IF IT IS YOU [ MarkHyuck ]

Part 6

🌻take care of something that seem too big to ignore🌻

= IF IT IS YOU =

Perjalanan bisnis di Kota Baltimore, Maryland. sungguh membuat Haechan lemas, ia harus ekstra sabar menghadapi sikap Mark yang susah di tebak setiap jamnya.

Kadang pria itu bersikap baik, dan terkadang sangat mudah terpancing emosinya.

Haechan tak tau apa alasannya, yang pasti melihat sikap Mark tiga hari ini, sepertinya pria itu tengah memikirkan suatu masalah dan terlihat tak baik-baik saja.

Karna tak mungkin rasanya bertanya, Haechan hanya bisa bersikap patuh dan tak membuat satu kesalahan pun selama berada disini.

Haechan memijit kakinya yang terasa kebas karna berdiri seharian, duduk nyaman di atas ranjang hotel tempatnya menginap.

Tak tanggung-tanggung, Mark memilih hotel paling mewah yang memiliki fasilitas lengkap, bahkan di setiap kamar terdapat ruang sauna yang bisa memanjakan pengunjung.

Beruntung sekali Haechan bekerja di perusahaan sehebat start grup ini.

Tapi yang menjadi masalah sekarang ini adalah, Haechan sungguh kehilangan nafsu makannya, lidahnya tak begitu cocok dengan makanan di restoran mewah yang dipilih oleh Mark.

Ingin sekali Haechan pergi mengelilingi kota untuk wisata kuliner, belanja, bahkan melihat aquarium besar sesuai rekomendasi Jaemin padanya kemaren.

Na Jaemin mengetahui banyak tempat wisata di Baltimore karna ia pernah liburan kesini bersama Jeno tahun lalu.

Namun ekspetasi tak pernah sesuai dengan realita, buktinya selama disini Haechan hanya sibuk dengan pekerjaannya.

Tapi tak apa, Haechan bisa datang kesini lain kali, khusus untuk liburan saja.

Pukul sebelas malam, Haechan masih belum bisa memejamkan matanya.

Fikirannya masih menerawang entah kemana, ia menghela nafas berat, kemudian meraih sweater tebal yang ada di dalam koper, lalu berjalan keluar kamar.

Menurut informasi, hotel tempat Haechan menginap ini mempunyai bar klasik yang berada di rooftop.

Pengunjung bisa menikmati minuman sambil melihat pemandangan indah kota Baltimore di malam hari.

Jadi Haechan sedikit tertarik untuk mencoba, walaupun ia harus pergi sendirian.

Sesampainya di rooftop, pemuda berkulit tan itu langsung melangkah ke dalam Bar.

Hanya seperti bar kebanyakan, berbagai macam minuman tersusun rapi diatas meja bartender.

Musik klasik yang diputar membuat suasana lebih nyaman.

Haechan melirik sekeliling dan menemukan meja kosong paling ujung di dekat balkon.

Karna tak ingin mabuk, ia putuskan hanya memesan segelas mojito.

Haechan tau sekali toleransi alkoholnya sangat rendah, jadi ketika ia mempunyai masalah. Haechan akan minum di apartment saja bersama Jaemin.