vote dan komennya jangan lupa, ya!
⚠️
"Ih! Manis banget, gila!" Yukira berteriak nyaring tepat dihalaman rumah Jibran.
Gadis bermata rubah itu saat ini sedang menyantap buah mangga yang barusan mereka colong dirumah tetangga Jibran yang bernama Hendery.
Aurellia mengangguk mengiyakan, kemudian menyantap kembali buah dihadapannya.
"Makanan nyolong emang terbaik!" Jibran berkata dengan nada disertai gaya Boboiboy ketika telah mengalahkan Adudu.
Aurellia yang menangkap nada suara Boboiboy tadi segera bersenandung. "Bangun pagi, gosok gigi-" Belum selesai gadis itu bersenandung, ucapannya dipotong oleh Yukira-si gadis bermata rubah.
"Cuci muke-" Sayangnya senandung Yukira juga dipotong oleh orang sialan yang tidak bertanggung jawab yaitu Jibran, lelaki berwajah tupai.
"TAK MANDI!" Jibran berteriak nyaring.
Membuat kedua sahabat perempuannya itu melirik sinis Jibran seraya berdecak sebal.
"SAYANG! JANGAN TERIAK-TERIAK! BERISIK TAU!" Dari ruang tamu, suara mama Jibran memperingati dengan berteriak nyaring.
"MAMA JUGA TERIAK, TAU! JADI, JANGAN SALAHIN JIBRAN DOANG DONG!" Jibran balas berteriak. Lelaki itu tidak mau kalah bacot melawan mamanya.
"MAMA NGGAK TERIAK, YA! ITU KAMU YANG TERIAK!" Mama Jibran ngotot.
"NGGAK! MAMA YANG TERIAK! JIBRAN NGGAK SALAH! MAMA YANG SALAH!" Jibran masih tidak mau kalah bacot.
"OH! JADI KAMU MAU NGELAWAN MAMA, HAH!? AWAS NANTI KAMU MINTA UANG JAJAN! GAK BAKAL MAMA KASIH!" Mama Jibran mengancam.
Jibran melotot "MAMA KOK GIT-HMPPH!" Bacotan Jibran terpotong oleh Aurellia yang membekap mulutnya.
Lelaki itu menatap Aurellia horor.
"Jibran, sayang~ Jangan banyak bacot, ya," Aurellia berkata dengan nada halus dan manis yang malah membuat bulu kuduk Jibran berdiri.
Lelaki itu merinding.
Walaupun Aurellia yang paling kalem diantara mereka, namun jika gadis itu marah atau ngambek, Aurellia yang paling menyeramkan.
Jibran mengalihkan tatapan dari wajah Aurellia yang sedang tersenyum manis kearah Yukira, meminta pertolongan.
Yukira hanya tersenyum miring sambil berucap pelan sambil tertawa kecil 'wayolo, diomelin.' Gadis bermata rubah itu menatap Jibran jenaka, menahan tawanya.
Jibran berdo'a didalam hati, semoga ia masih bisa selamat.
Jibran masih ingin hidup. Lelaki itu mulai berangan-angan, awalnya Aurellia akan membunuhnya. Kemudian memotong tangan dan kakinya. Pada saat kedua anggota tubuhnya itu sudah tertepas, Aurellia akan tersenyum miring, lalu mengambil obeng dari perkakas dan menusukkan obeng itu kearah kedua matanya.
Crak!
Lalu mencongkelnya keluar.
Setelah itu, Aurellia masih kurang puas melihat pemandangan didepannya. Gadis itu berdecak tidak suka, kemudian mengambil tang.
Mengarahkan alat itu kearah ujung bibirnya. Kemudian mengguntingnya hingga pipi Jibran sobek lebar.
Aurellia memutar kedua bola matanya, gadis itu masih belum puas. Pemandangan mengenaskan Jibran dihadapannya itu masih jelek.
Belum cantik.
Sama sekali tidak cantik.
Aurellia akan membuatnya menjadi cantik.
Dengan tangan yang berlumuran darah, gadis itu mengelus kening Jibran seraya tersenyum manis. Sangat manis.
"Jibran lo gemesin banget, tapi sayangnya kuping lo jelek. Gue gak suka." Aurellia merengut tidak suka.
"Lebih bagus kalo kuping lo gue ilangin! Pasti bagus banget deh! Lo juga pasti tambah ganteng!" Gadis itu tersenyum riang.
Tangannya yang berlumuran darah mulai mengusap telinga kanan Jibran, kemudian mengambil gunting dari dalam tasnya. Gadis itu mulai menggunting telinga Jibran.
Krek! Krek!
Aurellia tersenyum manis-
Ting!
Sebuah notifikasi WhatsApp muncul menghancurkan lamunan imajinasi Jibran.
Aurellia menghela napas, kemudian melepaskan bekapan tangannya yang berada di mulut Jibran.
Gadis itu meraih benda pipih yang berada tepat disampingnya.
Daniyal
Kak, jangan pulang ke rumah dulu yaa
Ada temen temen aku kesini
Maaf aku ngelarang kakak
maaf ya ...
Aku sayang kakak!♡
heheMelihat raut wajah muram dan sendu Aurellia, Yukira dan Jibran saling bertatapan.
Seakan bertelepati, mereka mengangguk mengerti.
Yukira mengelus lembut bahu ringkih Aurellia, kemudian tersenyum menenangkan, "Tenang aja, lo nggak akan sendiri disini. Kita bakal selamanya ada disisi lo, nemenin lo. Sampai kapanpun lo butuh."
Kedua manik mata Aurellia berkaca-kaca. Gadis itu terharu.
Jibran mengelus kedua pipi lembut Aurellia seraya tersenyum lembut.
"Gimana kalo kita ke mall? Tenang aja, nanti a Jibran yang traktir semuanya! Ayo dong! Jangan nangis gitu. Nanti cantiknya ilang, terus Lion gak demen lagi sama lo." Jibran menghibur sekaligus merayunya. Lelaki berwajah tupai itu tersenyum menggoda kepada Aurellia.
"Ayo, senyum dong, cantik." Yukira terkekeh pelan, kemudian gadis itu mengarahkan jari telunjuknya kearah kedua sisi mulut Aurellia. Lalu menariknya keatas, menyuruhnya untuk tersenyum.
Melihat tingkah kedua kawannya membuat Aurellia tertawa. Ia sangat bahagia.
Sangat.
"Nah, gitu dong!" Ucap Jibran dan Yukira bersamaan. Mereka berkata dengan sangat bersemangat.
Selanjutnya mereka berpelukan dengan gembira.
Aurellia sangat bersyukur bisa mempunyai kedua sahabat seperti Jibran dan Yukira yang sangat mengerti bagaimanapun keadaannya.
Ia sangat bahagia mempunyai teman terbaik dari segala terbaik.
"Nah, ayo berangkat!" Jibran mengajak.
"LET'S GO!" Ucap Aurellia dan Yukira bersemangat. Tanpa sadar, suara kedua gadis itu meninggi.
"CANTIK! JANGAN TERIAK-TERIAK, YA! BERISIK TAU!" Mama Jibran menyahut ditengah kegembiraan mereka.
Membuat ketiganya tertawa bersama.
[ jum, 14 mei 2021 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Vermilion Class : Aurellia and Everything
Fanfiction#1st series of Vermilion Class A local fanfiction short story Cast: Lee Minho [ Lino ] Choi Jisu [ Lia ] *** Apa jadinya bila si receh disatukan dengan si galak? Yang pastinya orang yang memperhatikan langsung melongo melihat keanehan me...