32.2

277 53 0
                                    

"Gimana liburannya bro?" Seru Hoshi menyenggol pemuda tinggi berkulit tan di sebelahnya. "Liburan apanya hah? Orang gue perjalanan bisnis," decak yang disenggol. "Asik, temen kita orang bisnis bro," cengir Hoshi membuat yang lain tertawa.

"Eh, ada anak baru?" Celetuk seorang gadis yang baru saja masuk ke dalam kelas, ia memandang lurus ke arah pemuda yang ia anggap sebagai 'murid baru' tersebut. "Eh?" Bingung pemuda tersebut.

"Bukan anak baru Jen," tawa Hoshi melihat respon polos Jennie. "Dia Rowoon Jen, anak lama yang suka bolos," kata Hoshi mengenalkan Rowoon ke Jennie. "Kalau yang ini Jennie, beneran anak baru." Gantian Hoshi memperkenalkan Jennie ke Rowoon.

Rowoon hanya melirik Jennie sebentar lalu mengangguk kecil, "Seok, gue pinjem catetan lu ya." Kata Rowoon kepada Wooseok, ia tak menghiraukan kehadiran Jennie di sana.

"Iya Woon," jawab Wooseok singkat.

"Karena sudah lama tidak bertemu Rowoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena sudah lama tidak bertemu Rowoon. Jadi, presentasi pertama akan dibuka oleh Rowoon." Kata guru ketika menentukan urutan presentasi. Mau tak mau pun Rowoon maju ke depan kelas dan memulai presentasi.

Selama Rowoon melakukan presentasi, ada beberapa murid yang terlihat bosan, ada juga yang mencoba mengingat-ingat materi sambil mencoba untuk meredakan rasa nervous yang mereka rasakan, ada juga yang memperhatikan dan mencatat hal-hal yang penting.

Dan Jennie, dia amat memperhatikan Rowoon dengan seksama sambil menyunggingkan senyum kecil yang ia tutupi dengan genggaman kedua tangan, seakan-akan ia menggunakan genggaman tersebut untuk menopang kepalanya, namun sebenarnya ia sedang menutupi senyumannya.

"Sekian presentasi dari saya, mohon maaf bila ada salah kata. Terima kasih," tutup Rowoon selesai presentasi. Ia pun kembali duduk di kursinya yang berada di depan meja Jennie.

Dengan segenap keberanian, Jennie menepuk pundak kanan Rowoon dengan pelan. Akhirnya si pemilik bahu tersebut sedikit menolehkan kepalanya ke belakang, "uhh itu.. gue nanti pinjem catatan presentasi lo tadi ya." Rowoon hanya mengangguk kecil sebagai balasan.

" Rowoon hanya mengangguk kecil sebagai balasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jen, anak-anak lagi main di lapangan. Mau ikut liat?" Teriak Joy dari depan pintu kelas, Jennie yang mendengarnya langsung mengangguk dengan semangat.

"Eh gue ikut!" Seru Wooseok tiba-tiba. "Dih tumben." Joy berkata dengan nada sedikit terkejutnya. "Ya mau liat aja, napa sih?!" Wooseok menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Dah lah ayok!"

Akhirnya Jennie, Joy, dan Wooseok berjalan beriringan ke lapangan namun saat hendak melewati kantin, Jennie menyuruh kedua temannya untuk menunggunya sebentar.

"Mau beli apa lu?" Tanya Joy.

"Minum."

"Cieee... Buat Rowoon ya," goda Joy dengan berbisik namun sayang sekali Wooseok masih dapat mendengarnya.

"A-apaan sih?!" Gagap Jennie sambil melirik Wooseok, ingin tahu apakah ia mendengar bisikan Joy atau tidak.

Ternyata Wooseok masih mempertahankan wajah datarnya bahkan memalingkan mukanya ke samping, nampak tidak peduli. Jennie merasa lega akan hal tersebut.

Kalau Wooseok dengar nanti cepu ke Rowoon kan Jennie malu.

Lalu dengan cepat Jennie pergi ke kantin untuk membeli minum dan kembali berjalan beriringan ke lapangan.

Suasana di lapangan sangat ramai, Jennie dan Joy memilih bergabung ke kerumunan penonton, sedangkan Wooseok menghampiri teman-temannya yang sedang beristirahat di pinggir lapangan.

"Tumben," kata Sangyeon ketika melihat Wooseok menghampirinya. "Bosen," jawab Wooseok kelewat singkat, air mukanya sangat tak bersahabat.

"Napa lu? Tegang amat!" Kata Sangyeon saat melihat air muka sahabatnya. "Ga apa," jawab Wooseok lagi namun kali ini ia menghela napas pendek, pandangannya ia jatuhkan pada kerumunan penonton.

Melihat itu Sangyeon ikut melihat arah pandangan Wooseok dan tersenyum kecil ketika mengetahui alasannya.

"He fell so damn hard to her," bisik seseorang tiba-tiba kepada Sangyeon, untung saja Sangyeon tidak terkejut.

Sangyeon menoleh dan mendapati Jaehwan yang melirik Wooseok, Sangyeon tersenyum kecil ketika mengetahui seberapa peka temannya yang satu ini.

"Yes, but also hurt so damn hard," bisik Sangyeon menyambung perkataan Jaehwan.





To Be Continued.

Semoga kalian ga lupa kalau buku ini masih ada ya huhu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga kalian ga lupa kalau buku ini masih ada ya huhu.

[✔] PEKA🌸RowoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang