Akhirnya, setelah sekian lama Jennie bosen ngeliatin sana-sini, bel istirahat pun berbunyi.
Langsung deh, semua anak-anak gue berhamburan keluar ke kantin, dari jauh Jennie ngeliat Joy yang lagi celingak-celinguk, rasanya lagi nyari si Jennie sama Sana.
"Joy! Sini! " panggil Jennie dan untungnya si Joy denger dan dengan segera dia ngehampiri tempat duduk Sana dan Jennie. Dan Jennie baru ngeh, kalau si Joy ternyata bawa temen yang tak lain adalah si anak baru.
"Hai. Udah pada pesen makan? " tanya si Joy sok manis. Mau ga mau bikin Jennie yang denger jadi was-was.
"Belum. Ini juga mau pesen," jawab Jennie.
"Kalau gitu gue aja yang pesenin, ya? Lo mau makan apa?" tanya Joy pada Jennie.
"Gue bakso aja yang pedes! Lo apa, San?" Jennie ganti bertanya pada Sana yang masih aja sibuk sama gadget nya.
"Mi pangsit gak pake sayur," jawab Sana cepat.
"Kalo kamu apa? " tanya Joy ke Doyoung sambil malu-malu anjing, membuat Jennie yang ngelihat bergidik ngeri.
"Batagor aja gak pake sambel," jawab Doyoung halus.
"Ya udah. Tungguin gue, yak!" kata Joy trus ngacir beli makanan.
Setelah Joy pergi gak ada lagi yang buka suara. Jennie asik celingak-celinguk bingung mau ngapain, Sana sibuk sama gadget nya dan Doyoung bingung mau ngomong apa.
"Tadi kita blom sempet kenalan loh!" kata Doyoung membuka keheningan.
"Oh, gue Sana. Cewek tercantik dikelas," celetukan Sana membuat Jennie memutar bola matanya malas. Doyoung mengangguk singkat kemudian menatap Jennie meminta jawaban.
"Jennie," jawab Jennie singkat.
"Nih, pesenan lo pada!" kata Joy dateng dengan nampan yang besar. Lalu ia membagikan makanan kepada si pemesannya. Kali ini mungkin si Joy lagi baik mau traktir mereka.
"Makasih ya," kata Doyoung sambil tersenyum tipis.
"Iya. Masama," bales Joy sambil senyum malu-malu anjing.
Pas bakso Jennie tinggal separuh tiba-tiba doinya Jennie, si Rowoon nyamperin meja Jennie.
"Jen, ini ada catetan sejarah yang tadi. Lo kan gak ngikutin pelajaran tadi," kata Rowoon ngasih buku catatan ke Jennie. Jennie berkedip pelan ga nyangka Rowoon bakal gini ke dia.
Di matanya Jennie sih, Rowoon kayak pangeran berkuda putih yang lagi menyelamatkan putri yang sedang kesusahan gitu. Jennie auto baper kalau dikasih perhatian kayak gini.
Bahkan si Sana sampe batuk-batuk buat nyadarin Jennie yang ngelamun ngeliatin visual Rowoon. "Buruan diterima kali Jen, capek tuh si Rowoon nya," celetuk Sana setelah berdehem.
"Diterima apanya nihhh?" Joy ikut-ikutan menggoda.
"Ya, bukunya lah. Masakkk," Sana menggantungkan ucapannya dan melirik Jennie yang sudah memasang muka ingin menerkamnya.
"Jen?" panggil Rowoon sambil menggoyangkan buku catatan yang ia pegang agar cepat diterima Jennie.
"Eh, iya. Makasih," kata Jennie pelan sambil mengambil buku itu dari tangan Rowoon, salting.
"Ini bukan dari gue. Dari si Jaehwan. Dia tadi mau ngasih ke lo cuma dianya tiba-tiba sakit perut. Jadi, dia nitipin ke gue," jelas Rowoon membuat Jennie hilang harapan. Tapi disatu sisi dia seneng karna Rowoon ngomong panjang ke dia.
"Tapi, kok si Jaehwan sih? Dia kan kerjaannya plonga-plongo! Napa tiba-tiba ga ada angin, ga ada hujan jadi rajin?" batin Jennie miris.
"Oh si Jaehwan ya? Sampein makasih buat dia," kata Jennie nyengir.
Rowoon gue cuma ngangguk trus ngalihin pandangannya ke Doyoung.
"Lu gak mau gabung sama anak-anak cowok?" tanya Rowoon ke Doyoung.
"Bentar ya. Ngehabisin batagornya dulu," jawab Doyoung.
Rowoon hanya ngangguk sebentar dan langsung balik ke mejanya.
"Eh, gue udah nih. Gabung sama anak cowok dulu, ya," kata Doyoung.
Jennie dan dua asistennya pun cuman ngangguk aja setelah itu si Doyoung pergi gabung ke meja dimana Rowoon dan anak-anak cowok lainnya duduk.
"Ciee! Yang tadi salting," goda Sana dengan ekspresi yang menyebalkan.
"Apaan sih?!" kata Jennie sewot tak terima digoda oleh Sana.
"Emang bener kan? Tapi ternyata yang bikin catatan si Jaehwan. Ngakak! Jangan-jangan si Jaehwan suka kali sama lo huahahahahaha," Sana masih setia menggoda Jennie sambil tertawa. heboh
"Sinting ya lo? Ga jelas amat! Joy, bantuin gue kali. Sinting nih, temen lo" kata Jennie menyenggol lengan Joy yang sedari tadi diam tak ada suaranya.
Jennie ngeliatin Joy yang ternyata daritadi ngeliatin Doyoung yang lagi asik ketawa sama anak cowok lainnya.
"Joy, sadar!" teriak Sana ke Joy. Membuat Joy mengerutkan kening tanda ga suka.
"Biasa ae, babi! Lu mau bikin gue budeg ya?" teriak Joy gak kalah keras.
"Berisik, anjir!" Jennie membekap mulut dua sahabatnya itu agar tidak lagi ada adu teriak-teriakan. "Ini yang malu nanti gue bukan mereka," batin Jennie.
Setelah mereka berdua sudah dianggap tenang oleh Jennie, Jennie pun melepaskan bekapannya.
"Udah ya, ga usah pada tengkar," kata Jennie mendelik ke Sana dan Joy.
Bukannya takut mereka malah memutar bola mata malas.
"Si Joy nih, gelagatnya udah ketauan," kata Sana menunjuk Joy dengan muka cemberutnya.
"Kok gue sih?" sahut Joy protes.
"Lo mau gebet si Doyoung kan? Nanti si Wonwoo gimana, Joyyy?" Sana mulai sok dramatis.
"Apa sih, San? Siapa yang mau gebet? Kita semua itu temen! Cuman temen! Lagian kok lu yang heboh? Lagian juga terserah gue mau berteman sama siapa," elak Joy. "Jangan-jangan lu ya? yang suka sama si Doyoung," Joy menuduh Sana.
Jennie di sini perannya jadi penonton aja dah.
"Siapa juga yang suka sama dia?! Mendingan Sangyeon juga dari pada si Doyoung," jawab Sana ga terima.
"Halah, palingan lo bentar lagi juga balik suka ke doi lama lo. Siapa namanya, Jen?" Joy beralih tanya ke Jennie.
"Yang mana? Doinya dia kan banyak," respon Jennie.
"Yang terindah itu lohh," Joy memancing.
"Si Seungyoun?" jawab Jennie.
"Ya itu!" Joy menggebrak meja pelan sambil tertawa puas.
"Apa sih!" Sana tambah cemberut.
Untuk saat ini Joy 1, Sana 0.
To Be Continued
Semoga, revisinya cepet ya..