Awal mula persahabatan enam laki-laki ; Rowoon, Jaehwan, Ten, Hoshi, Sangyeon, dan Wooseok.
"Wooseok Sangyeon dipanggil wali kelas ke ruang guru." Jaehwan menyampaikan pesan pada teman sekelasnya itu.
Mendengar itu Sangyeon melirik kesal Wooseok, "satu tim sama lo lagi lo lagi, bosen gue!" Keluhnya namun Wooseok tidak bereaksi apapun walau sebenarnya dalam hati ia ingin sekali menampar mulut Sangyeon.
Tapi walaupun begitu mereka tetap pergi ke ruang guru namun tidak secara beriringan, anti sekali mereka terlihat akrab satu sama lain. Dan benar sekali dugaan mereka sebelumnya, mereka akan kembali mewakili sekolah sebagai satu tim dalam olimpiade sains.
"Jadi, kapan kita bisa melanjutkan diskusi ini?" Tanya wali kelasnya.
"Terserah bu tapi kalau bisa jangan hari ini, saya belum ijin orang tua." Jawab Wooseok sopan.
"Harus siap tiap waktu dong, tapi nanti gue ada janji basket sih." Jawaban Sangyeon membuat Wooseok menghela napas lelah.
"Ya sudah, bagaimana kalau besok?"
"Bisa bu." Keduanya menjawab secara bersamaan membuat guru mereka tersenyum kecil, "kalian kompak sekali ya. Ibu bangga."
"Dih!" Sangyeon reflek mendecih membuat guru mereka sedikit kaget, melihat tersebut Sangyeon kelabakan, "maksud saya deal bu deal hehe."
Sedangkan Wooseok hanya tersenyum manis padahal dalam hati, "ewh!"
Besoknya, sesuai dengan yang diberitahukan kemarin. Baik Wooseok dan Sangyeon datang ke perpustakaan, tempat diskusi seperti yang sebelum-sebelumnya.
"Lah tumben gurunya belum dateng?" Celetuk Sangyeon lalu duduk di tempatnya seperti biasa, begitu pula dengan Wooseok yang tidak mau repot-repot menanggapi celetukan Sangyeon pun langsung duduk manis di hadapan Sangyeon.
"Baca materi sendiri-sendiri aja dulu sambil nunggu," kata Sangyeon mulai membuka bukunya, begitu pula dengan Wooseok.
Selanjutnya keadaan hening, keduanya fokus pada aktivitas mereka masing-masing.
Bruk
Sangyeon langsung mengangkat kepalanya ketika mendengar suara tersebut, dan kini ia mendapati Wooseok yang tertidur dengan kepala yang tenggelam pada buku bacaan nya.
Rasanya Sangyeon ingin menertawai posisi tidur Wooseok yang menurutnya konyol tersebut. Sangyeon merenggangkan tangannya sambil bergumam kecil, "gurunya lama banget sih." Lalu ia melipat tangannya dan menidurkan kepalanya, mengambil ancang-ancang tidur seperti Wooseok. "Cuma bentar," batinnya.
Lalu ia pun tenggelam ke alam mimpi.
Lima menit telah berlalu namun baik Sangyeon dan Wooseok sudah tenggelam dalam tidur begitu cepatnya. Maklum anak pintar harus merelakan waktu tidur mereka, kalau bisa memohon pada Tuhan, mereka ingin waktu lebih dari 24 jam.
"Eh?" Bisik seseorang yang mendekat ke arah meja mereka. Seorang pemuda bermata minim tersebut terlihat menahan tawa ketika melihat Sangyeon dan Wooseok yang tidur dengan pose romantis ala-ala drama korea yang sering ia tonton bersama dengan ibunya.
Ia mengeluarkan ponselnya sambil terkikik kecil mengarahkan kamera pada kedua orang tersebut, "abadiin dulu lah."
Cekrek
"Wooseok Sangyeon bangun!" Ia mengguncang bahu kedua temannya tersebut. Sangyeon membuka kedua matanya terlebih dahulu, ia menguap sambil merentangkan kedua tangannya, "Hoammm, eh Hoshi. Tumben lu kesini?"
"Gue cuma mau bilang tadi guru pembimbingnya titip pesen ke gue kalau hari ini ga jadi ada diskusi soalnya dia masih harus ngajar di tempat lain," kata pemuda sipit bernama Hoshi tersebut.
"Kenapa ga ngomong daritadi coba tuh guru!" Gerutu Sangyeon sedangkan Wooseok menggaruk kedua pipinya sambil mengedip-ngedipkan kedua matanya lambat, tampak sedang mengumpulkan nyawa.
Melihat pemandangan kedua orang tersebut, Hoshi kembali terkikik membuat Sangyeon meliriknya aneh, "kesambet hantu perpus ya lu? Ketawa sendiri kek orang gila."
"Dia udah gila dari dulu," Wooseok menambahi membuat Sangyeon mengangguk-angguk setuju, "bener!"
To Be Continued
Aku udah mulai liburan nih, jadi aku punya lebih banyak waktu luang^^