12 (Email Pt. II)

8 2 0
                                    

Setelah melalui malam pertama mereka di villa, pagi ini adalah pagi pertama mereka mengawali libur semester. Mereka berencana untuk menyewa sebuah sepeda dan mengelilingi desa ini setelah sarapan.

Rasya terbangun dari tidurnya dan baru menyadari bahwa kepalanya bersandar pada bahu Yusa yang masih tertidur pulas. Rasya langsung mengangkat kepalanya dan memperhatikan wajah Yusa.

"Cih, ileran pun tetep ganteng," Gumam Rasya. Ia langsung menggelengkan kepalanya dan mengedipkan matanya beberapa kali, sadar dengan apa yang barusan ia katakan.

"Udah bangun Sya? Yusa tidur diluar ya?" Tanya Delan, mengagetkan Rasya yang langsung bangkit dari sofa.

"Semalem gue kebangun dia gak ada di kamar. Padahal kasurnya empuk banget, malah tidur di sofa. Kasian ganteng-ganteng goblok," Kata Delan dengan muka bantalnya.

Saat Delan berjalan menuju dapur untuk minum, Meita juga keluar dari kamar dengan mata yang masih tertutup. Tujuan mereka sama, yaitu dapur. Karena jalan mereka yang lunglai dan mata yang masih enggan terbuka, mereka jadi bertabrakan.

"Anying! Gue nabrak badak!" Teriak Meita, membuat Yusa terbangun dari tidurnya

Sedangkan Delan tidak merasakan tubuh Meita yang menabrak dirinya dan terus berjalan menuju dapur. Rasya tersenyum sambil menggeleng melihat tingkah kedua temannya itu.

"Kenapa tuh mereka pagi-pagi?" Tanya Yusa

"Biasalah."

Setelah sarapan, mereka pergi ke tempat penyewaan sepeda. Namun, yang disewakan hanya tersisa tiga sepeda. Meita kesal dan menyalahkan Delan yang saat sarapan saja sudah menghabiskan dua piring nasi goreng, membuat mereka harus memesan satu lagi dan menunggu sangat lama.

Akhirnya mereka tetap menyewa sepeda itu dan akan saling membonceng. Delan menggunakan sepeda itu sendiri karena tubuh gempalnya. Jika ia membonceng seseorang, kasihan nasib roda sedepa itu.

Mala yang kemarin membuat janji dengan Meita untuk selalu menjaganya harus membonceng Meita sehingga Yusa dan Rasya akan bersepeda bersama.

"Ih, gue sama Yusa lah," Kata Meita

"Katanya mau gue jagain dari setan," Kata Mala

"Sama Mala aja. Gue juga takut sama setan, lebih enak ngajak Rasya," Kata Yusa "Selain itu sebenarnya gue males sama lo," Tambah Yusa dengan volume suara lebih kecil.

"Males sama gue?" Tanya Meita memastikan pendengarannya

"Enggak kok, forget it."

Meita pasrah, sedangkan Delan tertawa puas melihat wajah cemberut Meita yang menggemaskan. Mereka mengelilingi desa dan berakhir di dekat danau. Sebelumnya sudah ada warga desa yang memperingati mereka untuk menjaga sikap mereka di sekitar danau jika tidak ingin terjadi apa-apa.

Awalnya Meita sudah menolak untuk pergi ke danau, karena biasanya jika ada petuah seperti itu, maka ada yang tidak beres dengan danau tersebut. Tapi semua pemikirannya di bantah oleh janji manis Mala yang akan melindunginya, dan sebenarnya Meita sangat menyukai danau.

Meita dan Mala bermain di dermaga. Mala mencoba bermain bayangan dengan bayangannya sendiri yang terpantul di air danau. Sedangkan Meita mengayunkan kakinya bermain dengan air danau yang dingin.

Yusa dan Rasya sibuk memperbaiki sepeda yang tidak sengaja mereka rusak karena salah tingkah yang mereka alami saat mengelilingi desa. Sementara Delan asik selfie-selfie di dekat dermaga dan mengganggu Meita beberapa kali.

Saat Mala sedang fokus dengan bayangannya sendiri, ada sesuatu yang lewat di bawah sana. Dan beberapa detik setelah itu Meita terjatuh ke dalam danau. Mala meloncat dan berniat menyelamatkan Meita, tapi entah kenapa ia merasa kakinya ditarik oleh sesuatu.

All About ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang