Chapter 17 - Faya and Graig David

8.3K 521 0
                                    

"Fay, lo laper apa rakus?" tanya Avri dengan matanya yang hampir copot melihat porsi makan siang Faya. Di atas meja kantin, ada semangkok bakso, sepiring siomay dan dua gelas es teh manis. Dan kali ini cewek itu sedang menghabiskan dua bungkus roti sandwich selai blueberry.

"Gue lagi doyan" jawab Faya asal sambil sibuk mengunyah. "Kata Rian, tadi pagi dia ke rumah lo ya?" Faya mengangguk. "Nggak sampe rumah gue, cuma ketemu di depan gapura komplek"

"Fay kita tuh kapan ya punya pacar? Kita bener bener sahabat sejati kali ya. Sahabat dalam jomblo menahun" Faya nggak menggubris curhatan Avri, dia masih sibuk makan. "Lo pengen nggak sih punya pacar?"

"Pengen lah. Tapi mana ada yang mau sama gue? Urakan, bar bar, selebor, ceroboh dan kawan kawannya deh" Faya meletakkan rotinya yang tinggal sedikit itu dan mulai fokus dengan Avri. "Cewek itu harusnya yang punya sifat kayak princess Disney Vri. Nggak kayak kita"

"Lah lo aja ngapain ngajak ngajak gue. Gue mah masih ada jiwa ceweknya. Nah lo?"

Faya menoyor kepala Avri sambil mengerucutkan bibirnya.

Mobil Rian terparkir di depan kampus Faya. Avri yang melihat Rian datang, langsung menarik Faya untuk menemui Rian.

"Ngapain lo disini? Mau jemput gue ya?" kata Avri dengan kedip kedip manjanya. Cowok yang juga punya lesung pipi itu cuma menanggapinya dengan tersenyum. "Gue mau ketemu Faya kok"

"Ketemu gue? Kan udah tadi pagi"

"Minum obat aja sampe tiga kali sehari masa ketemu lo cuma sekali doang" rayuan Rian nggak mempan buat cewek kayak Faya. Cewek itu cuma menampilkan ekspresi datarnya.

"Ikut gue yuk. Gue diajak manggung di acara ulang tahun SMA gue dulu"

"Terus?"

"Ya..gue pengen duet sama lo Fay. Tenang aja masalah dana, udah gue siapin"

"Bukan masalah itu, cuma gue nggak punya persiapan apa apa cuy"

"Tenang aja. Gue yang bakal ngikutin mau lo. So, ikut aja permainan ini"

"Tapi-"

◆◆

SMA Budi Pekerti di siang yang lumayan terik. Sudah berkumpul ratusan murid dan ada juga yang berasal dari luar sekolah datang untuk memenuhi lapangan. Rian tergabung di sebuah group band bersama teman temannya sejak SMA dulu dan hari ini pihak sekolah memanggil mereka untuk perform acara ulang tahun sekolah.

Sesampainya mereka-dengan Avri-disana, Faya dikenalkan dengan beberapa personil band lainnya.

"Bro, kasih gue satu part yang bareng Faya ya. Oke" kata Rian. Tiga personil lainnya hanya mengangguk.

"Ah lo mah parah Yan. Gue nggak nyiapin apa apa. Mana muka berminyak begini kayak abis goreng bakwan" Faya mengambil tisu yang ada di meja dekatnya kemudian mengelapnya.

"Santai sista, buat apa gue ngajak Avri kalo dia nggak bisa gue andalin" kelakar Rian sambil di ketuk kepalanya pakai mini bag milik Avri.

"Vri, lo bawa bedak atau lipgloss kan? Dandanin dia dikit juga udah ketjeh banget"

"Oke brother"

"Thank you sista. Oh ya gue check sound dulu ya"

Setelah sambutan dari kepala sekolah dan panitia pelaksana, kini acara hiburan dimulai dengan penampilan modern dance dari para abege abege cewek disini. Tepuk tangan dan sorak sorai memenuhi lapangan sekolah yang terletak di pusat kota ini.

"Yups, sekarang kita saksikan yuk penampilan dari Art Band yang nggak lain dan nggak bukan alumnus sekolah kita. Give applause for Art Band" teriak sang MC.

"Vri, gue deg degan tau. Udah lama nggak tampil di depan banyak orang" keluh Faya. Avri sibuk merapikan tampilan Faya. Beruntung dia bawa tas make-upnya yang nggak pernah lupa dia bawa.

"Kalo gue jelek nyanyinya bakalan kena timpuk sepatu atau botol plastik nggak ya?"

"Nggak sayang..paling kena timpuk pake pot tanaman. Hahaha" Faya menyumpal mulut Avri dengan segundukan tisu.

Lagu pertama Art Band sukses. Rian yang sebagai gitaris, mengambil alih micropone dari MC.

"Sebenernya Art Band masih ada dua lagu. Nah lagu yang kedua gue bawain dengan mengajak sahabat gue. Namanya Faya Pratiwi" beberapa penonton celinguk ke arah tangan Rian yang menunjuk Faya di samping panggung. Setelah memeluk Avri sesaat, Faya memberanikan naik ke atas panggung. Untunglah dia hari ini pakaian yang agak 'normal' sedikit. Karena tanpa celana belel seperti biasa.

"Siang guys, gue Faya Pratiwi. Sebenernya bukan anggota Art Band. Semoga kalian nggak pada kabur ya"

Rian memberikan Faya sebuah gitar dan kursi tepat di sebelahnya. Jari jari terampil Faya, mulai memainkan intro lagu.

Always said i would know where to find love

Always though i'd be ready and strong enough

But sometimes i just felt i could give up

But you came and change my whole world now

I'm somewhere i've never been before

Now i see what love means

It's so unbelieveble

And i don't want to let it go

Faya merasakan aura dari lagu ini. Dia begitu menghayati dan nggak perlu lagi merasa gugup. Bahkan beberapa penonton ikut menyanyikan lagu Unbelieveble- Graig David ini.

Nggak tahu kenapa Faya suka lagu ini. Apa karena menggambarkan perasaanya pada Eza.

Entahlah, hanya Faya dan Tuhan yang tahu.

Sepulang dari SMA Budi Pekerti, Faya melepas penatnya dengan langsung mandi. Setelah selesai, Faya menuju balkon kamarnya dan duduk cantik sambil asyik menulis nulis lirik lagu di laptopnya. Sesekali matanya melihat ke arah balkon kamar Eza. Masih seperti kemarin, gelap dan tertutup.

"Gue kangen sama si bocah rese itu" batin Faya.

Dibukanya galeri di handphone. Ada sebuah foto yang diambil secara ilegal saat Eza memajang foto tersebut sebagai display picture BBMnya. Faya membuka aplikasi BBMnya dan melihat status terbaru dari Eza yang berbunyi "Now i see what love means"

Faya mengerutkan keningnya. Dia nggak asing dengan kata kata ini.

"Inikan lirik lagu yang tadi gue nyanyiin. Graig David"

Holaaa....nih aku bawain Chapter 17 buat kamyu kamyu semuaaaa yang ketjeh binggow. Masih anget nih. Fresh from the oven.
Makasih ya atas supportnya soalnya aku bisa terus lanjutin ini.

Betewe yang kesel sama Eza, di part ini nggak ada dia kok. Tenang aja dia lagi bareng sama aku nih. Hahaha *tabur bunga*
Jadi nggak perlu dongkol lagi kan? *kacak pinggang*
Tetep vommentnya ya cantik, ganteng..cucok!!
Kasih tau aku kalo ada typo yang nyempil nakal.

Lophe,
221092

Neighbour is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang