18. Kecurigaan

71 13 1
                                    

“Kak, tolong hentikan Putri dari kasus ini. Kasus ini sangat membahayakan untuk nyawanya.” Kata Aji serius menatap Sandi.

“Kamu mengetahui sesuatu ?”

Ceklek…!

Suara pintu terbuka mengalihkan atensi perhatian Sandi dan Aji.

“Papa ?!” Sapa Aji dengan tubuh menegang.

“Dokter ?” Sapa Pram mengabaikan putranya.

“Dokter yang menggantikan dokter Riyan pa.” ujar Aji melihat raut penasaran papanya. Hal itu yang diangguki oleh Sandi dan Pram.

“Saya sudah selesai memeriksa Aji, keadaannya cukup membaik. Saya permisi dulu.” Sandi memutuskan untuk mengundurkan diri dari ruangan.

“Terimakasih Dok.” Ucap Pram dengan nada bicara ramahnya.

Sandi mengangguk sopan dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan. Setelah dirasa cukup jauh Sandi segera mengambil ponselnya yang berada disaku jas dokternya.

“Cari tahu soal Pramudya Laksana !.” ucap Sandi setelah beberapa detik panggilan tersambung.

Banyak keraguan dan tanda tanya hadir dalam pikiran Sandi. Tentang apa yang Aji katakana soal Putri harus keluar dalam kasus pembunuhan berantai ini. Tentang kebohongan yang Aji lakukan soal kedatangannya tadi. Yang Sandi yakini, ada yang tidak beres dari keluarga Pramudya Laksana, seorang walikota yang terkenal dengan keramahan, wibawa, serta sifat dermawannya. Yang tidak lain adalah papa dari pacarnya Putri.

Setelah melihat arloji dipergelangan tangan kirinya, Sandi memutuskan untuk pulang. Sebelumnya Ia akan menghubungi Putri terlebih dahulu.

“halo ada apa kak ?” Suara dari seberang sana membuat Sandi bernafas lega.

“Pulang jam berapa ?” tanya Sandi basa-basi.

“Sebentar lagi pulang. Hari ini tidak lembur. Kenapa emangnya ?”

“Aku jemput, kita cari makan diluar.” Ujar Sandi sembari memasuki mobilnya.

“Wahhh… diner ?” suara cekikikan Putri terdengar menyenangkan.

“Hmmm…!” Jawab Sandi sebelum mematikan panggilan.

^^^

“Kak Sandi !” Teriak Putri saat melihat Sandi tengah berdiri didepan mobilnya. Yang tentu saja hanya dibalas senyum dua jari oleh Sandi.

Putri berlari menghampiri Sandi yang berada di parkiran depan kantor polisi tempatnya magang. Dan gadis itu memeluk kakaknya dengan sayang. Itulah hebatnya dari seorang Putri Reka Pangestu, ia bisa profesonal dalam urusan pekerjaan. Putri akan bersikap hormat saat dalam tugas dan akan bersifat manja dan kekanakan saat diluar jam kerja.

Tentu saja pelukan yang akan disambut hangat oleh Sandi. Sembari Ia mengecup kepala adiknya dengan kasih sayang.

“Mau makan dimana ?” tanya Sandi setelah mengurai pelukan singkatnya dan beranjak untuk memasuki mobil.

“Pengen makan nasi goring mang Udin kak.” Jawab Putri setelah menutup pintu mobilnya.

“Tumben kak Sandi ngajak aku makan diluar ?” tanya Putri kembali.

“Lagi males masak.” Jawab Sandi singkat.

“Padahal tadi rencananya mau makan sama Aji di rumah sakit. Pasti dia sendirian. Tapi nanti malam aja deh ke rumah sakitnya.”

“Ayahnya Aji sesibuk itu sampai tidak menjaga Aji yang dirawat di rumah sakit ?” tanya Sandi guna memancing adiknya bercerita.

Sandi melirik Putri sekilah setelas melihat keterdiaman sang adik.

Disosiatif AlteregoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang