36

335 52 4
                                    

Philkyungjae, Seoul

Philkyungjae, Seoul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makan malam keluarga Changbin dan Jisung bisa dibilang berjalan dengan lancar, tidak ada kecanggungan dari dua keluarga tersebut sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makan malam keluarga Changbin dan Jisung bisa dibilang berjalan dengan lancar, tidak ada kecanggungan dari dua keluarga tersebut sebenarnya.

Kalau kata orangtua Changbin ya seperti makan malam bersama rekan kerja sendiri tapi dengan suasana yang lebih hangat. Hanya saja susana tersebut tidak berlaku bagi Jisung.

Jisung  gugup setengah mati karena ini pertama kalinya dia bertemu orangtua Changbin.

Reaksi pertama Jisung ketika sampai di restoran adalah kaget.

Kenapa juga orangtuanya tidak memberitahu jika mereka akan makan malam bersama dengan keluarga Changbin...

Jisung belum siap. 

Bahkan ia juga belum siap jika harus bertemu Changbin secara langsung lagi setelah ia kembali dari London.

"Jisung ternyata lebih kalem ya dari Brian" -ujar Ibu Changbin yang menyadari jika Jisung hanya diam dan mendengarkan disaat yang lain sibuk bertukar percakapan setelah makan.

Jisung yang mendengar itu hanya tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Anak mom kayaknya gugup ya, baru pertama kali kan ketemu sama keluarga Changbin"

Sungguh Jisung rasanya ingin merajuk pada ibunya karena sudah melontarkan kalimat yang satu itu.

"Ahhh yaampun, gak perlu gugup Jisung sayang. Lagi pula sebentar lagi kamu juga jadi bagian dari keluarga Seo kan" -ujar Ibu Changbin yang  langsung membuat pipi Jisung merona karena malu.

"Ma jangan digodain anaknya, nanti jadi makin diemmm" -ujar Changbin yang entah sejak kapan sudah berada di belakang kursi Jisung.

"Lagian kamu bukanya ngajak ngobrol Jisung malah asik ngobrolin kerjaan sama papanya Jisung" -balas Ibu Changbin.

"Hehe maaf, sekarang Changbin udah sama Jisung kan" -ujar Changbin sambil mendaratkan pelukan pada leher Jisung dan menaruh dagunya diatas kepala Jisung.

Jisung yang diperlakukan seperti itu oleh Changbin jelas kaget dan refleks memukul pelan lengan Changbin.

"Heh gaboleh peluk-peluk adek gua" -ujar Brian yang mengalihkan atensinya pada Changbin dan Jisung yang berada di ujung meja satunya.

"Boleh" -balas Chanbing santai.

"Bin liat dulu itu muka Jisung udah merah banget bentar lagi keluar api" -ujar Brian lagi.

"Ishhh hyung bercandanya jelek banget" -protes Jisung yang menggundang gelak tawa semua orang di meja tersebut.

Setelahnya Jisung langsung menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Changbin yang sudah berpindah posisi duduk di sebelahnya.

"Wahh ternyata anak dad manja juga ya sama Changbin" -ujar ayah Jisung.

"Dad jangan digodainnn" -protes Ibu Jisung yang sebenarnya sangat gemas melihat tingkah anak bungsunya itu.

"Oh iya om, tante, Changbin mau minta izin buat ngelamar Jisung. Untuk tanggal lamarannya Changbin mengikuti kesekapatan Jisung, om tante, dan papa mama Changbin saja" -ujar Changbin yang membuat Jisung melepas pelukannya dan menatap Changbin.

"Wahh, Changbin mau langsung nikah sama Jisung?" -tanya ayah Jisung memastikan.

"Kalau boleh dan Jisungnya mau iya om" -jawab Changbin sambil menatap ayah Jisung dan Jisung secara bergantian.

"Kalau Jisung gimana?" -kali ini ayah Changbin yang bertanya.

Hening. 

Jisung bingung harus menjawab apa karena dia sendiri belum siap jika harus menikah langsung dengan Changbin. Tapi ia tidak enak jika harus terang-terangan menolak ajakan Changbin untuk menikah.

"Kalau Jisung belum siap diomongin aja gapapa" -ujar ayah Changbin yang berusaha mengerti posisi Jisung saat ini.

"Maaf" -ujar Jisung yang refleks membuat Changbin mengenggam tangannya.

"Hei"-panggil Changbin pelan.

"Changbin, biarin Jisung keluarin isi kepalanya dulu" -ujar Ibu Changbin.

Changbin menuruti ucapan ibunya dan Changbin tahu betul jika Jisung sedang takut dan bingung disaat yang bersamaan sekarang. Jadi ia hanya mengusap punggung tangan Jisung agar si pemilik tangan bisa lebih rileks.

"U-umm mungkin kalau untuk langsung menikah Jisung belum siap om" -ujar Jisung mengalihkan atensinya pada ayah Changbin tanpa melepas genggaman tangannya pada Changbin.

"Maafin sungie ya hyung" -lanjutnya kali ini pada Changbin.

"Kalau tunangan dulu Jisung mau kah?" -tanya Ibu Changbin kali ini.

"Tante ngerti kenapa Jisung belum siap, Changbin gak pernah ngasih kejelasan hubungan ke kamu kan? dan kalian juga belum lama kenal. Tapi mungkin tunangan bisa membuat kalian terikat satu sama lain dulu, karena opsi menikah mungkin terlalu berat buat kamu" -lanjut Ibu Changbin menjelaskan.

"Begini saja, kita kasih waktu mereka buat ngobrol berdua dulu" -ujar ayah Jisung memberi saran.

"Brian kan bawa mobil sendiri, Changbin pake dulu aja mobil Brian buat ajak Jisung jalan kemana gitu sambil kalian obrolin tentang ini" -timpal Ibu Jisung.

"Nah iya bener, nih bawa mobil gua aja" -ujar Brian yang langsung memberikan kunci mobilnya pada Changbin.

"Thank you hyung" -balas Changbin

"Yaudah kalau gitu kita semua pulang dulu, kamu jangan pulangin Jisung kemaleman" -ujar Ayah Changbin.

"Ok pa"

***

Sampai ketemu di next chapter!!!

Rainy Day in London | BinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang