bagian 6

6.4K 640 12
                                    

Jangan lupa follow
.
Jjk
Jjk
Jjk

......................

"Kalau begitu buat lah malam ini"

"Samchon ingin membuat apa?"

*Samchon (paman)*

Perhatian beralih pada Woong yang berada di pangkuan Jungkook. Kasian sekali, sedari tadi anak itu harus duduk disini lalu mendengarkan pembahasan yang tidak pantas mereka dengar.

"Tidak ada. Sekarang apa kau selesai makan?" Tanya Jungkook mengalihkan, owh aku benar benar berharap yang digendongnya adalah anak kami. Suamiku itu terlihat sangat gagah jika sedang bersama anak anak.

Woong mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Jungkook.

"Kalau begitu mari kita cuci tangan"

Jungkook beranjak dari duduknya sambil menggendong Woong menuju wastafel, diikuti woonwo dari belakang. Aku benar benar berharap suatu saat aku melihat pemandangan itu dirumah kami sendiri.

Kami juga selesai makan dengan tidak banyak obrolan setelah perkataan nyonya jeon yang menyuruh kami untuk membuat nya malam ini.

Semua orang kembali kekamar masing masing kecuali diriku dan eonni jiwoo. Dia menyuruhku untuk kembali juga kekamar saja, tetapi aku tidak mungkin membiarkannya membersihkan dapur sendirian kan. Owh iya, sekedar informasi. Nyonya jeon tak ingin menyewa pembantu, aku tidak tau pasti apa alasannya. Yang aku tau wanita itu katanya masih terlalu kuat untuk mengurus rumahnya sendiri. Lagian, tuan jeon alias appa Jungkook tak membiarkannya bekerja.

Jiwoo tak banyak bicara sedari tadi, namun aku merasa tatapannya selalu mengarah padaku entah tatapan seperti apa itu. Aku memang cukup dekat dengannya, ia sudah kuanggap sebagai kakaku sendiri.

Wanita cantik, dengan rambut sepunggung, tingginya juga tak beda jauh dariku, aku cukup mengenal dirinya yang terlalu menggilai make up dan sangat mencintai suaminya. Untuk kalimat terakhir itu tentu saja, istri mana yang tak mencintai suaminya.

"Bagaimana pernikahanmu?"

Aku menoleh padanya, kami sedang berada di wastafel untuk mencuci piring dan aku hanya menunggu ia selesai membilas Piringnya lalu aku yang menyusunnya.

"Tentu saja baik" jawabku.

Aku tau ada maksud lain yang mendasar dalam pertanyaannya itu, aku tidak pernah merasa secanggung ini dengannya. Lalu apakah aku harus menerka kalau wanita itu tau semuanya, tapi bagaimana bisa?

"Jeon Soo jin sepertinya juga sudah mulai tumbuh semakin besar. Apa eonni mau nambah anak lagi?"

Aku berusaha mencairkan suasana, dalam keheningan total yang menyerang hingga beberapa detik aku merasa begitu kikuk, untuk pertama kalinya selama aku kenal dengannya, ia hanya diam saat bersamaku padahal Jiwoo adalah tipe wanita yang tak bisa diam, selalu cerewat dan ada saja yang ia bicarakan meski tidak penting. Itulah yang membuat aku akrab dengannya.

"Aku sudah cukup dengan tiga. Kau bagaimana? Bahkan satu saja kau belum punya"

Sepertinya dirinya juga paham dengan suasananya, jadi dia memilih meladeni perkataanku mencairkan kecanggungan itu.

"Eonni kan sudah dengar sendiri kalau Jungkook sangat sibuk"

"Tentu kau juga dengar sendiri kalau eomma mengatakan suamiku pun begitu sibuk. Semua itu dari keinginan Soo Yun, bukan alasan sibuk atau tidaknya"

CEO JJK [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang