bagian 26

5K 461 11
                                    

Jangan lupa follow and vote.
Selamat membaca
.
.
.

Aku rasa semua benda diruangan ini menjadi saksi karna telah menyaksikan kenakalan kami untuk kedua kalinya hari ini. Bahkan kami melakukannya dikantornya dan di siang hari.

Aku tidak pernah tau kalau Jungkook ternyata pria kelewat Normal, saat menggagahiku ia tak kenal lelah juga terus meracau yang terus menaikkan libidoku secara perlahan.

Kami baru saja selesai beberapa menit yang lalu. Jungkook masih tidak bergerak dan kepalaku masih berada didada bidangnya seperti tak ingin lepas. Jangan lupakan tubuh telanjang kami.

"Kau tidak sibuk hari ini?"

Aku kembali membuka suara setelah kurasa kerongkonganku bersih dari kekeringan yang mendera sebab mendesah terlalu kencang.

"Tidak akan pernah sibuk jika denganmu"

Aku berdecih namun tetap saja perkataannya selalu saja membuatku menggila.

"Sejak kapan kau pandai menggombal?"

"Aku tidak menggombal. Itu nyata sayang"

Jangan dulu kata sayangnya. Sudah cukup untuk hari ini, perkataannya membuatku hampir kehilangan akal.

"Kau berhenti bicara dulu. Jantungku sepertinya ada kesalahan. Mendengar suaramu selalu saja berdetak berlebihan"

Meski aku tak melihat wajahnya, namun bisa kudengar tawanya mendengarku yang begitu polosnya mengatakan itu dengan jujur.

"Itu karna kau terlalu mencintaiku"

"Kau pede sekali"

Aku mendangak. Dan sekarang aku bisa melihat wajahnya begitu jelas dalam pahatan sempurna membentuk garis garis indah yang mampu membuat senyumku utuh setiap saat jika dengannya.

Tanganku bergerak naik menyentuh tahi lalatnya yang berada tepat di bawah bibirnya. Satu hal yang selalu membuatku ingin mencium bibirnya, dan aku sudah pernah melakukan itu dengan tidak tau malunya. Persetan, toh dia adalah suamiku.

"Ada apa? Kau mau ke ronde selanjutnya?"

Aku mencubit perutnya "kau ini mesum sekali" kemudian aku bangun dari tidurku untuk segera berpakaian kembali.

Aku tidak berniat untuk pulang setelahnya. Memikirkan rumah untuk sekarang ini membuatku menghela nafas kasar sebab kesepian jika tak ada Jungkook.

Akan tetapi ternyata sama saja. Aku hanya duduk di sofa ruangan Jungkook sembari bermain game pada ponselku, sementara Jungkook kembali lagi pada pekerjaaannya.

Aku suka melihatnya bekerja, dia terlihat lebih seksi jika sedang serius, apa lagi penampilannya selalu menarik perhatian. Aku tidak tau mengapa seorang pria terlihat sangat seksi jika kemejanya dilipat hingga siku.

"Tuan. Anda tidak boleh masuk"

"Anda harus membuat perjanjian dengan Presdir terlebih dulu"

"Tuan"

Aku menoleh kearah pintu. Suara ribut dari luar mampu menarik perhatian Jungkook yang tadinya tengah fokus pada laptopnya. Sepersekian detik keributan itu tak kunjung hilang, malah aku dan Jungkook dibuat terkejut saat pintu ruangan ini terbuka paksa dan menimbulkan suara keras.

CEO JJK [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang