
“Berita goblok macam apa ini?!” Kata Nita.
“Headline beritanya ga penting Nit, kebenarannya yang penting.”
“Tau dari mana lo kalo berita ini bener?”
Gadis dengan rambut sebahu itu menunjuk gantungan kunci pada ransel milik Vita yang memang terlihat cukup aneh untuk bisa dikira sebuah jimat.
“Itu batu akik peninggalan bapaknya terus di jadiin gantungan kunci,” Jelas Nita.
“Dari mana lo tau?” Memang tidak ada yang tau bahwa mereka bersaudara, Vita tidak mau ada yang tau soal keluarganya, begitu juga dengan Nita.
“Oh itu... Gue pernah denger aja gitu dari temen-temennya.”
Vita yang masih tidak mengerti dengan gunjingan teman sekolahnya hanya terus berjalan dengan ekspresi bingung. Memasuki kelas, teman sekelasnya memberikan sambutan yang sangat luar biasa. Saat ini tubuh Vita sudah penuh dengan telur busuk juga beberapa taburan-taburan garam.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Them
HorreurApa yang kalian lakukan jika kalian adalah seorang indigo dan 'mereka' meminta bantuanmu untuk menyelesaikan masalah 'mereka'? Kalian akan membantu atau mengabaikan 'mereka'? Jika kalian menanyakannya pada Rasya, maka ia dan sahabatnya memilih untuk...