Bagian 17: Daniyal

175 70 157
                                    

"Kamu lagi deket sama laki-laki?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu lagi deket sama laki-laki?"

Itu suara Danish. Abangnya itu secara tiba-tiba menyeletuk, sukses membuat Aurellia yang sedang serius menonton animasi anak kembar berkepala plontos itu terkejut.

Aurellia menatap abangnya bingung, ia masih belum mengerti, "Ha?"

Danish menyinyir, "Kata Haechan kamu lagi deket sama cowok, siapa orangnya? Kenapa nggak bilang sama abang?" Desak Danish agar Aurellia cepat bercerita.

"Echan ngeselin banget, sih! Lemes banget mulutnya. Kalo ketemu awas aja lo, langsung gue geplak nanti." Tutur gadis itu mencicit kesal. Dalam kepalanya ia tengah membayangkan tangan kecilnya itu sedang menggeplak kepala bulat Haekal.

"Ekhm." Danish berdehem, sukses menghancurkan imajinasi sang adik.

Aurellia menyengir, menampilkan barisan giginya yang putih dan bersih. "Ah, dia Lion. Lagian aku juga belum suka sama dia, kok. Bang Danish tenang aja." Tenang Aurellia menjelaskan.

Danish mengangkat sebelah alisnya, "Yang bener?" Tanyanya memastikan.

Aurellia hanya tersenyum tipis kemudian mengangguk untuk menganggapi.

Suara langkah kaki yang saling bersahutan diatas tangga membuat kedua atensi kakak-beradik itu teralihkan. Mereka segera menengok kearah tangga.

Pandangan mereka berbeda. Danish yang menatap lembut sembari tersenyum tipis, sementara Aurellia hanya menatapnya datar tanpa ekspresi.

Disana berdiri Daniyal dengan pakaian santainya dengan menenteng laptop yang dilapisi oleh tasnya. Lelaki itu berjalan menuruni tangga dengan memakai hoodie abu kebesaran, serta topi biru favorit miliknya.

Lelaki bermata rubah itu tersenyum manis kearah kedua kakaknya.

"Iyal mau kerja kelompok dulu, ya. Nanti pulangnya agak sorean." Daniyal meminta izin.

Aurellia masih menatap Daniyal tanpa ekspresi. Sedangkan Danish melangkahkan kaki menghampiri Daniyal. Lelaki itu mengelus lembut punggung adik bungsunya. Kemudian tersenyum.

"Kalau udah selesai, langsung pulang ya, dek. Jangan main. Mumpung tugas abang udah beres semua, nanti kita bertiga makan malem bareng dirumah." Jelas Danish.

Daniyal menganggukkan kepalanya lucu.

"Papa gimana, bang? Pulang ngga?" Tanya Daniyal.

Danish tersenyum, kemudian menggeleng. "Kayaknya papa lembur lagi, deh."

Melihat wajah muram adiknya, Danish buru-buru menghiburnya, "Udah, jangan sedih, ya. Kan ada bang Danish sama kak Lia. Pokoknya nanti kamu jam 5 udah harus sampai rumah." Tegas Danish.

Daniyal tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya kembali. Tampak sangat menggemaskan.

Si bungsu melirik kakaknya, "Kak Lia, aku berangkat dulu ya." Ujar Daniyal sembari tersenyum, memperlihatkan kedua bolongan yang berada di pipinya.

[✔️] Vermilion Class : Aurellia and EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang