bagian 20

5.8K 534 5
                                    

Follow akun wp ku yah. Jangan lupa vote. Selamat membaca
.
.
.

Setelah kata rindunya yang disampaikan secara tidak langsung padaku, sekarang ia kembali bersikap seperti biasa seolah tidak terjadi apa apa beberapa jam yang lalu. Aku baru saja kembali dari makan siang, dan aku masih tidak dibiarkannya bekerja di meja kerjaku sendiri. Aku merasa ngeri menduduki sofa ruangannya ini kembali, mendudukkan tubuhku disini membuatku terus mengingat ciumannya yang begitu memabukkan tadi.

Aku menepuk dahiku keras, sedikitnya aku menyadarkan diriku sendiri dengan cara itu. Sialnya, tingkahku itu mengundang tatapan Jungkook yang tadinya fokus bekerja. Lihatlah, bahkan aku tak pernah bisa tenang berada disini. Penampilannya lagi lagi melemahkan mata, dasinya telah longgar dengan dua kancing kemeja teratasnya terlepas, lengan kemejanya ia lipat hingga sikut, memperlihatkan betapa kerasnya otot tangannya.

Sekali lagi aku menggeleng kasar menyadarkan diriku, setelahnya aku kembali fokus pada pekerjaanku yang kurasa tidak akan pernah habis.

.......

Aku bersyukur hari ini Jungkook membiarkan aku pulang pada jam sama seperti karyawan lainnya, mungkin karna sebentar lagi ia akan menikah jadi pasti ia sangat sibuk untuk mengurus antara pekerjaannya juga pernikahan nya.

Aku berada di halte saat ini, hari juga akan menggelap sebentar lagi dan aku tau bus di jam seperti ini sedikit sulit. Aku memilih duduk di kursi halte sembari memainkan ponselku, sesekali aku bersenandung kecil sambil mengetuk ngetuk kan kakiku ke tanah.

Untuk pertama kalinya aku menghela nafas kasar sebab bus tak kunjung datang. Sepersekian detik mengomel dalam hati tiba tiba jantungku berpacu saat mulutku dibekap dari belakang. Aku tak pernah membayangkan di culik atau semacamnya sebab sekarang aku meronta mencoba lepas karena kutau setelahnya aku pasti kehilangan kesadaranku.

Tak bisa berteriak juga kedua tanganku di genggam dengan kuat, sialnya tenagaku takkan mungkin bisa mengalahkan Tenaga pria yang sekarang berada di belakangku ini.

Aku kehilangan keseimbangan perlahan bersamaan dengan mataku mengabur. Aku limbung kebelakang sembari menggumamkan nama Jungkook, sekarang aku menyadari kalau aku memang membutuhkannya dalam satu waktu, dalam artian aku tak bisa tanpanya.

Setidaknya jika memang ini untuk yang terakhir kali aku bisa menyebutkan namanya, aku bersyukur bisa menjadi bagiannya. Sebelum akhirnya aku kehilangan kesadaran ku sepenuhnya.

💜💜💜

Entah apa yang terjadi, tau tau aku terbangun di sebuah tempat yang kuyakini adalah gudang. Aku mengerjapkan mataku berkali kali meredam rasa sakit yang menyerang syarafku. Pergerakan ku terbatas sebab tangan dan kakiku diikat, aku terduduk di kursi yang lumayan terlihat tua.

"Kau sadar?"

Aku mendangak, mencoba mempekerjakan retinaku dengan baik ditempat yang lumayan gelap ini. Seorang wanita? Lalu aku tak asing dengan suara itu.

"Park aeri" gumamku.

"Penglihatanmu bagus juga. Bagaimana? Kau suka caraku?"

Aku mencoba meredam rasa takutku sekarang. Berdalih di balik tingkah sok beraniku aku malah tersenyum devil padanya lalu berdecih.

CEO JJK [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang