Bagian 11: Ogah

191 108 91
                                    

"LIA KUH!" Dari arah belakang, suara Jibran setengah berteriak terdengar membuat kedua insan yang sedang merangkul itu menghentikan langkahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LIA KUH!" Dari arah belakang, suara Jibran setengah berteriak terdengar membuat kedua insan yang sedang merangkul itu menghentikan langkahnya. Yang otomatis, membuat Lion mau tak mau melepaskan rangkulannya.

Jibran hari ini datang dengan seragam yang tidak lengkap. Lelaki itu tersenyum sangat lebar kearah Aurellia.

Aurellia membalik badan, lalu senyumnya merekah. "Ji, kangen." Gadis itu merentangkan tangan, lalu berlari kecil kearah Jibran.

Kemudian memeluknya.

Padahal mereka hanya berpisah selama satu hari. Kemarin Jibran tidak masuk sekolah dikarenakan ada acara keluarga di rumah oma nya, yang kata Jibran itu ompong. Hingga tersisa gigi depannya saja.

Aurellia tidak tahu, sih ya. Kata Jibran, oma nya itu walaupun sudah lapuk, namun masih sangat cantik. Bahkan kakek-kakek di satu komplek itu menyukai oma nya.

Aurellia pernah melihat foto oma Jibran pada saat muda. Pada saat itu, umur oma di foto menginjak umur 24 tahun.

Lihat, sangat cantik bukan? Bahkan, namanya saja kebarat-baratan; Irene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lihat, sangat cantik bukan? Bahkan, namanya saja kebarat-baratan; Irene.

Kalau ia dibandingkan dengan oma Jibran, Aurellia hanyalah ampas debu. Tak terlihat.

"JIJI! HUHUHU, KANGEN BANGET!" Suara itu membuat Aurellia dan Jibran yang sedang berpelukan dengan khidmat melepaskan diri.

Mereka melirik, terlihat Yukira setengah berlari dari tengah lapangan menuju arah mereka.

Bahkan, Yukira melepaskan tautan tangannya dengan Haris. Haris yang melihat pemandangan itu, hanya terkekeh kecil.

"Jangan lari! Nanti jatoh, Kira!" Haris setengah berteriak kearah Yukira. Yukira tak memedulikannya, ia hanya fokus menatap kearah Jibran dan Aurellia, kemudian tersenyum lebar.

Baru tiga detik Haris mengatupkan bibirnya yang seksi, bahkan mulutnya masih basah. Haris meringis ketika melihat Yukira tersandung kakinya sendiri. Hampir terjatuh.

"Tuh, kan. Apa gue bilang tadi. Dasar nakal." Haris bergumam. Lalu ikut melanjutkan langkahnya mengikuti jejak sang adik. Lelaki itu berjalan santai sambil memasukan tangan kanannya dikantong celana dan menyisir rambut depannya kearah belakang.

[✔️] Vermilion Class : Aurellia and EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang