Haloo, selamat malam! Apa notifku mengganggu malam kalian?
Maaf sudah menghilang beberapa hari ini, aku datang kembali membawa chapter baru dan cerita baru bertema transmigrasi.
Cek cerita nya di akhir chapter ini ya!
Jangan lupa VOTE dan COMMENT ya!KEPALAKU terpantuk tangan seseorang. Aku mengucek mata yang sempat memburam akibat lama tertidur. Telapak tangan Fairley kutemui disamping pinggiran kayu jendela. Rupanya, Fairley berusaha menghalangi kepalaku agar tidak terbentur dengan kayu keras yang mungkin mampu membuat sisi kepala bagian kananku benjol seperti pentol. Ehm kata 'pentol' itu adalah sebutan makanan dari daging berbentuk bulat yang amat menjadi kesukaan semua orang pada zaman itu saat jiwaku berada di raga Viola.
Setelah kesadaranku mulai penuh, aku segera memposisikan diri untuk sedikit menjaga jarak dari Fairley. Laki-laki itu hanya tersenyum kecut menanggapi tingkah ku. Aku lebih memilih turun saat dirasa perjalanan panjang kamu telah usai.
"Izeph, apakah kita sudah sampai?" tanyaku pada Izeph yang kini sedang merapikan rambutnya.
"Ya, kurasa begitu. Bukankah disini terlalu ramai? memangnya sekolah itu sepenting apa sih? kalau bisa belajar mandiri dirumah kenapa malah memilih pergi ke sekolah yang mungkin sebagian besar malah terisi dengan bergosip dan bermain?!" jawab Izeph disertai protes nya sebagai respon keramaian yang sangat tidak wajar. Bahkan banyak kereta kuda yang berlalu lalang hingga menyebabkan kemacetan. Sudah seperti ibukota dan kota kota besar di masa Viola saja.
Akademik sangatlah besar dan luas. Maka dari itu, pastilah banyak anak anak dari para bangsawan hingga rakyat biasa yang melanjutkan pendidikan nya disini. Ada tiga bangunan yang terlihat menyatu dari luar. Sebelah kanan adalah bangunan khusus pelajar perempuan. Sedangkan, sebelah kiri adalah bangunan pelajar laki-laki. Terakhir, di bagian tengah adalah bangunan inti yang menjadi pusat tiga bangunan. Disana terdapat aula, dan tempat para pengajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen's Hourglass [ON GOING]
Fantasia[Fantasy - Romance] Kematian adalah hal paling menakutkan bagi semua orang. Tak terkecuali bagi Violet. Ia tidak tau dosa besar apa yang telah dilakukannya hingga nasib buruk tak henti untuk hadir memberi kesan getir. Disaat-saat terakhir hidupnya...