BRUKK !!
"Apa itu ?" Tanya Dara
Aslan segera memeriksanya lewat cctv.
"Wah.. bahkan kau memasang cctv" Ucap Dara menghampiri Aslan yang sedang memerhatikan layar didepannya.
"Siapa mereka?" Tanya Dara setelah melihat sekelompok orang berseragam serba hitam mengepung tempat mereka berada. Bahkan beberapa orang sudah menerobos masuk.
"Tetua pasti yang mengirim mereka " Ucap Aslan "Berikan handphonemu!" Ucapnya lagi
Dara sedikit berfikir kemudian memberikan handphone miliknya.
Dengan cepat Aslan membuang handphone itu lewat jendela.
"Kau gila ya ? Kenapa membuangnya!"
"Mereka tau tempat ini karena sudah melacak handphonemu!"
"Tetap saja itu handphoneku satu satunya!"
"Apa itu penting sekarang?"
"Bahkan aku belum melunasinya. Kau tega sekali!"
"Diam dan dengarkan aku! Aku harus pergi untuk mengetahui isi dari barang ini! Kau tetaplah disini. Tidak akan ada orang yang bisa masuk kesini selain aku.!"
"Kau yakin ?"
"Kau akan aman disini! Percayalah"
"Kenapa kau tak berikan saja barang itu pada tetua!"
"Dia akan tetap membunuhmu meski kau mengembalikannya!"
Dara hanya terdiam.
"Aku pergi sekarang!" Ucap Aslan sambil membawa ransel hitam yang entah apa isinya kemudian bergegas pergi.
Namun Wolf anjingnya tiba tiba menghampirinya.
"Aku akan kembali secepatnya. Wolf, kau jaga wanita itu!" ucap Aslan pada anjing kesayangannya itu
"Dan kau, jangan lupa memberi makan anjingku!" Ucap Aslan pada Dara
"Jaga dirimu!" Jawab Dara.
Didepan gedung beberapa orang sudah mengepung tempat itu sembari memegang pemukul ditangannya. Sementara yang lainnya mulai memasuki gedung itu. Perlahan mereka mencari kesemua tempat dan ruangan di gedung itu. Sampai tiba dilantai 3, Aslan sudah berada disana dan kini ia berhadapan dengan 4 orang. Perkelahianpun dimulai. Namun dengan mudah, Aslan membuat mereka tak sadarkan diri. Aslan pun menuju ke lantai 2. Disana ia berhadapan dengan lebih banyak orang dari sebelumnya. Dia sedikit kewalahan namun dapat menyelesaikannya dengan baik.
Di laintai satu, perlahan ia melumpuhkan satu per satu lawannya. Sampai ia tiba di depan gedung, bebrapa orang bersenjata api mulai mengejarnya.
Duar..Duar..Duar..
Ia hampir terkena tembakan namun berhasil menghindar. Terpaksa iapun mengeluarkan senjata api miliknya dan bersiap untuk melepaskan peluru.
Tak berselang lama Aslan berhasil membuat seluruh pasukan itu tak mampu mengejarnya lagi.
Ia mengemudikan motor miliknya yang ia sembunyikan di halaman belakang gedung. Ia bergegas menuju suatu tempat.
Ia tiba disebuah rumah yang dikelilingi perkebunan. Seorang pria yang sebaya dengannya menyambutnya dengan senyuman hangat.
"Sudah lama kau tak kesini, apa kabarmu?" Sapa pria bernama Rian itu.
"Baik. Kau juga sepertinya baik"
Aslan duduk disebuah bangku kayu klasik.
"Aku ingin kau membantuku" Pinta Aslan sambil menyeruput kopi hitam dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE GOES ON || Taehyung X Jeongyeon
ActionKisah seorang mafia yang tengah mencari kebenaran dibalik kematian ayahnya