Jennie kali ini sedang memandangi anak-anak cowok kelasnya sedang futsal, dia bela-belain duduk di tribun penonton yang panas ini demi liat Rowoon yang menurut dia gantengnya berkali-kali lipat kalau lagi serius main bola kayak sekarang. Dia ga sendirian malahan banyak juga anak-anak kelas lainnya juga adik kelas yang liat futsal kelasnya, padahal mereka kan cuma main biasa ga turnamen. Tapi si Joy sama Sana ga lagi sama dia, mereka ngebut ngerjain tugas yang harus dikumpul hari ini, kalau si Jennie sih udah selesai.
Jennie melihat Hoshi yang jalan menghampiri bangku pinggir lapangan dan duduk, rasanya dia lagi tukar pemain. Udah capek mungkin. Dengan segera Jennie pun menghampiri Hoshi.
"Hoshi! Nih!" Jennie menyodorkan sebotol minuman dingin ke Hoshi.
"Wah, maka-"
"Bukan buat lo, nitip buat Rowoon. Lo kasih ke dia ya nanti," kata Jennie naruh botol tersebut di sebelah Hoshi.
"Gue pikir buat gue," cibir Hoshi.
"Beli sendiri!" sahut Jennie.
"Kenapa ga lo kasih sendiri ke Rowoon?" tanya Hoshi menyelidik.
Jennie tersenyum kecil, "malu hehe," bisiknya kecil.
"HAH? APAAN?!" seru Hoshi tak mendengar jawaban Jennie.
"Hoshi berisik! Gue mau ngadem di perpustakaan aja, jangan lupa minumannya Rowoon!" kata Jennie berlalu begitu saja.
Tak terasa, anak-anak cowok pun mulai kelelahan karena telah bermain futsal daritadi. Rowoon terlihat menggos-menggos dengan keringat yang ada di mana-mana.
"Haus?" tanya Hoshi pada Rowoon melihat Rowoon mengibas-ngibaskan tangan ke mukanya.
Rowoon mengangguk sebagai jawaban, ia tidak sanggup menjawab karena sibuk mengatur napas.
"Nih!" Hoshi menyodorkan minuman dingin ke Rowoon.
"Makasih," kata Rowoon menerima minuman tersebut dan segera meminumnya.
"Bukan dari gue," kata Hoshi membuat Rowoon mengangkat alisnya tanda seakan bertanya.
"Dari Jennie buat lo," lanjut Hoshi.
Rowoon menelan minumannya sebelum menjawab, "Ohhh."
"Hoshiii!" pekik Jennie ketika ia tidak sengaja bertemu Hoshi.
"Apasih? Berisik amat!" balas Hoshi dan setelah itu Jennie menghampiri Hoshi.
Mereka pun berjalan secara berdampingan.
"Udah lo kasih minumannya ke Rowoon?" tanya Jennie.
"Udah," Hoshi menjawab dengan singkat namun Jennie yang mendengarnya merasa gembira sekali.
"Trus? Trus?" tanya Jennie ingin tahu kelanjutan atau reaksi Rowoon diberi minuman oleh Jennie.
"Terus? Terus? Apaan?" Hoshi malah tidak mudeng, membuat Jennie memutar bola matanya malas.
"Ya terus, reaksinya Rowoon gimana maksudnya," Jennie memperjelas pertanyaannya.
"Ohhh," jawab Hoshi.
Jennie yang mendengar tetap menunggu jawaban dari Hoshi namun Hoshi juga tak kunjung menjawab pertanyaannya malahan ia asik berjalan dengan lambat.
"Orang ditanyain kok ga dijawab!" protes Jennie.
"Udah gue jawab Jen, tadi" kata Hoshi membuat Jennie mengerutkan keningnya.
"Y-yang ohhh itu?" tanya Jennie mulai paham maksud Hoshi. Hoshi pun mengangguk sebagai jawaban.
"Yang bener lu! Masak cuma gitu doang reaksinya?" Jennie menatap Hoshi tak percaya.
"Iya, Jen. Udah dijawab malah ga percaya," omel Hoshi.
Jennie pun memasang muka galau serasa nelangsa.
Tapi,
"Jen!" panggil seseorang dari arah belakang Jennie dan Hoshi.
Mereka berdua pun menengok dan mendapati Rowoon berdiri agak jauh dari mereka, setelah memastikan bahwa yang dipanggil Rowoon itu benar-benar Jennie, dia pun menghampiri mereka.
"Lu bohongin gue ya? Katanya reaksinya cuman ohhh doang, lah ini nyamperin gue," bisik Jennie pada Hoshi karena Rowoon jaraknya masih jauh dari mereka, secara tiba-tiba pun Jennie tidak lagi memasang wajah galau.
"Mau ngasih titipan dari Jaehwan kali," balas Hoshi dengan berbisik juga.
"Ngaco lu! Dari langkah mantapnya si Rowoon sih dia kayaknya mau nembak gue," bisik Jennie senyum-senyum sendiri.
"Halu parah," batin Hoshi tak lagi membalas bisikan Jennie karena Rowoon sudah di hadapan mereka.
"Iya, Woon?" kata Jennie mengukir senyum cantiknya.
"Tadi ngasih minum ya? lewat Hoshi," tanya Rowoon menunjuk Hoshi yang ada di sebelah Jennie.
"Hahaha, iya Woon," jawab Jennie sambil tertawa anggun.
"Kalau gitu-" Rowoon merogoh kantong celananya, mengambil sesuatu.
Jennie dan Hoshi langsung liat-liatan ketika Rowoon asyik mencari sesuatu di kantong celananya.
"Cincin?" kata Jennie pada Hoshi sambil komat-kamit.
"Ngaco!" balas Hoshi ikut komat-kamit.
"Nah!" kata Rowoon membuat Jennie dan Hoshi memutus kontak mata mereka.
Rowoon menyodorkan selembar uang sepuluh ribu ke Jennie, "nih! Makasih ya, Jen! Kalau gue ga nitip minum, ga usah dibeliin deh. Takutnya gue lupa bayar, jadi ngutang kan ga enak," kata Rowoon.
Jennie mengerjap pelan sebelum menerima uang sepuluh ribu tersebut, "hehe, iya Woon," kata Jennie tertawa dengan kaku.
"Gue pulang dulu ya!" pamit Rowoon menepuk pundak Hoshi dan berlalu.
Setelah Rowoon pergi, Jennie dan Hoshi langsung liat-liatan lagi. Kali ini Jennie masang muka ter-ngenes yang ia punya.
"Gitu amat temen lu!" rengek Jennie melihat uang sepuluh ribu yang ia genggam.
"Doi lo tuh!" balas Hoshi dan Jennie hanya bisa merutuki kadar kepekaan Rowoon yang dibawah 0 itu.
To Be Continued
Yap, ini new chapter.