[Fantasy - Romance]
Kematian adalah hal paling menakutkan bagi semua orang. Tak terkecuali bagi Violet. Ia tidak tau dosa besar apa yang telah dilakukannya hingga nasib buruk tak henti untuk hadir memberi kesan getir. Disaat-saat terakhir hidupnya...
TIDAK MENERIMA SIDERS! Mohon maaf, demi kenyamanan bersama, aku mengingatkan kalian untuk vote setiap chapter nya ya. Jika ada readers yang ketahuan menjadi siders, dengan berat hati aku akan blokir akunnya. Mohon pengertiannya, untuk jangan malas mengapresiasi karya orang lain ya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"NONA, anda sudah bisa membuka mata Anda. Riasan anda sudah hampir siap, hanya perlu mengenakan gaun mewah milik anda, Nona Violet."
Aku membuka mataku dengan perlahan. Aneh, satu kata yang mampu menggambarkan perasaanku saat ini. Aku merasa sudah melewati pesta ulang tahunku yang penuh dengan kekacauan. Tapi, apa ini? Aku malah melihat diriku sedang duduk di kursi yang berhadapan dengan cermin besar.
Ruanganku sangat penuh dengan para maid yang berlalu lalang menyiapkan keperluan ku. Ada yang tidak beres, aku yakin itu.
"Quella, pesta akan diadakan berapa lama lagi?" tanyaku pada Quella untuk memastikan sesuatu yang janggal disini. Kalian pasti juga tau kan jika aku baru saja menyelesaikan pesta ku walaupun dengan kerusuhan 'kan? Lalu, apa ini? Kenapa aku merasa waktu terulang kembali?
"Oh tidak! Hanya tersisa satu jam lagi! Ayo cepat cepat, kita harus selesai menjadikan nona Violet yang tercantik beberapa menit lagi!" bukan hanya menjawab pertanyaanku, Quella juga meminta para maid untuk lebih cepat membuatku siap untuk pesta.
Aku termenung dengan memfokuskan pandanganku pada jendela besar di samping ranjang. Sebelum mataku sampai pada jendela itu, aku melihat jam pasir berwarna ungu yang berada di meja samping jendela.
Hei, mengapa jam pasir nya selalu berubah tempat? Apakah seseorang ada yang memindahkannya?
"Quella, bisa ambilkan jam pasir itu?" aku meminta tolong Quella untuk mengambil jam pasir itu. Tak sampai tiga menit, Quella sudah berada di sampingku dengan membawa jam pasir ditangannya.
Aku meraih jam pasir itu lalu mengamatinya dengan intens. Sudah hampir satu perempat pasir turun kebawah. Entah mengapa, aku merasa butir butir jam pasir ini seperti berkurang beberapa butir. Tidak, aku memang tidak menghitungnya. Tapi, semua dugaanku seperti terbenarkan saat aku melihat dua butir pasir dari Hourglass itu berada di atas tutup berwarna ungu tua.
Ada yang mengambil beberapa butir Hourglass tanpa sepengetahuan ku. Siapa? Tentu saja aku tidak mengetahui nya. Di zaman ini tidak ada kamera pengawas yang mengawasi 24 jam kawasan yang memasang benda itu di sana. Aku harus lebih berhati - hati karena otomatis sisa hidupku juga sudah tidak terlalu lama seperti keinginanku.
"Nona, keluarga nona sudah menunggu diruangan dibalik pintu ballroom, nona diminta menyusul mereka disana." kata salah satu pengawal yang sebelumnya mengetuk pintu kamarku ditengah ributnya ruanganku akibat para maid yang gaduh.