Dear Mahar,
Surat pertamaku belum sampai ya? Maka supaya sampai, aku kirim lagi. Sudah 1 Tahun, kau kemana, Har? Setelah menulis surat pertama, aku tergantung, diasapi kemudian dimakan oleh rindu. Lagi-lagi rindu, hanya itu yang sekarang bisa melahapku.
Oh ya, sekarang aku kerja lagi, setelah dipecat, aku tidak mau terus-terusan memikirkanmu, aku juga harus ikut berjuang bersamamu. Kalau-kalau nanti kau pulang, kita tinggal menggabungkan uang kita, selesai. Tidak perlu bekerja berlebih untuk memenuhi kebutuhan. Lihat! Aku sudah pintar memikirkan masa depan.
Lalu, kapan kau pulang? Lama sekali, kuliah apa sih kau? Seni? Atau sekarang lagi magang barangkali. Semoga mendapat hasil yang kau inginkan, aku selalu mendoakanmu yang terbaik.
Sudah ya, aku harus kembali bekerja, demi masa depan. Balas aku ya!
Awan, Kekasihmu
Malang, 15 Juli 1995
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Dari Awan
General FictionPernahkah kamu membayangkan? Dilupakan oleh pasanganmu selama 10 tahun, dan kamu tetap menunggunya? Ini adalah bayangan itu.