33

372 61 15
                                    

Changbin sangat yakin jika saat ini dirinya sedang dipermainkan oleh orang-orang dihadapannya. Mulai dari kedua orangtuanya  hingga Chan yang hanya diam ketika Changbin melontarkan pertanyaan-pertanyaaan yang seharusnya bisa mereka jawab.

"Pa beneran deh, Changbin cuma mau tau papa mau jodohin Changbin sama anak rekan kerja papa yang mana, namanya siapa?"

Ini sudah ketiga kalinya Changbin melontarkan pertanyaan itu. Dan jawabannya selalu sama.

"Minggu depan kamu liat sendiri aja orangnya Changbin, anaknya manis kok, kamu gak perlu khawatir. Papa tau yang terbaik buat kamu"

"Aku mau tau duluan orangnya yang mana" -ujar Changbin yang masih menuntut jawaban dari pertanyaannya.

"Minggu depan aja" -kali ini mama Changbin yang merespon.

"Mama sama papa kalo mau ngerjain Changbin gak gini caranya" -ujar Changbin akhirnya.

Orangtua Changbin saling menatap satu sama lain dan tidak merespon ucapan Changbin.

"Gak usah dijodohin juga Changbin mau kok nikahin dia"

Uhuk' uhuk' uhuk'

Chan yang baru saja menegak minumnya karena gugup  malah tersedak ketika mendengar pernyataan Changbin.

"Kan kena karma" -ujar Changbin sambil menertawai Chan.

"Bin ngeselin ya lo" -protes Chan.

***

"Yaudah jadi kamu udah tau nihh?" -tanya mama Changbin.

"Udah"

"Gak seru ah kamu bin" -kali ini papa Changbin yang bersuara.

"Tau nih kamu gak seru.. kan mama udah berharap kejadian kayak di drakor drakor" -timpal mama Changbin.

"Plis lah ma.. mama ngarepin Changbin marah karena dijodohin padahal akhirnya dijodohinnya sama Jisung??" -tanya Changbin.

"Iya, biar ada dramanya dikit percintaan kamu itu loh nak.."

"Udah drama kok ma, Jisung udah sampe nangis karena takut ditinggal Changbin" -jelas Changbin.

"Hah serius kamu?"

"Iya"

"Yaudah minggu depan langsung nikah aja apa ya bin?" -tanya papa Changbin.

"Gak langsung nikah dong paa.. minggu depan Changbin lamar Jisung dulu aja" -jawab Changbin.

"Akhirnyaaaaa" -respon Chan lega melihat sahabatnya yang ternyata memegang ucapannya tentang melamar Jisung ketika mereka sudah kembali ke Korea.

"Oke setuju, mama yang cariin cincinnya, Chan yang cariin restorannya" -ujar Mama Changbin antusias.

"Jangan suruh Chan! Ngeselin dia!" -protes Changbin mengingat kejadian wine bar yang ia alami.

"Dih jangan dendam gitu sama gua!" -balas Chan.

"Kalian berantem mulu kayak anak bocah deh" -ujar papa Changbin.

Chan hanya tersenyum sambil menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

"Oh iya, Chan gak mau ngelamar Lino sekalian? Papa sama mama juga mau liat kamu nikah Chan, biar nanti waktu mama papa pindahin tugas kamu buat pegang cabang di London ada yang nemenin. Soalnya Changbin mau papa suruh urusin kantor pusat sama Jisung" -tanya papa Changbin pada Chan yang sudah dia anggap sebagai anaknya juga.

"Ahh.. itu.. kayaknya Lino belum siap" -jawab Chan ragu-ragu.

"Pindahin dulu aja Lino ke London pa, mereka jarang barengan jadi lebih banyak berantemnya dari pada akurnya. Lino juga kurang afeksi dari Chan jadi biarin mereka memperbaiki hubungan dulu di London" -jelas Changbin.

"Pinter banget anak mama mikirinya" 

"Kalo gak pinter Changbin udah marah karena mama sama papa main jodoh-jodohin Changbin sesuka hati"

"Hahaha iya iya yaudah, bulan depan Chan pegang cabang di London ya. Nanti Lino yang jadi asisten pribadi kamu" -ujar papa Changbin akhirnya.

"Secepet itu pa serah terimanya?" -tanya Chan.

"Papa, mama, sama Changbin udah ngerencanain ini dari lama kok Chan. Kita cuma nunggu waktu yang tepat aja" -jawab papa Changbin.

"Ahh.. baik kalau begitu" -respon Chan yang sebenarnya tidak tahu harus bersikap seperti apa setelah diperlakukan begitu baik dengan keluarga Changbin.

"Santai aja Chan, kita percaya sama lo kok. Lo udah jadi bagian dari keluarga ini. Anggap aja cabang di London tuh punya lo sendiri dan silahkan lo urus dengan bijak" -ujar Changbin.

***

Hii, maaf aku baru update lagi :))
Semoga masih ada yang nunggu cerita ini selesai ya hehe
I'll try to finish it as soon as possible <3

Sampai ketemu di next chapter!!!

Rainy Day in London | BinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang