bagian 28

4.9K 469 5
                                    

Jangan lupa follow and vote.
Selamat membaca.
.
.
.

"Demam lagi"

Aku mengambil laptop juga beberapa berkasnya dan meletakkannya di meja. Jungkook sempat menatapku lalu menggeleng pertanda ia tidak mengizinkan ku menyingkirkan pekerjaannya.

Aku pun kekeh melarangnya untuk memikirkan pekerjaan lebih dari pada dirinya. Aku mendorong pelan bahunya agar tiduran di kasur. Setelahnya aku beralih ke dapur untuk mengambil obat juga kompres kain basah untuk kuletakkan kedahinya.

Sayangnya, begitu aku kembali. Jungkook ternyata sudah tidur, mungkin karna merasa lelah juga suhu badannya semakin meninggi.

Aku berjalan kekasur setelah meletakkan kembali obat juga kompres yang kubawa dari dapur. Tadinya aku ingin memberinya obat hitung hitung untuk pereda rasa nyeri kepalanya, karna tidak mungkin aku menelfon dokter Wendy tengah malam begini. Alhasil, aku hanya berakhir dikasur sembari memeluk tubuhnya yang kedinginan.

Beberapa menit berselang. Nafasnya mulai teratur, aku bergerak perlahan memindahkan fungsi bahuku pada bantal. Setelahnya, aku bersandar kembali ke kepala ranjang mulai membuka ponselku. Memasuki aplikasi google untuk mencari sesuatu yang menganggu fikiranku sedari tadi.

'kanker yang bergejala demam'

Aku mengetikkan itu kedalam ponselku lalu muncullah beberapa artikel yang membuatku tak mampu mengucapkan apapun lagi. Aku menggeleng perlahan, sebagai bentuk usaha untuk membuang semua fikiran negatifku.

Demam terus menerus

Biasanya, jenis kanker yang menyebabkannya adalah kanker limfoma, leukimia, Kanker ginjal ataupun hati.

Aku masih saja menegang. Mataku kembali memanas membaca artikel yang muncul paling atas pada ponselku. Apa benar yang dikatakan park aeri waktu itu? Aku menggeleng lagi. Berusaha sekuat mungkin menghindarkan semua fikiran negatif yang semakin menyiksa syarafku.

Aku meletakkan kembali ponselku. Kemudian mencoba menyusul Jungkook kealam bawah sadarnya.

💜💜💜

Dokter Wendy baru saja pulang. Seperti biasa, saat diperiksa. Jungkook tak membiarkanku berada di ruangan melainkan menyuruhku keluar dari kamarnya. Sempat kutanyakan dan sedikit kudesak juga untuk dokter Wendy memberitahukan apa yang tidak kuketahui tentang suamiku. Akan tetapi dokter Wendy tetap saja mengatakan bahwa itu adalah demam biasa. Kata park aeri waktu itu, ia mengaku hanya dirinya, Jungkook, dan nyonya jeon yang tau rahasia itu. Sekarang aku ragu, karna ternyata ada tuhan dan dokter Wendy yang lebih mengetahui.

Satu satunya harapan adalah mertuaku alias nyonya jeon. Namun nyonya jeon pun mengatakan ia menyerahkan semua pada Jungkook. Ia mengatakan akan lebih baik jika Jungkook sendiri yang memberitahuku. Itu artinya memang Jungkook memiliki rahasia itu. Itu artinya apa yang dikatakan park aeri itu benar.

"Ada apa?"

Lamunan ku buyar. Aku lupa kalau sekarang Jungkook sedang makan tepat dihadapanku. Kulirik piringnya yang telah ksosong, segera kuberikan obatnya dan ia meminumnya tanpa bicara apa apa lagi.

Kami tentunya masih berada dikasur dengan aku yang duduk disisinya sementara ia menyandarkan punggungnya kekepala ranjang.

"Ada apa hmm?"

CEO JJK [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang