bagian 22

6.1K 541 17
                                    

Follow yah. Selamat membaca.
.
.
.

Pagi menjelang siang aku tengah berada di rumah eommaku dengan bersantai dikamarku. Pagi pagi sekali aku memilih pulang dari rumah Jungkook secara diam diam tanpa diketahui pria itu. Aku bahkan tak tau dia tidur dimana sebab aku lah yang mengisi kamarnya, setelah percakapan kami diranjang semalam dia tak pernah memperlihatkan dirinya lagi, malahan semalam tuan jeon alias ayah jungkook lah yang datang dengan membawakan ku beberapa buah buahan.

"Soo Yun aaa. Ini eomma"

Aku menyuruhnya masuk, hingga pintu kamarku terbuka memperlihatkan eomma ku yang tersenyum kearahku. Senyuman yang sama, senyuman Yang selalu mampu membuatku merasa tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi.

Dia beranjak duduk disebelahku yang sedang duduk di sofa kamarku.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya.

"Membaik eomma" jawabku sambil melayangkan senyum terbaikku padanya. Memberitahunya bahwa aku memang telah baik baik saja.

"Eomma ingin membicarakan satu hal denganmu. Eomma tidak berhak ikut campur, tapi eomma merasa keputusan mu salah nak"

Aku mengernyitkan kedua alisku. Aku tau betul arah pembicaraan ini, tapi aku pun berada di ambang kebingungan. Bimbang atas pilihanku, aku mencintai Jungkook bahkan tak bisa diukur dengan apapun saat ini. Namun ada sisi tertentu yang memaksaku memilih tidak kembali bersamanya.

"Kembalilah padanya. Berikan ia satu kesempatan lagi. Kau mencintainya bukan? Jangan siksa dirimu hanya karna kau takut kecewa lagi"

"Aku takut eomma. Aku takut kecewa lagi. Putrimu ini wanita lemah hiks...."

Aku menghambur kepelukan eomma ku disambut baik olehnya. Dengan sayang ia membelai rambutku kemudian berkata kembali.

"Dia mencintaimu. Aku menemuinya tadi karna nyonya jeon memberitahuku kalau Jungkook kehilangan kendalinya tadi malam hingga sekarang. Dia kacau karnamu. Dia menyesal. Kembalilah padanya Kim Soo Yun, eomma tau kalian saling mencintai"

Aku kembali menjauh dari pelukan nya agar dapat melihat wajahnya lagi. Dengan cekatan kuhapus air mataku dengan punggung tangan.

"Apa eomma yakin aku bisa kembali hidup dengannya?"

"Kenapa tidak? Dia telah menyesali perbuatannya dan mengaku kalau dia mencintaimu. Jangan mengambil resiko memilih meninggalkannya, rasa cinta kalian tidak akan pernah bisa habis meski kalian tak hidup bersama"

"Benarkah?"

"Sekarang temui dia. Lihat betapa hancurnya ia sekarang"

Beberapa detik terdiam, aku beranjak dari dudukku buru buru menuju mobil tanpa mengganti pakaianku juga tanpa membawa tas. 5 detik yang lalu aku sadar kalau ternyata aku sedang merindukan pria itu teramat sangat. Benar kata eomma ku, aku tidak bisa meninggalkannya hanya karna aku takut kecewa lagi. Seharusnya aku mempercayai pria itu kalau ia telah mengakui kesalahannya dan akan mencintaiku setelah ini.

Aku juga bukanlah wanita melonkolia yang berharap untuk di perjuangkan demi pembuktian bahwa ia benar benar menyesal atas perbuatannya. Satu yang pasti, aku mencintai pria itu melebihi batas hingga aku hanya menginginkannya saat ini, kemarin, dan selamanya.

CEO JJK [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang