Tak terasa seminggu berlalu. Semenjak kejadian di UKS kemarin, Jennie dan Rowoon bertingkah seperti dulu, layaknya orang asing.
Pelipis Jennie juga sudah membaik, ga benjol lagi kayak dulu haha.
Entah Jennie atau Rowoon, rasanya salah satu dari mereka sedang memberi jarak satu sama lain.
Jennie saat ini sedang berada di perpustakaan. Jarang-jarang lho Jennie ke perpus. Tapi niatnya ke perpus bukan untuk belajar maupun mengerjakan tugas tapi untuk wifi an haha. Dia juga duduk di pojok perpus karna spot tersebut adalah spot wifi yang kenceng.
Jennie selesai memencet video-video youtube yang ia ingin download, ia menengok sebentar ke arah sebrang kanannya namun pemandangan yang ia dapat adalah Hanbin dan Yerin yang lagi mesra-mesraan berdua, "cih, pacaran mulu," cibirnya mendecih dengan muka yang malas.
Mendadak Jennie jadi tidak bersemangat, "apa kabar gue? Dibaperin doi doang," batin Jennie merutuk.
Jennie melihat ponselnya yang sedang dalam proses download video. Tiba-tiba pop-up notifikasi line dari Joy membuatnya penasaran.
Park Joy
Lo dimana?
Kenapa?
Di depan kelas ada yang nyariin lo nih
Cowok
GaNTEng
Siapa?
Ga tau. Ga kenal
Rowoon?
Kalau Rowoon saya kenal :)
Ohh
Buru sini!
Ditungguin rasanya
OK
Setelah membalas pesan Joy, Jennie tidak langsung beranjak dari tempatnya. Ia menunggu sekitar 2 menit untuk menyelesaikan download an nya. Setelah semua videonya ter-download ia baru kembali ke kelasnya.
Dari jauh, Jennie melihat seorang laki-laki bersurai hitam yang kelihatannya lagi nunggu seseorang di depan kelasnya. Jennie tidak seberapa mengenali muka laki-laki tersebut karena laki-laki tersebut terlihat menunduk asyik memperhatikan sepatunya.
Tapi Jennie sendiri merasa tidak asing dengan laki-laki tersebut, kayak pernah ketemu, kayak pernah kenal, kayak ga asing gitu.
Jennie memperhatikan laki-laki tersebut lebih lagi
lagi
lagi
dan gelap!
"Hayo! Tebak dong ini siapa?!" kata orang di belakang Jennie dengan nada jahil. Jennie rasanya pingin nabok orang si pemilik suara.
"Jun, lo sekali lagi aneh-aneh sama gue. Gue cekek leher lo," ancam Jennie kepada Sejun. Setelah diancem, Sejun langsung saja menurunkan telapak tangannya yang menutupi mata Jennie tadi.
"Galak banget si Jennie hehe," bukannya takut Sejun malah cengengesan, bikin Jennie memutar kedua bola matanya dengan malas lalu kembali menoleh ke arah laki-laki bersurai hitam tadi namun dia tidak mendapati siapapun berdiri di sana.
"Jun, lo tadi liat ada orang di depan kelas gak?" tanya Jennie ke Sejun yang lagi tebar-tebar pesona ke adik kelas.
"Orang? Siapa?" tanya Sejun menatap Jennie dengan muka bingungnya.
"Cowok. Rambut item, Jun," jawab Jennie.
"Gak ada kok. Gak ada siapa-siapa didepan kelas," jawab Sejun lalu lanjut tebar-tebar pesona.
"Masa sih gue salah liat?" monolog Jennie sendirian.
"Lu ngelamun ya? Masuk kelas aja yuk," ajak Sejun kepada Jennie karena sudah bel masuk.
"Iya deh," Jennie akhirnya nurut dan masuk ke kelas, namun di dalam kelas cewek-cewek di kelasnya pada ribut sendiri asyik ngegosip.
Jennie sih tidak tahu apa yang mereka bicarakan, namun telinganya menangkap sesuatu hal seperti-
"Ih, Jennie cowok nya banyak ya."
"Iya, kemarin aja nge-gebet Rowoon."
"Terus hari ini ada yang nyariin."
"Gak bener tuh si Jennie."
Jennie mematung sejenak mendengar hal tersebut. Wooseok yang sedang memperhatikan hal tersebut kebetulan menyadari perubahan wajah Jennie dan dia langsung menegurnya,
"Jen, jangan berdiri tengah jalan," nada suara Wooseok yang dingin pun membuat kumpulan cewek-cewek yang asyik bergosip menjadi bubar dan kembali ke tempat mereka masing-masing.
Jennie yang melihat hal tersebut memaksakan tersenyum kepada Wooseok lalu lanjut pergi ke tempat duduknya.
Baik Wooseok maupun Jennie menghela nafas pelan dan tak sengaja memikirkan hal yang sama,
"Chungha lagi anjir!"
To Be Continued
Memangnya ada apa sih?