Part 18
maaf kalo ada kalimat yang gak nyambung
"Halo Ayah, Ibu", sapa San kearah dua makam tersebut
Jongho masih mematung dalam posisinya, tangan kanannya masih memegang bucket bunga tersebut. San pun mengeluarkan sebuah sapu tangan bersih miliknya, ia taruh di bawah dan perlahan menuntun Jongho untuk duduk di alas sapu tangan miliknya, kemudian ia pun ikut duduk disebelahnya
"Ayah, Ibu, maaf Sannie udah ga sering mampir buat ketemu sama kalian, maafin Sannie ya. Tempat istirahat Ayah sama Ibu juga udah mulai kotor nih nanti Sannie bersihin biar kalian bisa istirahat dengan nyaman", San melihat kearah Jongho, terlihat adiknya sudah bergelimang air mata, aura kesedihan terpancar darinya
"Ayah, Ibu, pasti kalian engga lupa sama orang disamping Aku kan? Sannie harap kalian engga lupa karna dia adalah Jongho, Choi Jongho adik Aku, anak kalian, yang Sannie lepas sendiri diluar sana dan akhirnya Sannie baru bertemu sama Hoho belum lama ini, maaf Sannie melepas tanggung jawab menjaga Hoho, pasti Ayah sama Ibu kecewa dengan perilaku anak kalian sendiri yang gak becus ngejaga adiknya sendiri, maaf", San menundukan kepalanya, senyumnya terlihat getir menandakan rasa penuh penyesalan
Jongho yang melihat pundak kakanya bergetar menandakan sebentar lagi air mata akan jatuh dari pelupuk mata kakaknya. Segera ia peluk kakak satu-satunya itu
"Kak San ga boleh ngomong begitu nanti kalo Ibu sama Ayah sedih gimana? Kita kan pengen Ayah sama Ibu bahagia di atas sana, lagi pun Jongho yakin kok pasti Ayah dan Ibu maafin kakak. Karna di waktu itu kakak udah bikin pilihan yang tepat, buktinya sekarang kita masih bisa hidup dan bahkan Jongho bisa ketemu sama kakak lagi"
ia menatap kakanya dengan pandangan cemas, perlahan bahu milik San tidak kembali bergetar, benar kata adiknya ia harus tetap tegar, ia tidak boleh membuat Ayah dan Ibunya bersedih di atas sana. Jongho pun melepas pelukannya, ia sedikit maju ke arah kedua batu nisan tersebut
"Ayah, Ibu, apakabar? Jongho disini, Jongho harap kalian maafin kak San ya, maafin Jongho juga karna ini pertama kalinya berkunjung ke tempat peristirahatan kalian. Jangan khawatirin Aku yah, bu, Jongho bisa ngejaga diri selama di tinggal kak San, iya kan Kak?"
Ia memandang kearah kakaknya yang sedari tadi hanya memperhatikannya bercengkrama dengan kedua orang tua mereka, San hanya menganggukan kepalanya ringan dan tersenyum tipis
"tuh kan kak San aja setuju sama Aku, jadi Ayah dan Ibu yang tenang ya diatas sana ya, tapi...mungkin seandainya kejadian tersebut gak terjadi pasti kita udah tamasya entah kemana, mungkin ke taman bermain seperti dulu. Oh atau ke kolam renang terus kita ceburin kak San ke kolam rame-rame hahaha...tapi Tuhan berkehendak lain iya kan. Hahhh... jadi nangis begini, ah iya ini bunga kesukaan Ibu, tadi Kak San yang beli, bunga Lily",
Jongho meletakkan bucket bunga tersebut di depan batu nisan mendiang sang Ibu, ia mengusap air matanya dengan lengan bajunya. San membantu adiknya berdiri dari duduknya dan menyeka celana milik adiknya yang kotor akan tanah
Eyyyy we are gonna win rocky rocky rock piip-
"halo? Kenapa Woo?"-San
Jongho yang berada disebelahnya menolehkan pandangannya kepada kakanya
"UDAH SELESAI BELOM BEB?", suara lantang milik Wooyoung tanpa harus di loud speaker pun terdengar jelas dari handphone milik San membuat Jongho sedikit mengernyit sedangkan San hanya memasang ekspresi muka yang terlihat biasa saja seolah telinganya sudah kebal dengan suara toa milik kekasihnya
KAMU SEDANG MEMBACA
His Cat Boy || Yeojong (sorry)
Teen Fiction"Miaww" "Lah kok kucingnya ngikutin??" *** seorang mahasiswa yang terkenal berandalan dan mempunyai segalanya maupun itu harta, kepintaran, dan paras yang tampan,Kang Yeosang, begitu kata penghuni kampus. Tetapi siapa sangka dibalik semua sifat...