Bagian 16: Aku tahu semua tentang kamu

175 77 144
                                    

Lion sedang memerhatikan gadis dibarisan ketiga yang tengah menumpukan wajahnya di atas meja sembari menutup mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lion sedang memerhatikan gadis dibarisan ketiga yang tengah menumpukan wajahnya di atas meja sembari menutup mata.

Wajah gadis itu menghadap jendela, yang secara otomatis pada siang hari ini cahayanya menerpa wajah manisnya.

Gadis berhairclip itu mengernyitkan dahinya, merasa terganggu acara menjelajahi alam mimpinya.

Gadis itu, Aurellia tidak bisa tidur. Jadi ia hanya memejamkan matanya.

Secara tiba-tiba, cahaya matahari yang menyinari matanya meredup. Membuat Aurellia merasa nyaman.

Merasakan sebuah tangan besar dan lebar mengusak tatanan rambutnya yang dijepit menggunakan hairclip.

Tangan itu mengusap kepalanya lama, kemudian tangan itu mengusap lembut pipinya.

Membuat hatinya berdesir geli.

Aurellia tahu tangan ini.

Sangat tahu.

Entah kenapa jantungnya tiba-tiba berdetak berkali-kali lipat lebih kencang dari biasanya.

Oh, tidak. Apakah ia sudah ....

Tidak mungkin.

"Aurel."

Sial. Panggilan namanya itu membuat hatinya berdesir kembali.

Tidak boleh.

"Jangan tolak gue mulu, please,"

Ah, suara memohon ini membuatnya tak tega. Aurellia ingin segera mengelus rambut pemilik suara ini.

Tidak. Tidak boleh.

Harus ditahan.

Aurellia harus tetap memejamkan matanya. Berpura-pura tidur.

Kemudian bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Ya. Harus seperti itu.

"Gue sayang banget sama lo, Rel. Kalau boleh jujur, gue udah sayang sama lo dari awal kelas 10."

"Waktu itu lagi MOS, lo lucu banget dikuncir lima. Hahahaha kayak bayi. Dan .... waktu lo senyum itu .... manis banget."

Aurellia bisa merasakan bahwa orang yang sedang berbicara sendiri dihadapannya itu .... saat ini tengah tersenyum miris.

"Kalau gue ajak lo kencan malem minggu, mau nggak?" Suara yang tadinya sedikit bergetar kini berbicara dengan nada yang ceria.

"Please, jangan tolak gue lagi ya. Hm?"

Telapak tangan itu kini berpindah haluan, sekarang tengah mengelus pelipis kiri Aurellia.




Kemudian mengecupnya.

Aurellia barusan bisa merasakan benda kenyal nan lembab menempel di pelipisnya.

Dan helaan nafasnya yang hangat menerpa pipinya.



[✔️] Vermilion Class : Aurellia and EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang