Part 19
haiy :)
maaf kalo ada kesalahan kalimat anyway happy reading lagiiiii
"..."
"..."
Keadaan yang sunyi membuat Jongho merasa sangat canggung, Yeosang sepertinya juga merasakan hal yang sama
"kak..."
Jongho pun akhirnya membuka suara terlebih dahulu, ia meraih tangan kiri pemuda yang terduduk di Kasur rumah sakit tersebut dan mengusapnya lembut dengan ibu jarinya sesekali memainkan jemari-jemarinya guna menghilangkan rasa gugupnya
Yeosang pun sedikit tersentak dengan perlakuan pemuda pemilik iris mata yang berwarna unik tersebut tetapi tak ia hiraukan
"..ya?"
"gimana kabarnya kak? Udah baikan kah?", tanyanya ragu-ragu masih dengan memainkan jemari milik Yeosang
Yeosang menatapnya dan menampilkan senyumnya yang lembut sesekali terkekeh geli, Jongho yang melihat raut wajahnya merasa entah harus terpesona oleh senyumnya atau kekehannya yang ia tidak mengerti apa sebabnya
"Dek...kamu ini makan apa aja kok makin gembul begini, liat tuh pipinya bulet"
"ha? Kok jadi makan sih kak, Aku kan nanya kabar kakak bukan perihal makan apalah itu", ucapnya kebingungan
"hehe...kabar gw baik tapi masih ada sedikit rasa gak nyaman aja di kepala"
Jongho hanya mengangguk mengerti, ia tidak lagi memegang tangan milik pemuda tersebut. Ia berjalan ke arah sofa dan mengambil sebuah bucket bunga Marigold favoritnya
Yeosang hanya memerhatikan pemuda bermata kucing tersebut membawa sebucket bunga berwarna cerah yang di dominasi oleh warna kuning menuju ke arah meja nakas disamping tempat tidurnya
"kak ini bunga favoritku buat kakak aja ya, ini bunga Marigold loh", Jongho mengambil salah satu gelas yang tersedia di meja tersebut, ia bergegas mengisi gelas tersebut dengan air. Dengan telaten jemarinya membuka pita yang mengikat bunga tersebut dan setelahnya ia taruh bunga tersebut dalam gelas
"nah selesai! Gimana bagus gak kak? Liat tuh kembangnya merekah banget!", saut Jongho kegirangan
"Bagus...tapi unik juga ya ada orang yang suka bunga Marigold, kebanyakan pada suka Mawar atau lily"
"itu pujian atau hinaan?", ucap Jongho dengan tatapan sinis, Yeosang pun hanya menyengir canggung dan mengusap lengan atasnya
"bukan gitu kucingku...maksud gw ya secara bunga ini wanginya ga begitu harum, jadi gw pikir yaa unik aja ada orang yang suka Marigold toh gw juga ga masalah sebenernya"
Pemuda manis tersebut sudah menghilangkan tatapan sinisnya dan berganti menjadi senyum yang manis membuat Yeosang yang melihatnya terbawa hanyut oleh senyumannya
"Tapi kakak tau arti dari bunga yang punya warna cerah ini?", tanyanya sambil memerhatikan bunga tersebut
"Apa?"
Masih dengan senyumnya yang manis dan lembut, Jongho menjawab,
"Bunga yang terlihat ceria ini punya banyak arti, mendapat sambutan yang indah seperti warna kelopaknya yang cerah atau sambutan negatif seperti kelopak menghitamnya yang melayu....
Yeosang masih belum paham dengan perkataan pemuda tersebut, ia ingin menanyakan sesuatu tetapi Jongho sengaja lebih dahulu berucap
"keputusasaan, kekejaman seperti cemburu, keindahan, dan kehangatan, semua arti tersebut berada disatu bunga yang cerah ini. Sama seperti hidup, semua ada rasa pahit dan manisnya, selama Kakak tetap mempertahankan dan mempunyai doromgan dalam hidup, maka kakak akan memproleh kelopaknya yang indah nan cerah. Begitu pun sebaliknya, jika kenegatifan yang kakak proleh dalam hidup, maka kelopak layu lah yang akan diterima" , jelasnya dengan penuh ke artian
"karna itu lah Aku sangat suka dengan bunga Marigold ini, dibalik keindahannya, ia menyimpan duka yang mendalam dan Aku gamau kehidupan kakak dapet sisi negative kayak dari bunga ini"
" pasti engga lah"
Yeosang meresapi semua perkataan pemuda bermata kucing tersebut, entah mengapa ia merasakan aura kesedihan terpancar dari pemuda itu
"Jadi itu alasan lu suka bunga yang baunya gak enak ini", ledeknya guna mencairkan suasana karna jika tidak maka suasana akan menjadi canggung kembali
"apa-apaan! bau mu itu yang gak enak, bau orang sakit weeeekkkk", cibir Jongho
"oh ya btw yang lain kaga balik-balik ini, dikejar satpol pp apa gimana"
"gak tau... pusing mau bobo aja hoaaamm", Jongho menutup mulutnya dengan kedua tangannya
"ngantuk? Tidur jam berapa emang?", ia menggeser posisinya merapat ke samping kiri kasurnya
"emmm entah mungking subuh sekitar jam 3?...", pikirnya mengingat-ngingat kembali
"pasti ulah Santoso, dia tidur jam segitu"
"Heiii kalo gitu ayo tidur dulu nanti sakit, masa nanti jadinya masuk rumah sakit bedua-duaan kan ga lucu, sini tiduran aja samping gw", ia menepuk-nepuk sebelah sisinya yang kosong
Jongho membulatkan matanya
"haa? Engga deh mending tidur di sofa aja, aman", belum sempat ia beranjak ke arah sofa, tangannya sudah di Tarik lebih dulu oleh pemuda yang lebih tua
"gw ga nerima penolakan, lagian kasurnya juga masih muat begini noh liat masih satu meter lagi", tatapnya dengan tatapan paksa
"aku tooolaak, gak mau deket-deket sama orang sakit"
"hahh terpaksa gw harus pake cara itu"
Yeosang perlahan mengubah raut kaku dan terkesan memaksanya perlahan menjadi memelas bak anak kecil yang meminta dibelikan jajanan permen di depan sekolah. Jongho yang melihat pemandangan tersebut entah harus merasa kasihan atau mengernyit
"kalo dia dibiarin aja kayak gini nanti malah aku-nya yang di gentayangin"
"yaudah deh", final Jongho
"Yessssss sini-sini sebelah gw, nih bantalnya"
"nanti kalo yang lain udah balik gimana?"
"gak usah dipikirin paling tiga jam kemudian baru balik"
Jongho naik ke Kasur tersebut, untungnya Kasur di ruangan tersebut tidak kecil-kecil amat, memang sangat cukup untuk di tampung oleh dua orang, ia memposisikan dirinya senyaman mungkin
Jongho memperhatikan yeosang dan sesekali tersenyum sendiri, Yeosang yang melihat ekspresi nya menanyakan keadaan dirinya dengan memberi raut muka bertanya
"kamu lucu kalo ada perbannya di kepala, jadi kayak pake Turban versi perban", giggle Jongho menampilkan gummy smilenya
Yeosang sempat terpesona oleh senyum tersebut lagi pula siapa yang tidak bisa menahan kegemasan seorang Choi Jongho, Yeosang hanya mengacuhkan kalimat tersebut dan memejamkan matanya, ia tak kuasa menahan gemas karna kekehan yang menampilkan gummy smile pemuda ber-iris cerah tersebut
"Kalo Aku kasih hiasan di kepala kakak boleh ga? Nanti kan jadi bagus, Kebetulan tadi kebawa glitter dari rumah kak San tapi ada di mobil sih hehe", ucapnya sambil menoel-noel perban tersebut
"that's a no no, dah tidur sono katanya ngantuk"
"Iya...hoaamm selamat tidur", ucap Jongho dan tidak lama kemudian dirinya sudah masuk ke alam mimpi, karna posisi Jongho yang menghadap ke arahnya, Yeosang memperhatikan raut tidurnya yang sangat pulas, tenang dan damai
"selamat tidur..", Yeosang pun menyusul ke alam mimpinya, jemari tangan kanannya dengan jemari tangan kanan milik Jongho pun saling bertaut menyusul ke alam mimpi yang semoga saja indah
-------------to be continued

KAMU SEDANG MEMBACA
His Cat Boy || Yeojong (sorry)
Teen Fiction"Miaww" "Lah kok kucingnya ngikutin??" *** seorang mahasiswa yang terkenal berandalan dan mempunyai segalanya maupun itu harta, kepintaran, dan paras yang tampan,Kang Yeosang, begitu kata penghuni kampus. Tetapi siapa sangka dibalik semua sifat...