Chapter 7 - Gara Gara si Igu

8.2K 541 0
                                    

Faya sudah nggak kesepian karena ibu dan ayahnya sudah pulang siang tadi. Syukurlah Faya nggak perlu repot-repot menginap di rumah Eza.

"Faya ntar balik dari kampus anterin gue ke rumah dulu ya." ajak Avri. Faya mengangguk mengiyakan.

Mereka berdua termasuk anggota JOJOBA kampus. Meskipun Avri dua bulan yang lalu baru putus dari Ed-mantan pacarnya-karena mantannya itu akan ke Kalimantan untuk menjadi dokter.

Sebenarnya Avri nggak masalah kalau harus LDR, tapi Ed lebih memilih putus. Ternyata Ed minta putus bukan hanya karena masalah itu tapi karena Ed sudah dijodohkan oleh orang tuanya dengan cewek lain. Sekarang Avri sudah bisa move on dan menikmati hari harinya bersama Faya, sahabatnya.

Mobil Avri sudah memasuki halaman rumahnya yang luas dan asri. Faya sudah sering kesini bahkan sampai menginap.

"Orang tua lo kemana Vri?" tanya Faya sambil duduk di sofa yang ada di ruang tamu.

"Biasa cari nafkah demi sekarung beras dan sebongkah berlian." kelakar Avri.

"Abang lo kemana?"

"Jam segini mah dia asik ngampus plus pacaran mulu. Ngiri kan gue sama si Rian tuh!" kesal Avri sambil menyebut nama saudara kembarnya. Avrian alias Rian dan Avri memang kembar identik dengan jarak kelahiran hanya lima menit.

"Makanya lo cari dong!" sahut Faya."ini siapa Vri?" tanya Faya sambil memegang sebuah foto seorang cewek cantik dengan rambut panjang sebahu yang sedang dirangkul mesra oleh Rian.

"Oh itu Kania, ceweknya Rian. Mereka baru jadian sekitar sebulanan ini kok." jawab Avri sambil membawa dua buah gelas berisi jus jambu biji.

**

Faya POV

Rumah di seberang sepertinya nggak pernah sepi. Selalu aja ada tamu yang datang. Nggak kayak rumah gue yang ada tamu kalo lebaran doang.

Gue sekarang duduk di balkon atas sambil genjrang genjreng gitar kesayangan gue. Gitar ini banyak historynya karena ini gitar diberikan oleh...sebut nggak ya???

Ya sebut saja dia..Daffa. Si mantan gue yang ngilang begitu saja saat kelulusan SMA.

Sampai sekarang pun, Daffa nggak pernah muncul di hadapan gue. Mungkin saat itu gue hanya cinta monyetnya saja.

"Fayaaaa!!" suara ibu memanggil. Kenapa lagi si ibu teriak-teriak. Gue akhirnya meninggalkan gitar dan menemui ibu di bawah.

"Apa sih bu?" tanya gue.

"Itu iguana kamu lepas. Liat deh pintu kandangnya saja kebuka."

Gue berkali kali nepuk jidat karena tadi sore sepulang dari rumah Avri, gue memberikan makan dan lupa menutup pintu kandangnya lagi. Jadilah gue sekarang, mengitari rerumputan di halaman belakang. Mana gelap.

"Igu, kamu dimana? Igu...balik dong! Udahan ah main petak umpetnya" entahlah iguana kesayangan gue itu bisa mendengar apa nggak.

"Kak Faya nyari apa?" tiba tiba Iqbal datang dan menghampiri gue yang sedang ngubek-ngubek pot bunga di depan pagar.

"Itu Bal, iguana kesayangan gue lepas. Tau tuh si Igu kemana." kata gue putus asa.

"Yang ini bukan kak?" tanya Iqbal sambil menyodorkan si Igu di hadapan gue. Thanks God, akhirnya Igu ketemu. Kok bisa sama Iqbal ya?

"Tadi ada di pot bunga depan rumah Iqbal, kak. Makanya lain kali jangan biarkan anaknya keluyuran sendirian." canda Iqbal.

Selesai menaruh kembali Igu di kandangnya, gue pun mengajak Iqbal ngobrol di teras depan sambil di temani semangkok bakso yang lewat depan rumah. Hitung-hitung terima kasih sama bocah manis ini.

"Untung Iqbal ada temen ngobrol jadi Iqbal nggak perlu bete di rumah." kata Iqbal. Gue pun menoleh dan mengerutkan kening.

"Kenapa emangnya di rumah?" tanya gue kepo.

"Ada ceweknya bang Eza. Males liatnya. Udah sok kecentilan lagi. Padahal mereka baru jadian beberapa minggu ini tapi sok banget gayanya." Iqbal mencebik kesal membuat wajah manisnya ter-ekspose.

Sadar kau Fay, masa kau jadi pedofilia. Buru buru gue menyingkirkan pikiran gila gue itu.

Jadi penasaran, siapa sih ceweknya Eza. Apa cewek yang sama waktu gue lihat di mall.

"Kak, Iqbal balik dulu ya. Makasih traktiran baksonya. Jangan sungkan sungkan kalo mau traktir Iqbal lagi. Hahaha." katanya sambil berlalu.Rasanya pengen gue kantongin tuh bocah.

**

Vomment please...

__Paprika Merah__

Neighbour is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang