Dara tengah terbaring di kamarnya dengan selang infus yang menempel di tangannya. Aslan mengantar seorang dokter pribadi yang baru saja selesai memeriksa Dara.
"Dia hanya stress, dengan cukup istirahat dan pola makan yang teratur dia akan membaik" Kata si dokter sambil meninggalkan tempat itu.
Aslan kembali ke dalam, melihat Dara yang tengah terbaring dengan peluh yang menetes di dahinya. Ia membasuh peluh di wajah Dara dengan hati - hati. Kemudian Dara dengan tak sadar menarik tangan Aslan hingga ia tertidur disampingnya . Lalu Memeluk erat pria itu.
***
Dara menggeliat merasakan sinat matahari yang menembus jendela kamarnya. Tubuhnya sudah lebih segar dibanding sebelumnya. Matanya menelusuri tiap sudut ruangan dan menyadari bahwa dirinya sendirian.
"Lana.." Suaranya yang lirih memanggil Lana yang sebenarnya tidak ada disana.
Dara melangkah pelan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Namun disana ia malah melihat seseorang yang sangat ia rindukan.
"Apa aku bermimpi lagi?" Gumam Dara dalam hati
Dara melihat Aslan sedang serius membuka bubur yang baru saja dipesannya. Dara yakin suasana saat ini adalah mimpi seperti sebelumnya. Jadi ia memberanikan diri untuk menghampiri pria itu lalu memeluknya dengan erat tanpa menyapanya terlebih dahulu. Dara membenamkan wajahnya dibalik dada bidang pria itu. Ia merasa sangat nyaman dan rasanya hangat sekali.
"Kau sudah membaik?" Suara itu membuatnya tersadar bahwa rupanya itu bukanlah mimpi.
Dara melepaskan pelukannya, menatap sebentar ke arah Aslan lalu menundukan kepalanya.
"Maafkan aku, aku minta maaf sudah membuatmu kecewa. Aku tidak pernah menghianatimu, tidak akan pernah" Ucap Dara dengan suaranya yang parau
Aslan hanya mengangguk lalu memeluknya kembali.
"Aku sangat merindukanmu" Ucap Dara
"Aku juga" Ucap Aslan.
perlahan pria tampan itu mencium pundak Dara sampai kelehernya. Kemudian ia berhenti, beralih menatap wajah wanita dihadapannya.
Mata keduanya bertemu. Aslan tersenyum lalu mendekatkan wajahnya. Dara mengalungkan tangannya keleher Aslan. Untuk beberapa saat mereka saling tatap dan tersenyum sampai akhirnya bibir mereka sudah menyatu. Aslan meletakan kedua tangannya dipinggang Dara. Merengkuh gadis tubuh itu dan membawanya ke kasur.
***
"Apa kita sudah berdamai?" Tanya Dara dibalik selimut yang menutupi tubuh polosnya.
"Hmmm" Jawab Aslan mengangguk sambil tersenyum
"Semudah inikah?" Tanya Dara
"Memang mudah, aku hanya berlagak membuatnya sulit" Ucap Aslan sambil memeluk kembali tubuh Dara dibalik selimut itu.
Dilain tempat Jack sedang berada di markas singa putih bersama Rian dan Lana. Mereka mengumpulkan semua barang yang mereka miliki di suatu ruangan.
"Apa hanya ini yang kita punya?" Tanya Jack setelah menumpuk beberapa koper berisi emas batangan, beberapa tas berisi senjata dan beberapa kotak berisi obat-obat an terlarang.
"Kurasa kita harus cepat menyingkirkan itu, aku sangat takut" Ucap Lana sambil menunjuk tas berisikan obat - obat an terlarang.
"Ya, itu lebih menakutkan dibanding senjata" Ucap Rian
"Sial, sejak kapan kita jadi semiskin ini?" Tanya Jack seakan tak menghiraukan perkataan dua orang disebelahnya itu.
"Jangan khawatir, aku yakin Aslan menyembunyikan sesuatu di dalam sana" Ucap Rian sambil menunjuk sebuah brankas yang cukup besar. Sialnya brankas itu terkunci dan hanya Aslan yang bisa membukanya sehingga rasa penasaran mereka terhadap isi yang ada didalam sana pun tak terjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE GOES ON || Taehyung X Jeongyeon
ActionKisah seorang mafia yang tengah mencari kebenaran dibalik kematian ayahnya