Bagian 9: Kerja Kelompok [2]

238 123 135
                                    

Bacanya pelan-pelan ya, sambil diresapi.

Jangan lupa vote dan komennya!

Hari sudah sore, kini Aurellia sedang berada di balkon kamarnya bersama Haekal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah sore, kini Aurellia sedang berada di balkon kamarnya bersama Haekal. Lelaki bernama lengkap Haekal Chandra itu memiliki nama panggilan Haechan -singkatan dari nama Haekal dan Chandra. ketika ditanya, Haekal hanya menjawab; biar keren lah! Disingkat singkat gitu, biar kayak orang Korea gitu loh!

Tujuan sepupunya disini itu, katanya ia ingin curhat.

"Gue rencananya nanti malem mau nembak Shalma."

Haekal dan Shalma itu bersahabat. Mereka tumbuh bersama sejak kecil. Yang dulunya suka mandi bersama, tidur bersama kini sudah tumbuh dewasa. Sudah mengenal yang namanya cinta.

Omong-omong, mereka ini sama-sama playboy dan playgirl, suka bergonta-ganti pasangan. Sungguh perpaduan yang sangat cocok, bukan?

Tapi karena suatu kejadian, Shalma dicampakkan. Haekal mengambil inisiatif untuk menjadikan Shalma sebagai pacarnya.

Ia akan menjaga Shalma 24/7.

"Terus?" Aurellia mengangkat alis.

"Nah! Kan, Bang Danish bisa main gitar tuh. Gue mau minta bantuan dia, tapi dia malah gak bisa dihubungin daritadi. Kesel gue!" Haekal mendecakkan lidah.

Gadis itu menyandarkan punggungnya dipembatas balkon kamarnya, lalu menatap langit yang saat ini sangat cerah.

Aurellia menggeplak kepala Haekal. "Gue juga bisa main gitar, bego!"

Haekal meringis, mengusap kepalanya, "Gue gak mau minta bantuan lo. Ogah! Bang Danish kan baik dan tidak sombong. Nah, kalo lo itu buruk akhlak dan sangat sombong!" Ucapnya menuding Aurellia dramatis.

Aurellia hanya melirik sinis, "Dia lagi ada praktek di kampus katanya. Paling bentar lagi pulang. Tapi kalo masalah gak bisa dihubungin itu ..., kayaknya bang Danish lagi ngedate sama kak Sona." Mengangkat kedua bahu, tak tahu menahu.

Haekal juga ikut menatap langit, dengan pandangan menerawang. "Oh, gitu."

"Lo serius ga sih, sama Shalma?" Dahi Aurellia mengernyit. Pandangannya menajam. Awas saja kalau Haekal tidak serius.

Haekal menyunggingkan senyum tipis, "Gue serius kok. Kalo nggak, gue gak akan jadiin sahabat sehidup semati gue sebagai pacar. Gue gak mau nyakitin dia. Kan lo tau sendiri, kalo gue sesayang apa sama Shalma." Mata Haekal menyendu.

Aurellia menghela napas, lalu menepuk bahu Haekal. Mencoba menenangkan.

"Iya gue tau, tau banget malah. Cuma, gue agak khawatir karena lo jadi playboy kelas buaya itu yang buat Shalma jadi ngeraguin cinta lo ke dia, Chan."

[✔️] Vermilion Class : Aurellia and EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang